Selasa, 21 Juni 2011

Tak Ingin Popularitas, Enggan Diliput TV Lagi : Siami Tolak Jadi Duta Kejujuran

GRESIK | SURYA - Setelah mendapat apresiasi luar biasa dalam skala nasional, Siami (38), ibu siswa Alifa Achmad Maulana, yang membongkar kasus contek massal di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya, ternyata tidak menikmati status barunya yang bak selebriti itu.
Dalam curahan hatinya, Siami justru cemas, peliputan yang berlebihan dari media massa membuatnya semakin dibenci warga Kampung Gadel. Ia mengaku tidak mau menjadi musuh warga, meski sudah pernah diusir dari rumahnya.
“Saya khawatir dengan seringnya muncul di media massa, terutama televisi, membuat warga tidak suka. Saya tidak ingin itu, sebab saya berani mengungkap ini tidak untuk mencari sensasi ataupun penghargaan. Saya ikhlas mengungkap kejujuran ini,” tukas wanita lulusan SMP ini, Jumat (17/6).
Siami mulai merasa tidak nyaman dengan membanjirnya apresiasi dari masyarakat. Bukannya tidak menghargai apresiasi itu, tapi karena semakin besar apresiasi yang dia dapat justru mengakibatkan citra Kampung Gadel semakin terpuruk. Warga Gadel dicap sebagai kelompok pendukung ketidakjujuran. Siami merasa beban yang dia tanggung jadi semakin berat. Apalagi ada sejumlah masyarakat memberinya gelar sebagai Ibu Kejujuran.
Dikatakan ibu dua anak itu, dirinya memang sudah menerima undangan dari pimpinan MPR RI untuk diminta datang ke Jakarta. Tidak hanya itu saja, beberapa televisi swasta nasional juga berebut mendatangkannya. Kabar terbaru, Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono yang saat ini masih melawat di Jepang, juga mengagendakan bertemu Siami.
“Saya mau datang ke MPR, tapi ada syaratnya, yakni tidak ada peliputan dari media massa manapun,” ujar Siami ketika ditemui di rumah kakaknya di Desa Sedapur Klagen, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Demikian juga ketika menanggapi kabar bahwa Presiden akan mengundangnya ke Istana, Siami mengatakan, undangan itu sebaiknya tidak disampaikan dulu sampai situasinya benar-benar normal.
“Saya minta maaf ke media sekarang, karena saya tidak akan mau datang kalau diundang di televisi. Saya khawatir dicap mencari sensasi saja, padahal saya hanya berharap supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” tutur wanita berkerudung itu.
Siami dan anaknya diundang MPR RI, Rabu (15/6). Namun mereka batal bertemu pimpinan MPR dengan alasan kelelahan. Kemudian diagendakan lagi bertemu Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (16/6).
Hanya saja, Siami juga batal hadir ke Gedung MK karena sudah memiliki agenda lain di Surabaya. Sehingga pertemuan dengan MK dilakukan melalui telekonferensi di Kampus Universitas Airlangga, Surabaya.
Sementara itu, terkait wacana penghargaan kepada Siami sebagai Duta Kejujuran, ia mengaku berat menerimanya. Menurut dia, sifat jujur memang harus dimiliki setiap manusia, maka sudah kewajibannya berbuat dan mengajarkan perilaku jujur kepada anak-anaknya.
“Saya mengucapkan terimakasih pada banyak pihak yang mendukung dan menemani saya selama masa sulit. Terima kasih kalau saya diberi penghargaan itu, tapi terus terang saya pasti berat memikulnya. Sekali lagi, saya tidak mencari sensasi atau penghargaan apapun dari kejadian ini,” papar istri Widodo tersebut.
“Sebenarnya tujuan saya hanya satu, yakni memberikan contoh kejujuran buat Alif anak saya dan ingin sistem yang tidak jujur ini diperbaiki. Itu saja,” kata dia.
Dia juga mengaku sama sekali tidak punya maksud untuk menjadikan warga Kampung Gadel dikecam dan diberi label tidak jujur. “Demi Allah saya tidak bermaksud demikian,” katanya.
Ditegaskannya lagi, dia dan keluarganya ingin kembali pada kehidupan sedia kala, menyekolahkan Alif ke jenjang SMP, dan menyelesaikan jahitan-jahitan gorden pelanggannya yang terbengkalai dua minggu belakangan ini.
Sayangnya, harapan Siami untuk kembali hidup rukun berdampingan dengan warga Gadel tampaknya masih harus menunggu waktu. Siami mengaku menerima pesan singkat dari kerabatnya yang masih tinggal di Gadel bahwa sebagian warga masih geregetan, kendati banyak juga yang menghendaki Siami kembali.
Apalagi dengan diumumkan tidak ada Unas susulan, berarti anggapan masyarakat Gadel bahwa Siami hanya membesar-besarkan masalah adalah benar. “Apalagi informasinya, Senin (20/6), akan ada demo lagi di SDN 2 Gadel,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan tidak ada Unas susulan di SDN Gadel 2. Hasil penelitian Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) tidak ditemukan jawaban yang seluruhnya sama. Sebaliknya, sejumlah pihak meyakini, praktik contekan itu sebenarnya ada namun tidak terpola.
Jauh-jauh hari Siami memang mengatakan, Alif anaknya tidak sepenuh hati memberi contekan. Sebagian jawaban yang diberikan Alif dipelesetkan. Alif melakukan itu karena pada dasarnya ia menolak menjadi sumber contekan tetapi akhirnya mau karena dipaksa gurunya. Karena itu, besar kemungkinan siswa yang tahu jawaban Alif dipelesetkan, tidak memakainya. Itulah mengapa hasil penelitian LJUN menunjukkan tidak semua 60 siswa SDN Gadel 2 memiliki jawaban sama.
Teman-teman Alif yang memang merasa menerima hasil contekan, banyak yang meminta maaf melalui ponsel ataupun situs jejaring sosial facebook kepada Alif, namun ada juga yang masih kesal.
Saki Edi Purnomo (40), kakak Siami, menuturkan, memang benar berita yang beredar bahwa tokoh masyarakat Gadel menginginkan Siami kembali, tetapi beberapa warga masih tidak terima dengan mencuatnya kasus contekan massal tersebut. “Praktekknya di lapangan, masih ada warga yang belum bisa menerima,” jelas Saki.
Saki menegaskan, Alif sebenarnya ingin melanjutkan sekolah di SMPN 3 Surabaya. Tetapi untuk balik ke Surabaya, Alif dan ibunya menunggu kondisi aman dan kondusif. “Yang pasti Siami kembali ke Surabaya, tetapi apakah kos, kontrak atau menempati rumahnya kembali, dia (Siami) masih bingung,” imbuhnya.
Sementara suami Siami, Widodo, sudah masuk kerja di kompleks pergudangan Margomulyo, Tandes, sebagai karyawan bagian distributor. Sebelumnya Widodo cuti karena harus menemani Siami ke Jakarta sebagai nara sumber di sejumlah televisi.
Pantauan di rumah Saki, Jumat sore, Siami masih terus kedatangan tamu dari media dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). Sedangkan Alif asyik bermain bola dengan teman-teman di lapangan dekat rumah saudaranya di Dusun Lumpang, Desa Sedapur Klagen, Kecamatan Benjeng, Gresik.
Alif dan keluarganya sudah mendengar kabar bahwa semua siswa SDN Gadel 2 lulus dan Alif meraih nilai tertinggi. Pihak keluarga pun mengaku sangat senang dan bersyukur.
http://www.surya.co.id/2011/06/18/siami-tolak-jadi-duta-kejujuran
Sabtu, 18 Juni 2011 | 07:10 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar