Selasa, 24 Agustus 2010

Massa Humas (Husnul Khuluq_Musyaffa’ Noer) Unjuk Rasa Desak DPRD Tolak Hasil Coblos Ulang

GRESIK - Para pendukung pasangan cabup-cawabup Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) belum bisa menerima kekalahan jago mereka dalam coblos ulang 8 Agustus lalu. Mereka mengekspresikan kekecewaan itu dengan berunjuk rasa di Kantor KPU dan DPRD Gresik kemarin (23/8).
Dalam aksi tersebut, massa yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Peduli Pilkada Adil (G3NNTA) itu menuntut agar hasil coblos ulang pilbup Gresik dibatalkan. Alasannya tidak jauh berbeda dari yang sudah diungkapkan kubu Humas selama ini.
Mereka menilai pelaksanaan coblos ulang pilbup diwarnai banyak kecurangan. Tudingan itu mereka alamatkan kepada pasangan pemenang, Sambari Halim-M. Qosim (SQ).
Massa mulai bergerak sekitar pukul 10.00. Sasaran pertama mereka adalah Kantor KPU Gresik. Di kantor itu, mereka menggelar beragam orasi yang berisi penolakan mereka. "Kami minta hasil coblos ulang pilbup dibatalkan. Banyak sekali pelanggaran yang terjadi, yang lebih parah jika dibandingkan dengan sebelumnya," kata Laini Rahmat, korlap aksi unjuk rasa itu.
Niat mereka untuk masuk ke dalam halaman KPU terhalang penjagaan ketat aparat keamanan. Mereka hanya bisa mengirim wakilnya untuk bertemu dengan pengurus KPU.
Hasil pertemuan tidak menjadikan mereka puas. KPU hanya minta mereka menunggu putusan akhir Mahkamah Konstitusi (MK). "Kami juga hanya bisa menunggu. Tunggu tanggal 25 Agustus," kata Ketua KPU Gresik Alimin.
Merasa tidak mendapatkan jawaban memuaskan dari KPU, massa bergerak menuju gedung DPRD Gresik. Di halaman gedung wakil rakyat itu mereka kembali menggelar orasi politik seputar klaim pelanggaran selama proses pilkada berlangsung. Ujungnya, mereka mendesak dewan membuat surat penolakan terhadap hasil coblos ulang pilbup untuk dibawa ke MK.
Sebagaimana di KPU, massa juga gagal masuk ke dalam gedung dewan karena terhadang petugas keamanan. Beberapa wakil pengunjuk rasa diberi kesempatan untuk bertemu dengan pimpinan dewan.
Desakan mereka mendapatkan sambutan Ketua DPRD Zulfan Hasyim. "Karena ini tuntutan masyarakat, kami menuruti. Kami segera buatkan surat seperti yang diinginkan," kata Zulfan yang berasal dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), yang mencalonkan pasangan Humas.
Saat terjadi aksi unjuk rasa, hanya tiga di antara empat pimpinan dewan yang menemui massa. Selain Zulfan adalah Susianto dan Hadi Kusono. Wakil Ketua Nurhamim tidak tampak hadir. Nurhamin adalah wakil rakyat dari Partai Golkar, yang mencalonkan pasangan SQ.
Menghadapi aksi tersebut, kubu SQ memilih menahan diri. Mereka menilai wajar jika kubu Humas menggelar aksi itu.
Tim Pemenangan SQ Choirul Anam menilai wajar jika pendukung Humas berunjuk rasa setelah mengetahui calonnya kalah. Yang disayangkan, tidak perlu menuding pihak lain curang. "Tidak usah menuduh kalau mereka sendiri lebih curang," kilahnya. (ris/c3/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 24 Agustus 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=151992

2 komentar:

  1. sing curang sopo saiki pancene kubu humas akeh hutange krungune se pak khusnul kuluk gadekno surat tanah partisipane makane engkok nek kalah pasti kedandapan bayar hutange he he he wong nek kakean mangan duek ngono akhire bubrah kabeh KAPOOOOK SOKOOR PANGANEN IKU UTANG MANGKANE OJO CURANG RASAKNO KONN KYAI JANCHOOOK

    BalasHapus
  2. Sepertinya tidak menyangka kalau hasil pemilukada Ulang suara berbalik 180 derajat

    BalasHapus