Sabtu, 04 September 2010

Bendung Gerak Sembayat Molor Pemkab Gresik Tak Mampu Sediakan Rp 50 Miliar untuk Bebaskan Lahan

GRESIK - Pembangunan Bendung Gerak Sembayat (New Sembayat Barrage) di Desa Sukowati, Kecamatan Bungah, dipastikan molor lagi. Sebab, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik tidak mempunyai cukup anggaran untuk membebaskan lahan seluas 90 hektare dan mengalihkan 700 makam. Untuk dua keperluan itu, pemkab setidaknya harus menyiapkan dana sebesar Rp 50 miliar.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gresik M. Najib menyatakan, proyek pembangunan Bendung Gerak Sembayat itu dibiayai oleh pemerintah pusat. Anggaran yang disediakan sekitar Rp 1,3 triliun. Namun, dana dari pusat tersebut digunakan untuk keperluan konstruksinya. ''Daerah dibebani pembebasan lahan yang diperlukan,'' tutur Najib.
Pembangunan Bendung Gerak Sembayat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo membutuhkan lahan seluas 90 hektare. Rinciannya, 10 hektare di Lamongan dan 80 hektare di Gresik.
Saat ini status kepemilikan puluhan hektare lahan tersebut adalah hak milik warga. "Untuk bisa menggunakannya, pemerintah harus melakukan upaya pembebasan dengan memberikan ganti rugi," ujar Najib.
Dia memprediksi, nilai jual objek pajak (NJOP) lahan di wilayah tersebut Rp 40 ribu-50 ribu per meter persegi. ''Dengan perhitungan tersebut, setidaknya dibutuhkan dana untuk ganti rugi sebesar Rp 40 miliar. Anggaran kita akan habis untuk pembebasan lahan itu saja," kata Najib.
Itu belum termasuk kemungkinan ada pemohonan lebih. Selain itu, Pemkab Gresik akan memindahkan 700 makam karena terkena proyek tersebut.
Pembebanan sepenuhnya biaya pembebasan lahan kepada Pemkab Gresik tentu sangat berat. Seharusnya, sharing 50 : 25 : 25. Artinya, 50 persen pusat, sedangkan pemprov dan pemkab masing-masing 25 persen. "Pemprov memang sudah sepakat untuk membantu Rp 10 miliar. Dana bantuan tersebut bakal dianggarkan pada APBD 2011," terang mantan Asisten III Bidang Pembangunan itu.
Pembangunan Bendung Gerak Sembayat bisa disebut sebagai proyek prestisius. Megaproyek tersebut diperkirakan tidak hanya mampu menanggulangi banjir luapan air Bengawan Solo, tapi juga sebagai pemicu pertumbuhan industri di Gresik utara.
Bendungan tersebut juga akan berfungsi sebagai instalasi pengelolaan air bersih dengan kapasitas 1.109 meter kubik per detik. Juga, bisa mengairi sawah seluas 883 hektare dan 3.990 hektare tambak. (yad/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Sabtu, 04 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=153677

1 komentar:

  1. warga mw sja aslkan pmrintah mampu memberi ganti rugi yg sepadan...

    BalasHapus