Jumat, 22 Oktober 2010

Bangunan Mangkrak di Jalan Protokol Gresik

Pemandangan Tak Sedap Aset Pemkab
Harus diperbaiki dulu, agar terlihat layak pakai dan nyaman dipandang
Plt Sekkab Mokh Najikh
Sejak lebih dua tahun lalu, lima gedung milik Pemkab Gresik yang sebelumnya berfungsi sebagai kantor dinas, mangkrak tak berpenghuni. Ini setelah sejumlah dinas terkait digabung dan pindah ke kompleks kantor bupati di kawasan Bunder.
Empat diantaranya terletak di jalur protokol JL Dr Wahidin Sudirohusodo yaitu bekas kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan di kawasan Kebomas, Dinas Koperasi dan UKM di kawasan Randuagung, Satpol PP dan bekas kantor Transmigrasi di dekat kantor bupati. Sedangkan bekas kantor Dinas Pendapatan Daerah, terletak di Jl Basuki Rahmat persis sebelah kiri Mapolres Gresik.
Bedol desa ke lima kantor itu, sebagian besar dikarenakan terbitnya PP 41 tahun 2007, tentang organisasi yang mengatur penggabungan sejumlah dinas. Di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM menjadi satu.
Bupati Gresik waktu itu, KH Robbach Ma’sum, membuat kebijakan menyatukan sejumlah dinas di tempat yang satu kompleks dengan kantor bupati di kawasan Bunder.
Ada dua gedung tiga lantai, yang dijadikan kantor bersama sejumlah dinas dan badan. Gedung sebelah barat, ditempati Dinas Pendapatan, Badan Perizinan dan Penanaman Modal masing-masing di lantai 1 dan 2. Sedangkan lantai tiga khusus ditempati Dinas Perdagangan, Perizinan, Koperasi dan UKM. Sedangkan gedung sebelahnya, ditempati Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian.
Kantor Satpol PP juga ikut pindah, tetapi menempati gedung baru dua lantai, di belakang kantor Subdin Pertamanan dan Unit PMK di Jl Wahidin Sudirohusodo dekat gedung Pramuka. Sedangkan kantor transmigrasi, menyatu dengan kantor baru Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di Jl Raya Permata Perumahan Graha Bunder Asri.
Sementara itu, Plt Sekkab Mokh Najikh, mengakui gedung itu akan kembali difungsikan sebagaimana mestinya. Hanya saja, saat ini pemkab akan menganggarkan untuk renovasi dan perbaikan. “Harus diperbaiki dulu, agar terlihat layak pakai dan nyaman dipandang,” ujar Najikh, ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/10).
Memprihatinkan
Hingga kemarin, kondisi ke lima gedung itu relatif memprihatinkan. Di bekas kantor transmigrasi, selain hampir seluruh jendela kacanya sudah pecah, pintunya tampak sedikit terbuka. Gemboknya sudah terlihat usang. Yang mengenaskan, gedung yang terletak di antara gereja dan balai uji kir tersebut, tampak kumuh karena alang-alang di halaman depan tingginya sudah mencapai 1 meter.
Di bekas kantor Satpol PP, yang letaknya hanya 10 meter sebelah kiri bekas bekas gedung Transmigrasi, kondisinya juga nyaris serupa. Sejumlah alang-alang tampak tumbuh subur di halaman yang sudah dipaving. Pos monyet yang berada di pintu gerbang sebelah kanan, kondisinya suram.
Tidak ada lampu samasekali, catnya sudah kusam. Di sebelah kiri gedung, yang dulunya dipakai parkir truk Satpol PP dan barang hasil obrakan, tampak ditutup dengan tenda plastik warna mencolok. Bahkan yang lebih mengenaskan, papan nama Satpol PP yang dulu terpampang megah persis di tengah-tengah bangunan, juga sudah melompong. Yang tertinggal hanya dua tiang besi pengikatnya. “Sejak pindah, kantor sini memang gelap. Karena tidak ada yang jaga, sehingga terkesan kumuh,” ujar pengunjung warung persis di sebelah kantor Satpol PP.
Bekas kantor Satpol PP ini, beberapa waktu lalu sempat diincar oleh Sub Gartap III (Sub Garnisun Tetap) Gresik untuk dijadikan markas. Sebab saat ini, institusi militer itu masih menempati salah satu ruang di Makodim Gresik.
Namun, surat permohonan pinjam pakai gedung Satpol PP, tidak digubris pemkab sehingga gedung itu mangkrak. Diincarnya gedung Satpol PP, karena dinilai sudah layak sebagai markas tentara. Ada pos jaga monyet, ada ruang pemeriksaan dan ada ruang khusus untuk tahanan sementara.
Kondisi bekas kantor Dinas Koperasi di kawasan Randuagung, selain juga kusam dan kotor, halaman depan persis di bawah joglo pintu masuk dipakai tempat barang rongsokan. Sehingga bila dilihat dari jalan raya, gedung yang identitasnya dibuat dari batu pualam itu, justru mirip dengan gudang daripada kantor dinas.
Yang kondisinya masih mendingan, adalah bekas kantor Disperindag dan kantor Dispenda. Di bekas Disperindag, bagian depan masih tampak mulus. Identitas kantor, yang juga terbuat dari keramik masih terlihat jelas.
Warna catnya juga masih menyala. halaman tidak terlalu kotor. Hanya pohon mangga yang terletak di sebelah kiri pintu gerbang, sudah berbuah dan sengaja dibungkus dengan tas kresek oleh warga sekitar.
Bekas kantor Dispenda, yang persis di sebelah Balai Wartawan Gresik, kondisinya juga masih cukup terawat. Hanya saja, tenda plastik di sisi kiri gedung sudah bolong. nsan
• Sumber : Surya Online Kamis, 21 Oktober 2010 | 07:22 WIB
• http://www.surya.co.id/2010/10/21/bangunan-mangkrak-di-jalan-protokol-gresik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar