Selasa, 31 Agustus 2010

Kepala BPPM Mokhammad Najikh Yang Menjabat Pj Sekkab dan Pj Bupati Takut Kuwalat, Enggan Bekerja di Ruang Bupati

Hiruk pikuk pemilihan bupati Gresik 2010 membuat Mokhammad Najikh sibuk luar biasa. Dia harus menjalankan fungsi tiga jabatan sekaligus. Selain jabatannya sebagai kepala BPPM (badan perizinan dan penanaman modal), dia menjabat Pj (penanggung jawab ) Sekkab dan Pj bupati.

NAJIKH terlihat duduk bergerombol bersama puluhan pegawai negeri sipil (PNS) di ruang Mandala Bhakti Praja Lantai IV Gedung Pemkab Gresik. Dia terkesan santai meski sebenarnya banyak jabatan yang diembannya saat ini.
Meski saat ini mengemban dua jabatan strategis, Najikh tetap terlihat akrab dengan anak buahnya. Penampilannya tetap low profile dengan gaya bicara yang lemah lembut. "Beliau orangnya supel dan murah senyum," ujar Gunawan, koleganya di Pemkab Gresik.
Najikh menjadi PNS Gresik sekitar Maret 1992. Berbekal sarjana pertanian, dia merintis karir dari bawah.
Kali pertama dia bertugas sebagai staf kebersihan dan pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU), sebelum melebur ke Badan Lingkungan Hidup pada 2009 lalu. Tujuh tahun sarjana pertanian Universitas Brawijaya itu berada di satuan kerja yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keindahan Kota Gresik.
Setelah menjadi staf kebersihan, dia pindah ke staf kepala bidang lingkungan hidup di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dua tahun. Karirnya terus menanjak menjadi kepala subbidang (Kasubid) Pelaporan dan Evaluasi di Bappeda.
Selanjutnya, dia diangkat menjadi kepala bidang (Kabid) Pelaporan dan Evaluasi di Bappeda. "Tiga tahun saya di Kabid Pelaporan Bappeda," jelas bapak dua anak tersebut.
Karena kinerjanya dianggap cukup cemerlang dan tekun, suami Ummu Hanik Rosida itu diangkat asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan. Setelah itu Najikh dipromosikan menjadi kepala dinas perizinan lalu berubah menjadi kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal (BPPM).
Meski kini dia menjadi orang nomor satu di Pemkab Gresik -walau hanya sementara- dia tetap bersahaja. Saat perpisahan dengan Robbach Ma'sum, yang mengakhiri masa jabatan keduanya sebagai bupati kemarin, Najikh tidak terlihat tampil di depan.
Pria asli Mengare, Kecamatan Bungah, itu mengetahui dirinya ditunjuk sebagai Pj bupati pada Sabtu malam (28/8). Saat itu, katanya, ada wartawan yang meneleponnya. "Tapi, saya belum percaya meski desas-desusnya memang terdengar sejak lama," katanya.
Najikh baru yakin bahwa dirinya bakal diangkat sebagai Pj bupati kemarin (30/8). Pagi itu dia berangkat ke kantor dan langsung menuju lantai dua kantor bupati, tempatnya sebagai Pj sekretaris kabupaten (Sekkab) Gresik.
Di meja kerjanya dia melihat surat dari gubernur Jatim yang meminta dirinya hadir di Kantor Gubernur Jatim sekitar pukul 14.00. "Saya diundang Pak Gubernur ke kantornya," katanya.
Jabatan tambahan itu tentu membuatnya kian sibuk. Selama ini dia sudah harus membagi waktu sebagai kepala BPPM dan Pj Sekkab.
Pagi dia ngantor di ruang Sekkab di lantai dua Kantor Pemkab Gresik. Lalu, siang dia mengurusi kedinasan sebagai kepala BPPM Gresik yang kantornya berjarak sekitar 400 meter dari kantor Sekkab.
Kini, ruang kantornya bertambah sebagai Pj bupati. Namun, dia memutuskan tidak menggunakan ruang bupati. Dia akan mengerjakan perannya sebagai Pj bupati di ruang Sekkab. "Saya takut kuwalat kalau mengerjakan pekerjaan Pj bupati di ruang Pak Bupati," katanya. (c2/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 31 Agustus 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=152944

Tidak ada komentar:

Posting Komentar