Rabu, 11 Agustus 2010

Pemilukada Ulang Gresik 2010: “Laporkan 100 Pelanggaran Kubu Humas Mengadu ke Panwas, Tuding Kubu SQ Curang”

GRESIK - Kubu Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) masih belum bisa menerima kekalahan dari lawannya, Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ), dalam coblosan ulang 8 Agustus lalu. Humas menuding SQ melakukan banyak pelanggaran untuk memenangi coblosan ulang itu. Kemarin (10/8) mereka melaporkan berbagai dugaan pelanggaran ke panitia pengawas (panwas).
Mereka mengklaim pelanggaran yang mereka temukan tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan pelanggaran pada coblosan 26 Mei lalu. Soesanto, anggota tim advokasi Humas, mengatakan, dalam laporan kemarin, tim Humas menyerahkan lebih dari 100 jenis dugaan pelanggaran kepada panwas. "Temuan itu meliputi beberapa jenis pelanggaran," ujarnya.
Di antara pelanggaran-pelanggaran itu, yang paling banyak adalah dugaan money politics. Setidaknya delapan kasus money politics mereka temukan beserta bukti. "Itu merata terjadi di semua kecamatan yang diulang," katanya.
Tim Humas juga melaporkan dugaan black campaigne (kampanye hitam) yang diarahkan kepada pasangannya. Buktinya, selebaran berisi artikel tentang kasus pribadi salah seorang kandidat.
Sekretaris Tim Pemenangan Humas Ainur Rofiq mengungkapkan, temuan pelanggaran yang mereka laporkan kemarin lebih banyak daripada pelanggaran yang terjadi dalam coblosan 26 Mei silam. "Kami menilai pelanggaran-pelanggaran itu sudah sangat terstruktur dan sistematis," tegasnya.
Dengan melaporkan berbagai pelanggaran tersebut ke panwas, tim Humas berharap bisa menjadikan itu sebagai dasar untuk menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebelumnya, Jumat lalu (6/8), mereka sudah membawa beberapa laporan ke MK. Namun, laporan tersebut ditolak karena dianggap terlalu prematur. "Saat ini materi gugatannya sedang kami susun. Masalah ini akan kami bawa ke MK," jelasnya.
Ketua Panwas Pilbup Gresik M. Thoha menegaskan, pihaknya bakal menindaklanjuti masalah itu. "Meski demikian, kami tetap menggunakan koridor hukum yang sudah ada," katanya.
Menurut Thoha, cukup banyak unsur yang harus dipenuhi dalam laporan tersebut. "Karena itu, kami sangat hati-hati dalam menindaklanjuti semua laporan. Semua tergantung pembuktian," tuturnya.
Bagaimana reaksi kubu SQ? Mereka mencoba tidak terpengaruh dan menilai dugaan pelanggaran yang dibuat tim Humas terkesan dipaksakan. "Biarkan mereka bermanuver. Toh, mereka kan sudah kadung malu karena terbukti curang selama pilkada," kata Choirul Anam, anggota tim pemenangan SQ, kemarin.
Selain itu, menurut Anam, laporan tim Humas minim bukti dan saksi. Dia menuding ada rekayasa di balik laporan tersebut. "Silakan dibuktikan," tantangnya.
Demikian juga halnya dengan dugaan penyebaran black campaigne yang dialamatkan kepada SQ. Anam menganggap laporan itu bias. "Apa gak mungkin selebaran itu dibuat tim di luar SQ dengan tujuan menjatuhkan kami," ujarnya.
Anam menegaskan bahwa tim SQ sudah punya kartu truf tentang dugaan pelanggaran Humas. "Kalau mau buka-bukaan, Humas lebih parah. Sebab, pelanggaran mereka sangat terstruktur, sistematis, dan masif," paparnya. (ris/c3/ruk)
Sumber: Jawa Pos_Metropolis [ Rabu, 11 Agustus 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=149701

Tidak ada komentar:

Posting Komentar