Rabu, 22 Juni 2011

Bu Siami Jadi Rebutan TV, Sudah Dijemput sebelum Subuh

GRESIK | SURYA - Setelah membongkar kasus contekan massal Ujian Nasional (Unas) SD pada pertengahan Mei lalu, nama Ny Siami (32) mencuat, tidak hanya di Jatim tapi juga di tingkat nasional.
Ibu dari Alif Ahmad Maulana atau Aam ini bahkan menjadi selebriti karena media berebutan untuk mewawancarainya terkait kasus kecurangan Unas yang dibongkarnya itu.
Setelah terusir oleh warga di tempat tinggalnya di Jl Gadel Sari Barat, Surabaya, pada 9 Juni lalu, Ny Siami, Aam dan suaminya sebetulnya ingin menenangkan diri di rumah orangtuanya di Benjeng, Gresik. Namun, ketenangan ternyata belum bisa diperolehnya di desa yang jauh dari keramaian itu. Sebab, seiring dengan makin mencuatnya kasus contekan massal itu, Ny Siami justru makin banyak didatangi orang. Terutama dari media (baik cetak, TV maupun online) yang berlomba-lomba menemuinya. Belum lagi dari para tetangga di desanya.
Selama lima hari sejak berada di Desa Sedapur Klagen, Benjeng, banyak reporter stasiun TV (baik lokal maupun nasional) mendatangi Siami untuk wawancara. Antara lain dari JTV, Metro TV, Trans 7, TV One, RCTI dan Indosiar. Belum lagi belasan wartawan dari media cetak dan media online seperti detik.com serta kompas.com.
Saking berusaha menjadi tercepat untuk mendapatkan wawancara eksklusif dengan Ny Siami, kemarin sebuah stasiun TV nasional bahkan menjemput Ny Siami di Benjeng pada dini hari. Kemudian, bersama Aam dan suaminya Widodo (40), Ny Siami diajak naik pesawat ke Jakarta oleh kru TV itu dari bandara Juanda.
“Pukul 02.30 WIB tadi (kemarin, red), adik saya sudah dijemput dengan mobil, dan dibawa ke Jakarta oleh orang dari stasiun TV di Jakarta,” kata Saki Edi Purnomo (40), kakak kandung Siami, kepada Surya kemarin.
Tidak hanya dini hari. Menurut Saki, ada juga stasiun TV yang ingin mendapatkan keterangan dari Ny Siami untuk tayangan langsung pada siaran pukul 23.00 WIB malam. Bahkan, hari Selasa (14/6), mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, sudah silih berganti media datang ke Benjeng untuk bertemu Ny Siami.
Kendati demikian, imbuh Saki, pihak keluarga tak kuasa menolak media. Apalagi, media juga dianggap banyak memberi dukungan moril pada Ny Siami dalam menghadapi kasusnya. Karena lebih banyak mendampingi Ny Siami, Widodo akhirnya mengambil cuti.
“Ya begitulah. Setelah beberapa hari tidak bisa istirahat tenang dan tak enak makan karena masih sangat tertekan sejak diminta pergi dari Gadel oleh warga, sekarang ternyata masih tak bisa istirahat juga,” imbuh Saki.
Seperti diketahui, nama Ny Siami mencuat ketika ia berusaha membongkar dugaan kasus contekan massal yang terjadi di SDN Gadel II, Surabaya. Saat itu, Unas SD yang berlangsung 10-12 Mei sudah empat hari usai. Kemudian, anak Siami yang duduk di kelas VI SDN Gadel II membuka cerita. Kepada ibunya, Aam yang dikenal terpandai di kelasnya itu menuturkan bahwa ia telah didesak oleh guru dan kepala sekolahnya untuk memberi contekan kepada para siswa sekelasnya saat Unas berlangsung. Alasan pihak sekolah, agar semua murid kelas VI SDN Gadel II lulus Unas. Selain itu, sekolah menyebut bahwa cara itu merupakan bentuk balas budi Aam terhadap para guru.
Aam tak bisa menolak “taktik kotor” itu kendati ia merasa tertekan.
Mendengar penuturan anaknya itu, Ny Siami lantas mencari kejelasan. Ia tanya kepada kepala sekolah (kasek) dan Komite Sekolah, namun mendapat jawaban tak memuaskan. Laporannya ke Dinas Pendidikan (Dindik) juga tak mendapat tanggapan. Akhirnya setelah berbicara ke media, kasus contekan massal ini terekspos luas.
“Selama di rumah saya selalu meminta anak saya jujur, tapi di sekolah malah diajari untuk berbuat curang. Saya kecewa dan sedih,” kata Siami kala itu.
Hanya saja, dampak ekspos media itu tak diduga Ny Siami. Kasek SDN Gadel II dan dua guru Aam di sana telah dinyatakan bersalah dalam kasus itu. Mereka bahkan dicopot dan dikenai sanksi penurunan pangkat oleh Wali Kota Surabaya. Namun, warga Gadel (khususnya para wali murid SDN II Gadel) justru menganggap Ny Siami sebagai biang masalah. Ny Siami dianggap mencemarkan nama baik sekolah, merugikan Kasek dan guru serta meresahkan warga Gadel.
Puncaknya, dalam sebuah unjuk rasa pada 9 Juni lalu, warga Gadel menuntut Ny Siami dan keluarga enyah dari Gadel.
Sementara itu, di Jakarta Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof M Nuh menyatakan bahwa dugaan pencontekan massal di SDN Gadel II tak terbukti. Alasannya, analisis terhadap jawaban Unas dari para siswa sekolah itu menunjukkan adanya pola yang tidak sama.
“Jadi, Unasnya tidak perlu diulang,” ujar Nuh dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Rabu (15/6).
Menurutnya, setelah ada laporan tentang kasus itu, Kemendiknas menugaskan Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim untuk menyelidikinya. Pasalnya, dinas itulah yang memeriksa jawaban Unas siswa SD se-Jawa Timur.
“Saya minta tolong dilihat bagaimana pola jawaban 60 anak peserta Unas di SDN Gadel II itu. Sebab, dari pola jawaban akan bisa kita ketahui ada contekan massal atau tidak,” ucapnya.
Hasil analisis itu diterima Nuh kemarin pagi. Nuh memeriksanya, dan diketahui bahwa pola jawaban murid berbeda satu sama lain.
Dengan begitu, kata Nuh, sejauh ini yang terbukti adalah pelanggaran guru dan kepala sekolah terhadap aturan, yakni ia menyuruh muridnya curang agar melakukan pencontekan. Sedangkan pencontekan massal itu sendiri tak sampai terjadi.
Nuh meminta agar kasus di SD Gadel II ini tak ditarik ke konflik sosial. Menurutnya, persoalan ini murni persoalan akademik. Maka, penyelesaiannya juga harus secara akademik.
“Persoalan ini harus diselesaikan dengan tenang, secara kekeluargaan. Ibu Siami kita hargai karena sudah menyampaikan adanya perintah dari sekolah untuk melakukan kecurangan. Tapi, ini persoalan akademik, maka solusinya kita bawa ke ranah akademik juga. Jangan dibawa ke konflik sosial,” kata Nuh.
Konflik sosial, menurut Nuh, bisa terjadi jika dikembangkan asumsi yang tak sesuai fakta kepada publik. Kemarahan warga yang berujung pada pengusiran Siami dan keluarganya, dinilai merupakan bentuk protes karena ikut dianggap berbuat curang.
Surya Online Kamis, 16 Juni 2011 | 07:45 WIB
http://www.surya.co.id/2011/06/16/bu-siami-jadi-rebutan-tv

Ny Siami dan Alif Ahmad Maulana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar