Kamis, 23 September 2010

Pembunuh Takmir Tidak Gila Diperiksa 2 Jam, Jawab Pertanyaan dengan Lugas

GRESIK - Tersangka pembunuh takmir masjid Desa Sambunganyar, Kecamatan Dukun, Jainal Abidin tidak mengalami gangguan kejiwaan alias waras. Setidaknya, itulah hasil pemeriksaan kejiwaan yang dilakukan Polda Jatim terhadap lelaki sadis berusia 25 tahun tersebut.
''Tidak ada tanda gangguan kejiwaan. Pelaku tidak gendeng (gila, Red),'' papar tim dokter spesialis jiwa yang memeriksanya di polda.
Sebagaimana diberitakan, pada hari kedua Lebaran, Sabtu (11/9), masyarakat Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, digegerkan peristiwa pembunuhan terhadap Bahrul Ulum, yang biasa menjadi imam di Masjid As Syafi'i desa itu. Ulum dihabisi Jainal ketika berzikir di dalam masjid setelah salat Isya.
Setelah menggorok leher korban dengan sabit, Jainal melarikan diri. Sebelumnya, dia sempat melambaikan tangan kepada sejumlah jamaah di masjid tersebut. Dua jam setelah kejadian itu, polisi berhasil membekuk dia di rumahnya.
Berdasar pemeriksaan awal, ada dugaan pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Untuk memastikannya, polisi memeriksa kondisi kejiwaan pelaku dengan bantuan psikiater. Hasilnya, dia tidak gila.
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah tim dokter memeriksanya selama dua jam. Menurut sumber di kepolisian, semua pertanyaan yang diajukan dokter spesialis jiwa dijawab dengan lugas. ''Tidak ada tanda-tanda kelainan kejiwaan,'' jelas sumber tersebut.
Berdasar hasil pemeriksaan tersebut, tersangka dipindah ke tahanan umum. Sebelumnya, dia ditahan di sel PPA (perlindungan perempuan dan anak) sendirian.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fauzan Sukmawansyah yang mewakili Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo membenarkan hasil pemeriksaan tersebut. Sejak semula, dia sendiri tidak yakin bahwa tersangka mengalami gangguan kejiwaan.
Keyakinan penyidik itu, menurut dia, didasarkan pada hasil pemeriksaan awal. "Ketika diperiksa penyidik, semua pertanyaan dijawab dengan lancar. Bahkan, tersangka sempat memeriksa hasil penyidikan," ujar Fauzan.
Meski yakin bahwa pelaku tidak mengalami gangguan kejiwaan, di lapangan penyidik mendapatkan informasi dari sejumlah masyarakat bahwa tersangka pernah mengalami gangguan kejiwaan. Karena itu, penyidik memerlukan pemeriksaan medis dari psikiater Polda Jatim.
Penasihat hukum tersangka Irfan Choire membenarkan bahwa kliennya dikatakan tidak mengalami gangguan kesehatan. "Hasil pemeriksaan psikiater, klien saya memang sehat," ujarnya.
Lantas, mengapa tersangka tega menghabisi nyawa Bahrul Ulum, tetangganya sendiri, ketika berzikir di dalam masjid? Irfan mengungkapkan, perbuatan yang dilakukan kliennya itu merupakan letusan dari akumulasi perasaan dendam terhadap korban. "Karena selama ini klien saya sering diolok-olok di depan teman-temannya," ujar Irfan.
Namun Irfan tidak menjelaskan olok-olok seperti apa yang dilakukan korban terhadap kliennya itu. Selain itu, belum ada kesaksian dari warga lain terkait olok-olok dan dendam tersangka pada korban. (yad/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Rabu, 22 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156184

Tidak ada komentar:

Posting Komentar