Kamis, 26 Agustus 2010

Peneliti Belgia Amati Industrialisasi dan Dampaknya di Gresik

Kondisi itu menarik peneliti asal Belgia Erik Jeneester mengamati masalah perburuhan di Kota Giri tersebut. Hasilnya, masih banyak persoalan pada bidang industri dan perburuhan di Gresik. (ARIS IMAM)

Jarum jam menunjukkan pukul 23.00. Suasana di Balai Desa Sukomulyo, Kecamatan Kebomas, terlihat ramai. Beberapa orang begitu asyik mendengarkan cerita seorang bule yang tengah berkunjung ke sana.
Dia adalah Erik Jeneester, seorang peneliti dari General nion Workers of Belgium (GUWB), organisasi perburuhan asal Belgia. Organisasi itu memiliki hubungan dengan Uni Eropa. Di hadapan warga yang tinggal di sekitar pabrik, Erik memaparkan hasil pengamatannya.
Dia mendatangi beberapa kawasan industri di Gresik. Dia juga diundang Kepala Desa Sukomulyo Fatkhur Rohman untuk melihat langsung kondisi di Sukomulyo yang merupakan kawasan pabrik.
Banyak hal yang dia peroleh setelah mengamati kondisi pabrik-pabrik dan dunia ketenagakerjaan di wilayah Kota Giri. '''Persoalan terkait industrialisasi di kota ini tidak jauh berbeda dengan yang ada di Eropa,'' kata Erik.
Dia melihat masih banyak persoalan pelik di balik dunia industri di Gresik. Salah satu yang paling memprihatinkan adalah kondisi lingkungan di kawasan pabrik yang, menurut dia, rusak.
Dia mencontohkan, kondisi Kali Lamong di Desa Sukomulyo. Dia sempat mampir ke Kali Lamong dan benar-benar prihatin dengan kondisi sungai tersebut. ''Itu sangat buruk. Bagaimana mungkin kerusakannya seperti itu?'' katanya.
Menurut Erik, buruknya kondisi Kali Lamong tidak terlepas dari minimnya kepedulian perusahaan sekitar terhadap lingkungannya. ''Saya juga menemukan banyak kerusakan alam di sekitar industri lain yang ada di sini,'' ujatnya.
Selain itu, dia melakukan penelitian terhadap kondisi pekerja-pekerja di wilayah Gresik. ''Untuk masalah kesejahteraan, kondisinya sama dengan di Eropa. Masih banyak kesenjangan,'' tuturnya.
Pria berusia 46 tahun itu sudah hampir tiga minggu berada di Indonesia. Dalam penelitiannya, Erik mendatangi beberapa kota di Indonesia. Di antaranya, Bandung, Bogor, Tangerang, Surabaya, dan Malang.
Secara umum, dia menilai, kondisi perindustrian di Gresik tidak jauh berbeda dengan daerah lain. Masih banyak persoalan. Hanya, ada beberapa hal yang membuat dia cukup kerasan di Gresik. ''Saya suka dengan budaya ngopi di sini. Selain itu, keramahan warga Gresik benar-benar membuat saya senang,'' katanya.
Menurut Erik, hasil penelitian itu nanti dibawa lembaganya ke Uni Eropa. ''Dari situlah, Uni Eropa akan membuat langkah strategis untuk menindaklanjuti semua temuan,'' ungkapnya. (*c4/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [Kamis, 26 Agustus 2010]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=152304

Tidak ada komentar:

Posting Komentar