Kamis, 27 Oktober 2011

Gresik Kota Lama, Semula 500 Kini Bangunan Tua Tinggal 125

GRESIK | SURYA Online - Jumlah bangunan tua yang memiliki kekhasan dan nilai sejarah di Gresik terus menurun. Dari jumlah semula yang mencapai 500, kini bangunan tua bersejarah itu tinggal sekitar 125 yang masih utuh berdiri. Sedangkan bangunan tua lain sudah banyak yang hilang, dirobohkan atau beralih fungsi. Menurunnya jumlah bangunan tua itu terungkap dalam rapat dengar pendapat anggota DPRD Gresik dengan para pemerhati sejarah dan budaya Gresik (Kelompok Mataseger dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat Gresik), Selasa (25/10/2011). Jumlah 125 bangunan tua yang tercatat masih berdiri hanyalah bangunan tua yang berada di kawasan Gresik kota lama. Diperkirakan masih ada bangunan tua lain yang juga memiliki nilai penting di kawasan Gresik belahan lain. Meski demikian, ancaman punahnya bangunan tua itu tetap muncul setiap saat.jika Perda Cagar Budaya tidak segera dilahirkan. Pemerhati budaya dan sejarah Gresik, Oemar Oemar Zaenuddin menyatakan sebagai warga asli Gresik dan pemilik salah satu bangunan tua, pada tahun 1990 ia pernah mencatat jumlah bangunan tua di kawasan Gresik Utara sekitar 500 bangunan. “Mungkin karena faktor ekonomi, pemiliknya menjualnya namun yang mengkhawatirkan banyak rumah tua yang diambil kayunya saja,’ ujar Pak Noot, panggilan Zaenuddin. Pak Noot menyambut baik, rencana pembuatan Perda Cagar Budaya meski perda itu belum tentu bisa diandalkan sepenuhnya untuk upaya pelestarian budaya dan sejarah Gresik. “Setidaknya sudah ada perhatian DPRD dan pemerintah, memang yang diperlukan sebenarnya perhatian penguasa pada pemilik bangunan-bangunan itu,’ tambah pak Noot. Ketua Pansus Raperda Cagar Budaya, Jumanto optimistis Raperda Cagar Budaya bisa segera diwujudkan jadi Perda. Ia mengaku senang melihat antusias warga dan akademisi yang mendukung proses pembuatan perda ini. “Prinsipnya kami sama-sama berusaha menyelamatkan budaya dan sejarah di Gresik, saya berterimakasih karena banyak masukan yang kami dapat,” ujar Jumanto kemarin. Di kota Gresik bangunan tua yang layak dicagar budayakan tersebar di lima lokasi berbeda. Pertama kawasan Kampung Arab, dimulai dari makam Malik Ibrahim yang ditandai bangunan-bangunan kuno yang dipengaruhi gaya arsitektur peradaban Timur Tengah. Kawasan kedua, kawasan Pecinan di Jl Setia Budi. Ada juga kawasan arsitektur Kolonial yang berada di Jalan Basuki Rachmat. Berikutnya kawasan Peranakan, yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Kampung Kemasan. Kawasan yang terletak di jalan Nyi Ageng Arem-Arem ini dalam hal arsitektur bangunannya mengadopsi arsitektur gaya Tionghoa, Belanda dan Jawa. Kawasan kelima disebut kawasan pribumi, yang ada di Karang Poh dan sekitarnya. • Surya Online Rabu, 26 Oktober 2011 | 18:58 WIB • http://www.surya.co.id/2011/10/26/semula-500-bangunan-tua-tinggal-125

Tidak ada komentar:

Posting Komentar