Minggu, 12 September 2010

Tradisi Tahunan Akhir Ramadan di Gresik, Lelang Bandeng Bandeng Raksasa Bernilai Jutaan Rupiah

Gresik dikenal sebagai produsen ikan bandeng. Potensi tersebut ditampilkan dalam tradisi tahunan menjelang akhir bulan Ramadan yaitu Lelang Bandeng. Yang dilelang adalah bandeng berukuran besar dengan nilai jutaan rupiah.

MALAM-MALAM terakhir ramadan beberapa ruas jalan di sekitar Pasar Baru Gresik berubah menjadi pasar tradisional. Yang menjadi primadona adalah bandeng. Puncak pasar tradisional itu adalah pelaksanaan Lelang Bandeng.
Awalnya, pasar tradisional tersebut hanya menjajakan bandeng. Mulai dari yang berukuran kecil sampai raksasa tersedia. Untuk mendapatkan bandeng kecil dan berukuran standar, peminat bisa menawar layaknya membeli bandeng di pasar sehari-hari.
Namun tidak demikian halnya dengan bandeng yang berukuran raksasa. Ada proses lelang. Setiap peminat harus bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan bandeng tersebut. Pemenangnya tentu saja peminat yang mengajukan penawaran tertinggi.
Konon, lelang badeng tersebut bermula dari para santri Sunan Giri yang bersiap pulang kampung menjelang lebaran. Mereka biasanya membawa oleh-oleh khas Gresik yaitu bandeng.
Versi lain menyebutkan bahwa bandeng adalah lambang prestise bagi warga Gresik di masa lampau. Adalah kebanggaan jika bisa menyantap bandeng terutama saat lebaran. Karena itulah pasar bandeng selalu digelar di akhir Ramadan.
Saat ini, pasar dan lelang bandeng sudah menjadi 'pesta rakyat' warga Gresik untuk menyambut Idul Fitri. Keramaian yang timbul tidak hanya di sekitar Pasar Baru Gresik, namun meluber sampai ke Jalan Samanhudi dan Jalan Gubernur Suryo. Beberapa tahun terakhir bahkan meluas sampai ke Jalan KH Kholil, Jalan Akim Kayat, dan sekitarnya.
Puncak tradisi tahunan itu adalah lelang bandeng. Ada dua jenis bandeng yang dilelang. Yaitu bandeng maskot dan bandeng kawak.
Bandeng maskot adalah bandeng yang menjadi favorit dalam lelang. Bandeng maskot adalah bandeng asli Gresik dan dipelihara nelayan asli Gresik. "Disebut maskot karena kami ingin menghargai jerih payah para petambak asli Gresik," kata Samsul Arifin, panitia pasar dan lelang bandeng 2010.
Sedangkan, bandeng kawak adalah bandeng yang diambil dari para pedagang ikan. Hanya saja, bandeng ini tidak diketahui keasliannya. Apakah asli Gresik atau berasal dari luar Gresik.
Selain itu, ada juga bandeng hiburan. Yakni bandeng dari pedagang. Tapi, tidak dijual. "Hanya untuk dibagikan sebagia hadiah bagi pengunjung," katanya.
Hanya saja, ada beberapa perbedaan antara lelang bandeng saat ini dengan lelang bandeng zaman dulu. Salah satu yang paling mencolok adalah suasana lelang saat ini. "Kalau sekarang kan sudah mirip bazar," kata Samsul Arifin.
Dulu, lelang bandeng murni dilakukan antar para nelayan dan pembeli. Semuanya bernuansa lokal. Mulai dari bandengnya, penjualnya, maupun peserta lelangnya.
Berbeda dengan saat ini. Saat ini, prosesi lelang bandeng banyak didominasi peserta luar Gresik. Termasuk, sebagian bandeng yang jadi obyek jualan dan lelang juga banyak yang dari luar. Kondisi ini tidak lepas dari makin berkurangnya jumlah bandeng di Gresik. (ris/yad)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 12 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154596

Tidak ada komentar:

Posting Komentar