Minggu, 12 September 2010

Kisah Sekitar Lelang Bandeng Gresik 2010 : “Pelihara Selama Tujuh Tahun”

ADA beberapa jenis bandeng yang ditawarkan dalam lelang bandeng di Gresik. Ada yang disebut bandeng maskot, bandeng kawak, dan bandeng hiburan.
Bandeng maskot adalah bandeng raksasa hasil budidaya petambak asli Gresik. Bandeng tersebut mulai dipelihara di tambak Gresik oleh petambak asli Gresik mulai kecil. ''Bandeng maskot ber-KTP Gresik, karena lahir dan besar di Gresik,'' kelakar Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan, Perikanan, dan Kelautan Gresik Syamsul Arifin.
Di Gresik, ada ratusan petambak ikan. Luas tambak mereka mencapai sepertiga dari luas kabupaten Gresik, atau sekitar 15.400 hektare.
Namun tidak semua petambak berani membudidayakan bandeng berukuran di atas lima kilogram. Sebab, untuk memelihara bandeng tersebut, selain membutuhkan perawatan intensif juga memerlukan waktu setidaknya lima tahun.
Di antara ratusan petambak itu, ada dua petambak yang rutin menyumbang bandeng maskot dalam tradisi tahunan. Salah seorang di antaranya adalah Sirajul Munir.
Petambak asal Pulau Mengare, tepatnya di Desa Tanjungwedoro, Kecamatan Bungah itu, sudah tiga tahun berturut menyumbangkan bandeng maskot ke panitia Pasar dan Lelang Bandeng.
Pada 2009 lalu, Sirajul membawa bandeng seberat 7,05 kilogram. Ketika itu bandeng tersebut laku dilelang Rp 10 juta. Berarti harganya bandengnya berkisar Rp 1,3 juta per kilogram. Memang cukup mahal bila dibandingkan dengan harga bandeng di pasar bandeng yang dijual secara tradisional kepada calon pembelinya.
Untuk mendapatkan bandeng raksasa seberat itu, dia harus memeliharanya selama tujuh tahun. Butuh ketelatenan, keuletan, serta kerja keras agar bandeng tersebut bisa bertahan hidup sampai seusia itu. Karena itu, harga Rp 10 juta yang diperolehnya bisa jadi tidak seberapa dibanding dengan kerja kerasnya selama tujuh tahun tersebut.
Jenis bandeng lain yang dilelang adalah Bandeng Kawak. Menurut Syamsul tidak ada kreteria khusus untuk menentukan bandeng masuk kategori kawak (tua). "Para petambak maupun pedagang menyebut seekor bandeng sudah kawak kalau usianya sudah di atas enam tahun," katanya.
Bedanya dengan bandeng maskot, bandeng kawak bisa saja diperoleh dari luar Gresik. Bahkan siapa pemilik atau petambak yang memelihara bandeng tersebu tidak diketahui. ''Biasanya, panitia membeli dari pedagang,'' tutur Syamsu.
Bandeng kawak terbesar yang pernah dijual dalam lelang adalah seberar sebelas kilogram. ''Sepertinya bandeng itu berasal dari luar Gresik,'' katanya.
Karena itulah untuk mengapresiasi petambak asli Gresik, dimunculkan kategori bandeng maskot, yang sebenarnya adalah bandeng maskot juga. Hanya saja, yang menjadi ukuran utama adalah keasliannya. Meski kalah besar dan berat dari bandeng kawak lain, bandeng maskot juga ikut dilelang.
(yad/ris/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 12 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154595

1 komentar:

  1. Pelihara tujuh tahun? begitu lama ternyata.
    -------
    Androidgresik.tk / Androidgresik.blogspot.com

    BalasHapus