Minggu, 26 Juni 2011

Agar Sehat dan Cerdas, Gresik Bentuk TRS dan TRM

SEHAT - Istri Bupati Gresik saat membuka pelatihan TRS dan TRM, Jumat (24/6/2011). Foto:surya/san
GRESIK | SURYA Online - Agar masyarakat Gresik Jawa Timur sehat dan cerdas, ketua TP PKK Gresik Hj Maria Ulfah membentuk Tim Relawan Sekolah (TRS) dan Tim Relawan Masyarakat (TRM).
Istri Bupati Gresik ini optimis, program tersebut berjalan sesuai yang diharapkan karena yang menjadi ujung tombak adalah ibu-ibu PKK di kecamatan maupun desa serta guru UKS.
“Nantinya, di sekolah akan dibentuk 10 siswa sebagai dokter kecil yang bertugas memberikan contoh kepada teman-temannya. Seperti membiasakan cuci tangan dengan sabun, gosok gigi dua kali sebelum sarapan pagi dan setelah makan malam,” ujar istri Bupati Gresik Dr Sambari Halim Radianto, saat membuka pelatihan TRS dan TRM di Pendopo Kabupaten Gresik, Jumat (24/6/2011) siang.
Untuk sementara ini, sasaran program ini 50 SD dimana setiap SD harus mempunyai 150 siswa dan dibentuk 10 kader kesehatan (dokter kecil) dan 100 Posyandu dengan menyiapkan 5 kader Posyandu.
Surya Online Jumat, 24 Juni 2011 | 19:14 WIB
http://www.surya.co.id/2011/06/24/agar-sehat-dan-cerdas-bentuk-trs-dan-trm

Kamis, 23 Juni 2011

Cabul di Warnet, Dipolisikan

GRESIK | SURYA Online - Mengumbar nafsu di sebuah warung internet (warnet), dua orang pelajar dibekuk penjaga warnet. Bahkan ibu korban, melaporkan kasus ini ke polisi dengan tuduhan pencabulan.
Kasus ini bermula, ketika Ibnu Rusdil Ibad (18) warga Desa Pongangan, Kecamatan Manyar Gresik dan Marisa (15) warga Jalan Banjarmasin Perum Gresik Kota Baru (GKB) menyewa salah satu bilik di Warnet Jazz Net di Jl Arief Rahman Hakim Kecamatan Kebomas, Rabu (21/6/2011) malam.
Saat itu, Didik penjaga warnet tidak terlalu memperhatikan. Sebab keduanya menyewa bilik di lantai dasar, tidak jauh dari meja operator. Apalagi saat itu, suasana warnet tidak terlalu ramai. Beberapa saat kemudian, Didik mendengar suara perempuan mendesah. Didik yang curiga, langsung mendatangi bilik keduanya yang mendapati keduanya tengah berbuat cabul.
Keduanya langsung diamankan, dan Didik memeriksa kartu identitas keduanya. Lalu Didik menghubungi orang tua kedua remaja tersebut, serta mengalaporkan ke Polres Gresik.
Sementara Ersia Yuswanti Fanani (40), ibu kandung Marisa, kaget mendapat laporan soal perbuatan anak kandungnya tersebut. Ersia yang tidak terima dengan perlakuan Ibnu Rusdil Ibad, ganti melaporkan lelaki teman dekat anaknya ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gresik atas perbuatan tidak senonoh yang dilakukan Ibnu. “Saya tidak terima anak saya diperlakukan oleh Ibnu,” kata Ersia saat di Polres Gresik, Kamis (23/06/2011).
Kasubag Humas Polres Gresik Aiptu Saudji membenarkan, telah menerima laporan Ersia soal perbuatan cabul yang menimpa Marisa di warnet tersebut. Saat ini, kedua remaja tersebut tengah diperiksa di Unit PPA Polres Gresik.
“Jika nanti dalam pemeriksaan memang benar ada perbuatan asusila, maka tersangka bisa dijerat pasal 81 ayat 2 atau bisa juga pasal 82 UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,” ujar Aiptu Saudji.
Surya Online Kamis, 23 Juni 2011 | 17:03 WIB
http://www.surya.co.id/2011/06/23/cabul-di-warnet-dipolisikan

Rabu, 22 Juni 2011

Bu Siami Jadi Rebutan TV, Sudah Dijemput sebelum Subuh

GRESIK | SURYA - Setelah membongkar kasus contekan massal Ujian Nasional (Unas) SD pada pertengahan Mei lalu, nama Ny Siami (32) mencuat, tidak hanya di Jatim tapi juga di tingkat nasional.
Ibu dari Alif Ahmad Maulana atau Aam ini bahkan menjadi selebriti karena media berebutan untuk mewawancarainya terkait kasus kecurangan Unas yang dibongkarnya itu.
Setelah terusir oleh warga di tempat tinggalnya di Jl Gadel Sari Barat, Surabaya, pada 9 Juni lalu, Ny Siami, Aam dan suaminya sebetulnya ingin menenangkan diri di rumah orangtuanya di Benjeng, Gresik. Namun, ketenangan ternyata belum bisa diperolehnya di desa yang jauh dari keramaian itu. Sebab, seiring dengan makin mencuatnya kasus contekan massal itu, Ny Siami justru makin banyak didatangi orang. Terutama dari media (baik cetak, TV maupun online) yang berlomba-lomba menemuinya. Belum lagi dari para tetangga di desanya.
Selama lima hari sejak berada di Desa Sedapur Klagen, Benjeng, banyak reporter stasiun TV (baik lokal maupun nasional) mendatangi Siami untuk wawancara. Antara lain dari JTV, Metro TV, Trans 7, TV One, RCTI dan Indosiar. Belum lagi belasan wartawan dari media cetak dan media online seperti detik.com serta kompas.com.
Saking berusaha menjadi tercepat untuk mendapatkan wawancara eksklusif dengan Ny Siami, kemarin sebuah stasiun TV nasional bahkan menjemput Ny Siami di Benjeng pada dini hari. Kemudian, bersama Aam dan suaminya Widodo (40), Ny Siami diajak naik pesawat ke Jakarta oleh kru TV itu dari bandara Juanda.
“Pukul 02.30 WIB tadi (kemarin, red), adik saya sudah dijemput dengan mobil, dan dibawa ke Jakarta oleh orang dari stasiun TV di Jakarta,” kata Saki Edi Purnomo (40), kakak kandung Siami, kepada Surya kemarin.
Tidak hanya dini hari. Menurut Saki, ada juga stasiun TV yang ingin mendapatkan keterangan dari Ny Siami untuk tayangan langsung pada siaran pukul 23.00 WIB malam. Bahkan, hari Selasa (14/6), mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, sudah silih berganti media datang ke Benjeng untuk bertemu Ny Siami.
Kendati demikian, imbuh Saki, pihak keluarga tak kuasa menolak media. Apalagi, media juga dianggap banyak memberi dukungan moril pada Ny Siami dalam menghadapi kasusnya. Karena lebih banyak mendampingi Ny Siami, Widodo akhirnya mengambil cuti.
“Ya begitulah. Setelah beberapa hari tidak bisa istirahat tenang dan tak enak makan karena masih sangat tertekan sejak diminta pergi dari Gadel oleh warga, sekarang ternyata masih tak bisa istirahat juga,” imbuh Saki.
Seperti diketahui, nama Ny Siami mencuat ketika ia berusaha membongkar dugaan kasus contekan massal yang terjadi di SDN Gadel II, Surabaya. Saat itu, Unas SD yang berlangsung 10-12 Mei sudah empat hari usai. Kemudian, anak Siami yang duduk di kelas VI SDN Gadel II membuka cerita. Kepada ibunya, Aam yang dikenal terpandai di kelasnya itu menuturkan bahwa ia telah didesak oleh guru dan kepala sekolahnya untuk memberi contekan kepada para siswa sekelasnya saat Unas berlangsung. Alasan pihak sekolah, agar semua murid kelas VI SDN Gadel II lulus Unas. Selain itu, sekolah menyebut bahwa cara itu merupakan bentuk balas budi Aam terhadap para guru.
Aam tak bisa menolak “taktik kotor” itu kendati ia merasa tertekan.
Mendengar penuturan anaknya itu, Ny Siami lantas mencari kejelasan. Ia tanya kepada kepala sekolah (kasek) dan Komite Sekolah, namun mendapat jawaban tak memuaskan. Laporannya ke Dinas Pendidikan (Dindik) juga tak mendapat tanggapan. Akhirnya setelah berbicara ke media, kasus contekan massal ini terekspos luas.
“Selama di rumah saya selalu meminta anak saya jujur, tapi di sekolah malah diajari untuk berbuat curang. Saya kecewa dan sedih,” kata Siami kala itu.
Hanya saja, dampak ekspos media itu tak diduga Ny Siami. Kasek SDN Gadel II dan dua guru Aam di sana telah dinyatakan bersalah dalam kasus itu. Mereka bahkan dicopot dan dikenai sanksi penurunan pangkat oleh Wali Kota Surabaya. Namun, warga Gadel (khususnya para wali murid SDN II Gadel) justru menganggap Ny Siami sebagai biang masalah. Ny Siami dianggap mencemarkan nama baik sekolah, merugikan Kasek dan guru serta meresahkan warga Gadel.
Puncaknya, dalam sebuah unjuk rasa pada 9 Juni lalu, warga Gadel menuntut Ny Siami dan keluarga enyah dari Gadel.
Sementara itu, di Jakarta Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof M Nuh menyatakan bahwa dugaan pencontekan massal di SDN Gadel II tak terbukti. Alasannya, analisis terhadap jawaban Unas dari para siswa sekolah itu menunjukkan adanya pola yang tidak sama.
“Jadi, Unasnya tidak perlu diulang,” ujar Nuh dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Rabu (15/6).
Menurutnya, setelah ada laporan tentang kasus itu, Kemendiknas menugaskan Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim untuk menyelidikinya. Pasalnya, dinas itulah yang memeriksa jawaban Unas siswa SD se-Jawa Timur.
“Saya minta tolong dilihat bagaimana pola jawaban 60 anak peserta Unas di SDN Gadel II itu. Sebab, dari pola jawaban akan bisa kita ketahui ada contekan massal atau tidak,” ucapnya.
Hasil analisis itu diterima Nuh kemarin pagi. Nuh memeriksanya, dan diketahui bahwa pola jawaban murid berbeda satu sama lain.
Dengan begitu, kata Nuh, sejauh ini yang terbukti adalah pelanggaran guru dan kepala sekolah terhadap aturan, yakni ia menyuruh muridnya curang agar melakukan pencontekan. Sedangkan pencontekan massal itu sendiri tak sampai terjadi.
Nuh meminta agar kasus di SD Gadel II ini tak ditarik ke konflik sosial. Menurutnya, persoalan ini murni persoalan akademik. Maka, penyelesaiannya juga harus secara akademik.
“Persoalan ini harus diselesaikan dengan tenang, secara kekeluargaan. Ibu Siami kita hargai karena sudah menyampaikan adanya perintah dari sekolah untuk melakukan kecurangan. Tapi, ini persoalan akademik, maka solusinya kita bawa ke ranah akademik juga. Jangan dibawa ke konflik sosial,” kata Nuh.
Konflik sosial, menurut Nuh, bisa terjadi jika dikembangkan asumsi yang tak sesuai fakta kepada publik. Kemarahan warga yang berujung pada pengusiran Siami dan keluarganya, dinilai merupakan bentuk protes karena ikut dianggap berbuat curang.
Surya Online Kamis, 16 Juni 2011 | 07:45 WIB
http://www.surya.co.id/2011/06/16/bu-siami-jadi-rebutan-tv

Ny Siami dan Alif Ahmad Maulana.

Tujuh Kali Adipura, Spirit Hari Lingkungan Kab Gresik

GRESIK | SURYA Online - Didapatnya piala Adipura untuk ketujuh kalinya, mendapat sambutan luar biasa dari pejabat dan masyarakat Gresik Jawa Timur. Selain mengkirab piala yang didapat langsung dari Presiden SBY tersebut keliling kota, juga digelar sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan Hari Lingkungan Hidup di alun-alun dan pendopo kabupaten, Kamis (16/6) sore.
Kegiatan di alun-alun menampilkan serangkaian kegiatan, yang berorientasi pada pelestarian lingkungan. Mulai dari melepas burung ke alam bebas, pameran atraksi cinta lingkungan hidup oleh sekolah peraih Adiwiyata, lomba pembuatan handicraft berbahan limbah. Bahkan sejumlah murid SD, SMP dan SMA unjuk kebolehan dengan membuat mural di atas kain sepanjang 100 meter.
Wakil Bupati HM Qosim yang berbaur dengan seluruh peserta di pendopo kabupaten, mengatakan kegiatan ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada masyarakat khususnya lingkungan sekolah sebab Kabupaetn Gresik merupakan pemegang Adipura terbaik di Jawa Timur dan menempati ranking ke 4 di Indonesia. Sedangkan, Gresik juga
berhasil menyabet 5 piala Adiwiyata sekaligus pada tahun 2011. “Setidaknya sudah 8 lembaga pendidikan yang telah meraih Adiwiyata,” ujar Wakil Bupati Gresik HM Qosim.
http://www.surya.co.id/2011/06/16/tujuh-kali-adipura-spirit-hari-lingkungan
Surya Online Kamis, 16 Juni 2011 | 19:14 WIB

Diusir Warga karena Lapor Contek Massal :Ny Siami, Si Jujur Yang Malah Ajur

SURABAYA | SURYA - Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu. Bertindak jujur malah ajur!
Teriakan “Usir, usir…tak punya hati nurani” terus menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) siang. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar di tengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.
Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebih dari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.
Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran. Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.
Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.
Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinya baru mengetahui kasus itu pada 16 Mei lalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu wali murid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’ itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.
Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itu memang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.
Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.
Dan perkembangan selanjutnya, warga dan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.
Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.
Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.
Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi Balai RW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsung menghujat keluarga Siami.
Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.
Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akan kena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.
Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.
Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. “Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya,” ucap salah satu ibu yang mendapat tepukan meriah warga lain.
Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.
”Menyontek adalah awal dari korupsi. Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian,” sindir Daniel.
Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.
Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak “usir… usir”. Namun warga mulai tenang karena Sukatman tempak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.
Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami. Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.
Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. “Saya minta maaf kepada semua warga…” ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.
Namun, sang suami terus membimbing, membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak “usir”. Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.
Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, “Saya tidak menyangka permasalahan akan seperti ini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik.”
Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.
Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. “Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik,” kata Saki. Lumpang Desa Sedapurklagen Kec. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Dusun Lumpang Desa Sedapur Klagen Kec Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.
Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.
Budaya sakit
Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. “Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti,” katanya.
Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al, Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. “Warga ternyata sakit,” katanya.
Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dan dua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. “Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah,” papar Daniel.
Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas pun hasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.
Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.
Berdasarkan temuan tim independen ditambah pemeriksaan Inspektorat Pemkot Surabaya itulah, Wali Kota Tri Rismaharini akhirnya mencopot Kepala Sekolah SDN Gadel 2 Sukatman dan dua guru kelas VI Fatkhur Rohman dan Prayitno.
http://www.surya.co.id/2011/06/10/ny-siami-si-jujur-yang-malah-ajur
Surya Online Jumat, 10 Juni 2011 | 07:18 WIB

Selasa, 21 Juni 2011

Usai ‘Disawati Tlethong’ SDN Gadel 2 Surabaya Dapat Lab Komputer

SURABAYA | SURYA Online - Agaknya polemik contekan massal membawa hikmah bagi SDN Gadel 2 Surabaya. Selain berkunjung ke situ, Sabtu (18/6/2011), Mendiknas Mohammad Nuh juga memberikan bantuan laboratorium komputer berikut perangkatnya.
“Ini untuk recovery setelah, bahasa kasarnya, disawati tlethong (dilempari tahi sapi). Mudah-mudahan habis ini dapat rahmat sehingga tletong jadi pupuk sehingga tumbuh besar,” kata Nuh disambut teriakan amin ratusan warga dan siswa SDN Gadel 2 Surabaya.
Selain lab komputer, mantan rektor ITS ini juga menjanjikan satu unit ruang kelas baru. Janji itu diucapkan setelah Ketua Komite SDN Gadel 2 Surabaya, Supriyo, mengeluhkan ruang kelas yang tidak sesuai jumlah murid, yaitu lebih dari 300 orang.
Ini setelah Supriyo mengeluhkan tentang ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah murid yang melebihi angka 300 siswa. “Lahannya ada apa tidak?” tanya Nuh.
Pertanyaan itu langsung dijawab Supriyo dengan menunjuk lahan kosong di samping sekolah. “Ya sudah, nanti ditambah lagi satu lokal,” kata Nuh kepada Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasioal, Ibrahim Bavadel yang berdiri di belakangnya.
http://www.surya.co.id/2011/06/18/usai-disawati-tlethong-sdn-gadel-2-surabaya-dapat-lab-komputer
Surya Online Sabtu, 18 Juni 2011 | 11:30 WIB

Tak Ingin Popularitas, Enggan Diliput TV Lagi : Siami Tolak Jadi Duta Kejujuran

GRESIK | SURYA - Setelah mendapat apresiasi luar biasa dalam skala nasional, Siami (38), ibu siswa Alifa Achmad Maulana, yang membongkar kasus contek massal di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya, ternyata tidak menikmati status barunya yang bak selebriti itu.
Dalam curahan hatinya, Siami justru cemas, peliputan yang berlebihan dari media massa membuatnya semakin dibenci warga Kampung Gadel. Ia mengaku tidak mau menjadi musuh warga, meski sudah pernah diusir dari rumahnya.
“Saya khawatir dengan seringnya muncul di media massa, terutama televisi, membuat warga tidak suka. Saya tidak ingin itu, sebab saya berani mengungkap ini tidak untuk mencari sensasi ataupun penghargaan. Saya ikhlas mengungkap kejujuran ini,” tukas wanita lulusan SMP ini, Jumat (17/6).
Siami mulai merasa tidak nyaman dengan membanjirnya apresiasi dari masyarakat. Bukannya tidak menghargai apresiasi itu, tapi karena semakin besar apresiasi yang dia dapat justru mengakibatkan citra Kampung Gadel semakin terpuruk. Warga Gadel dicap sebagai kelompok pendukung ketidakjujuran. Siami merasa beban yang dia tanggung jadi semakin berat. Apalagi ada sejumlah masyarakat memberinya gelar sebagai Ibu Kejujuran.
Dikatakan ibu dua anak itu, dirinya memang sudah menerima undangan dari pimpinan MPR RI untuk diminta datang ke Jakarta. Tidak hanya itu saja, beberapa televisi swasta nasional juga berebut mendatangkannya. Kabar terbaru, Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono yang saat ini masih melawat di Jepang, juga mengagendakan bertemu Siami.
“Saya mau datang ke MPR, tapi ada syaratnya, yakni tidak ada peliputan dari media massa manapun,” ujar Siami ketika ditemui di rumah kakaknya di Desa Sedapur Klagen, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Demikian juga ketika menanggapi kabar bahwa Presiden akan mengundangnya ke Istana, Siami mengatakan, undangan itu sebaiknya tidak disampaikan dulu sampai situasinya benar-benar normal.
“Saya minta maaf ke media sekarang, karena saya tidak akan mau datang kalau diundang di televisi. Saya khawatir dicap mencari sensasi saja, padahal saya hanya berharap supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” tutur wanita berkerudung itu.
Siami dan anaknya diundang MPR RI, Rabu (15/6). Namun mereka batal bertemu pimpinan MPR dengan alasan kelelahan. Kemudian diagendakan lagi bertemu Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (16/6).
Hanya saja, Siami juga batal hadir ke Gedung MK karena sudah memiliki agenda lain di Surabaya. Sehingga pertemuan dengan MK dilakukan melalui telekonferensi di Kampus Universitas Airlangga, Surabaya.
Sementara itu, terkait wacana penghargaan kepada Siami sebagai Duta Kejujuran, ia mengaku berat menerimanya. Menurut dia, sifat jujur memang harus dimiliki setiap manusia, maka sudah kewajibannya berbuat dan mengajarkan perilaku jujur kepada anak-anaknya.
“Saya mengucapkan terimakasih pada banyak pihak yang mendukung dan menemani saya selama masa sulit. Terima kasih kalau saya diberi penghargaan itu, tapi terus terang saya pasti berat memikulnya. Sekali lagi, saya tidak mencari sensasi atau penghargaan apapun dari kejadian ini,” papar istri Widodo tersebut.
“Sebenarnya tujuan saya hanya satu, yakni memberikan contoh kejujuran buat Alif anak saya dan ingin sistem yang tidak jujur ini diperbaiki. Itu saja,” kata dia.
Dia juga mengaku sama sekali tidak punya maksud untuk menjadikan warga Kampung Gadel dikecam dan diberi label tidak jujur. “Demi Allah saya tidak bermaksud demikian,” katanya.
Ditegaskannya lagi, dia dan keluarganya ingin kembali pada kehidupan sedia kala, menyekolahkan Alif ke jenjang SMP, dan menyelesaikan jahitan-jahitan gorden pelanggannya yang terbengkalai dua minggu belakangan ini.
Sayangnya, harapan Siami untuk kembali hidup rukun berdampingan dengan warga Gadel tampaknya masih harus menunggu waktu. Siami mengaku menerima pesan singkat dari kerabatnya yang masih tinggal di Gadel bahwa sebagian warga masih geregetan, kendati banyak juga yang menghendaki Siami kembali.
Apalagi dengan diumumkan tidak ada Unas susulan, berarti anggapan masyarakat Gadel bahwa Siami hanya membesar-besarkan masalah adalah benar. “Apalagi informasinya, Senin (20/6), akan ada demo lagi di SDN 2 Gadel,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pemerintah memutuskan tidak ada Unas susulan di SDN Gadel 2. Hasil penelitian Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) tidak ditemukan jawaban yang seluruhnya sama. Sebaliknya, sejumlah pihak meyakini, praktik contekan itu sebenarnya ada namun tidak terpola.
Jauh-jauh hari Siami memang mengatakan, Alif anaknya tidak sepenuh hati memberi contekan. Sebagian jawaban yang diberikan Alif dipelesetkan. Alif melakukan itu karena pada dasarnya ia menolak menjadi sumber contekan tetapi akhirnya mau karena dipaksa gurunya. Karena itu, besar kemungkinan siswa yang tahu jawaban Alif dipelesetkan, tidak memakainya. Itulah mengapa hasil penelitian LJUN menunjukkan tidak semua 60 siswa SDN Gadel 2 memiliki jawaban sama.
Teman-teman Alif yang memang merasa menerima hasil contekan, banyak yang meminta maaf melalui ponsel ataupun situs jejaring sosial facebook kepada Alif, namun ada juga yang masih kesal.
Saki Edi Purnomo (40), kakak Siami, menuturkan, memang benar berita yang beredar bahwa tokoh masyarakat Gadel menginginkan Siami kembali, tetapi beberapa warga masih tidak terima dengan mencuatnya kasus contekan massal tersebut. “Praktekknya di lapangan, masih ada warga yang belum bisa menerima,” jelas Saki.
Saki menegaskan, Alif sebenarnya ingin melanjutkan sekolah di SMPN 3 Surabaya. Tetapi untuk balik ke Surabaya, Alif dan ibunya menunggu kondisi aman dan kondusif. “Yang pasti Siami kembali ke Surabaya, tetapi apakah kos, kontrak atau menempati rumahnya kembali, dia (Siami) masih bingung,” imbuhnya.
Sementara suami Siami, Widodo, sudah masuk kerja di kompleks pergudangan Margomulyo, Tandes, sebagai karyawan bagian distributor. Sebelumnya Widodo cuti karena harus menemani Siami ke Jakarta sebagai nara sumber di sejumlah televisi.
Pantauan di rumah Saki, Jumat sore, Siami masih terus kedatangan tamu dari media dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). Sedangkan Alif asyik bermain bola dengan teman-teman di lapangan dekat rumah saudaranya di Dusun Lumpang, Desa Sedapur Klagen, Kecamatan Benjeng, Gresik.
Alif dan keluarganya sudah mendengar kabar bahwa semua siswa SDN Gadel 2 lulus dan Alif meraih nilai tertinggi. Pihak keluarga pun mengaku sangat senang dan bersyukur.
http://www.surya.co.id/2011/06/18/siami-tolak-jadi-duta-kejujuran
Sabtu, 18 Juni 2011 | 07:10 WIB

Mendiknas Kembangkan Pendidikan Karakter

GRESIK | SURYA Online - Mendiknas M Nuh mengatakan, tahun ajaran baru 2011- 2012 pemerintah akan menerapkan pendidikan berbasis karakter, terutama karakter kejujuran.
“Sebab ‘rusake ndonyo’ (rusaknya dunia) karena kebohongan alias ketidakjujuran,” kata Mendiknas M Nuh saat menghadiri acara Akhir Sanah di Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Qomaruddin Sampurnan Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik, Minggu (19/6) siang.
Mendiknas M Nuh mengakui, kalau dunia pendidikan Indonesia memang ada guru yang nakal. Sebab, jumlah guru yang di bawah pengawasan kementrian pendidikan nasional jumlahnya mencapai 2,8 juta orang sebagian besar adalah guru SD yang mencapai 1,2 juta orang. Sisanya guru SMP dan SMA.
“Makanya saya mengakui, jika ada guru yang tidak baik atau nakal. Nah, untuk yang nakal-nakal ini perlu ‘didandani’ (diperbaiki mentalnya),” ujar M.Nuh.
Selain itu, kata M Nuh, ia menghimbau agar para guru lebih mengedepankan memberikan pendidikan yang terbaik untuk para siswanya dan tidak boleh terlalu menuntut bayaran. “Dan yang terpenting jangan sampai ada siswa yang tidak bisa sekolah hanya karena belum bayar SPP atau uang ujian,” tandas M Nuh.
http://www.surya.co.id/2011/06/19/mendiknas-kembangkan-pendidikan-karakter
Surya Online Minggu, 19 Juni 2011 | 18:11 WIB

Kamis, 16 Juni 2011

Bupati Gresik Digugat Guru Pembina

GRESIK | SURYA Online - Bupati Gresik Jawa Timur Dr Sambari Halim Radianto secara resmi digugat melalui PTUN Surabaya, oleh Tarso Sugito, guru pembina di SMAN 1 Menganti.
Materi gugatan mantan Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Gresik tersebut, kebijakan mutasi Pemkab Gresik tanggal 26 Maret lalu dinilai penuh pelanggaran. Terutama SK Bupati Nomor 821.2/32/437.73/Kep/2011 yang menjadikan Tarso sebagai guru pembina, dari jabatan sebelumya kepala dinas.
Suyanto, kuasa hukum Tarso Sugito mengatakan, permohonan gugatan sudah diterima PTUN Surabaya, Rabu (15/6) dengan nomor register 58/G/2011/PTUN.Sby. Dalam gugatan itu, Tarso meminta agar Bupati Gresik mencabut SK Bupati pada nomor yang sama dengan SK pengangkatan Tarso Sagito sebagai Guru Pembina Tingkat I SMAN 1 Menganti. “Karena di dalamnya, ternyata banyak pelanggaran,” kata Suyanto.
Sejumlah pelanggaran yang digugat Tarso, kata Suyanto, di antaranya pejabat yang melakukan mutasi masih pejabat pelaksana tugas (Plt). Padahal berdasarkan surat kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN), pengangkatan dan pemberhentian pejabat eselon II tidak boleh dilakukan oleh seorang pejabat Plt. “Surat mutasi ditandatangani Mochammad Najib, kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda), yang saat itu merangkap sebagai Plt Sekda Kabupaten Gresik,” tandasnya.
Pelanggaran lain, penerbitan SK Bupati Gresik Nomor 821.2/32/437.73/Kep/2011 yang mengalihkan jabatan Tarso Sagito dari struktural ke fungsional melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dalam Pasal 130 ayat 2 disebutkan pengangkatan dan pemberhentian pejabat eselon II harus dilakukan dengan konsultasi gubernur.
Paling penting, tegas Suyanto, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) 120351/104/KP/2000 tanggal 30 November 2000 disebutkan, Tarso Sagito yang sebelumnya adalah seorang guru diberhentikan dari jabatan fungsional dan selanjutnya diangkat sebagai pejabat struktural sampai akhirnya menjabat Kepala Disbudparpora Kabupaten Gresik. Tapi kini Tarso Sagito difungsionalkan kembali.
“Kami memohon majelis hakim menghukum tergugat, dengan menerbitkan SK baru yang mengangkat penggugat ke dalam jabatannya semula, yaitu dengan pangkat dan jabatan eselon II/b,” tandas Suyanto.
Kepala Bagian Administrasi Hukum Pemkab Gresik, Suprihasto mengaku belum menerima informasi terkait gugatan Tarso Sagito. “Kami belum tahu adanya gugatan tersebut,” ujarnya.
http://www.surya.co.id/2011/06/16/bupati-gresik-digugat-guru-pembina
Surya Online Kamis, 16 Juni 2011 | 20:41 WIB

Nyonya Siami Jadi Rebutan TV Sudah Dijemput sebelum Subuh

GRESIK | SURYA - Setelah membongkar kasus contekan massal Ujian Nasional (Unas) SD pada pertengahan Mei 2011 yang lalu, nama Ny Siami (32) mencuat, tidak hanya di Jawa Timur tapi juga di tingkat nasional. Ibu dari Alif Ahmad Maulana atau Aam ini bahkan menjadi selebriti karena media berebutan untuk mewawancarainya terkait kasus kecurangan Unas yang dibongkarnya itu.
Setelah terusir oleh warga di tempat tinggalnya di Jl Gadel Sari Barat, Surabaya, pada 9 Juni lalu, Ny Siami, Aam dan suaminya sebetulnya ingin menenangkan diri di rumah orangtuanya di Benjeng, Gresik. Namun, ketenangan ternyata belum bisa diperolehnya di desa yang jauh dari keramaian itu. Sebab, seiring dengan makin mencuatnya kasus contekan massal itu, Ny Siami justru makin banyak didatangi orang. Terutama dari media (baik cetak, TV maupun online) yang berlomba-lomba menemuinya. Belum lagi dari para tetangga di desanya.
Selama lima hari sejak berada di Desa Sedapur Klagen, Benjeng, banyak reporter stasiun TV (baik lokal maupun nasional) mendatangi Siami untuk wawancara. Antara lain dari JTV, Metro TV, Trans 7, TV One, RCTI dan Indosiar. Belum lagi belasan wartawan dari media cetak dan media online seperti detik.com serta kompas.com.
Saking berusaha menjadi tercepat untuk mendapatkan wawancara eksklusif dengan Ny Siami, kemarin sebuah stasiun TV nasional bahkan menjemput Ny Siami di Benjeng pada dini hari. Kemudian, bersama Aam dan suaminya Widodo (40), Ny Siami diajak naik pesawat ke Jakarta oleh kru TV itu dari bandara Juanda.
“Pukul 02.30 WIB tadi (kemarin, red), adik saya sudah dijemput dengan mobil, dan dibawa ke Jakarta oleh orang dari stasiun TV di Jakarta,” kata Saki Edi Purnomo (40), kakak kandung Siami, kepada Surya kemarin.
Tidak hanya dini hari. Menurut Saki, ada juga stasiun TV yang ingin mendapatkan keterangan dari Ny Siami untuk tayangan langsung pada siaran pukul 23.00 WIB malam. Bahkan, hari Selasa (14/6), mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, sudah silih berganti media datang ke Benjeng untuk bertemu Ny Siami.
Kendati demikian, imbuh Saki, pihak keluarga tak kuasa menolak media. Apalagi, media juga dianggap banyak memberi dukungan moril pada Ny Siami dalam menghadapi kasusnya. Karena lebih banyak mendampingi Ny Siami, Widodo akhirnya mengambil cuti.
“Ya begitulah. Setelah beberapa hari tidak bisa istirahat tenang dan tak enak makan karena masih sangat tertekan sejak diminta pergi dari Gadel oleh warga, sekarang ternyata masih tak bisa istirahat juga,” imbuh Saki.
Seperti diketahui, nama Ny Siami mencuat ketika ia berusaha membongkar dugaan kasus contekan massal yang terjadi di SDN Gadel II, Surabaya. Saat itu, Unas SD yang berlangsung 10-12 Mei sudah empat hari usai. Kemudian, anak Siami yang duduk di kelas VI SDN Gadel II membuka cerita. Kepada ibunya, Aam yang dikenal terpandai di kelasnya itu menuturkan bahwa ia telah didesak oleh guru dan kepala sekolahnya untuk memberi contekan kepada para siswa sekelasnya saat Unas berlangsung. Alasan pihak sekolah, agar semua murid kelas VI SDN Gadel II lulus Unas. Selain itu, sekolah menyebut bahwa cara itu merupakan bentuk balas budi Aam terhadap para guru.
Aam tak bisa menolak “taktik kotor” itu kendati ia merasa tertekan.
Mendengar penuturan anaknya itu, Ny Siami lantas mencari kejelasan. Ia tanya kepada kepala sekolah (kasek) dan Komite Sekolah, namun mendapat jawaban tak memuaskan. Laporannya ke Dinas Pendidikan (Dindik) juga tak mendapat tanggapan. Akhirnya setelah berbicara ke media, kasus contekan massal ini terekspos luas.
“Selama di rumah saya selalu meminta anak saya jujur, tapi di sekolah malah diajari untuk berbuat curang. Saya kecewa dan sedih,” kata Siami kala itu.
Hanya saja, dampak ekspos media itu tak diduga Ny Siami. Kasek SDN Gadel II dan dua guru Aam di sana telah dinyatakan bersalah dalam kasus itu. Mereka bahkan dicopot dan dikenai sanksi penurunan pangkat oleh Wali Kota Surabaya. Namun, warga Gadel (khususnya para wali murid SDN II Gadel) justru menganggap Ny Siami sebagai biang masalah. Ny Siami dianggap mencemarkan nama baik sekolah, merugikan Kasek dan guru serta meresahkan warga Gadel.
Puncaknya, dalam sebuah unjuk rasa pada 9 Juni lalu, warga Gadel menuntut Ny Siami dan keluarga enyah dari Gadel.
Sementara itu, di Jakarta Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof M Nuh menyatakan bahwa dugaan pencontekan massal di SDN Gadel II tak terbukti. Alasannya, analisis terhadap jawaban Unas dari para siswa sekolah itu menunjukkan adanya pola yang tidak sama.
“Jadi, Unasnya tidak perlu diulang,” ujar Nuh dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), Rabu (15/6).
Menurutnya, setelah ada laporan tentang kasus itu, Kemendiknas menugaskan Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim untuk menyelidikinya. Pasalnya, dinas itulah yang memeriksa jawaban Unas siswa SD se-Jawa Timur.
“Saya minta tolong dilihat bagaimana pola jawaban 60 anak peserta Unas di SDN Gadel II itu. Sebab, dari pola jawaban akan bisa kita ketahui ada contekan massal atau tidak,” ucapnya.
Hasil analisis itu diterima Nuh kemarin pagi. Nuh memeriksanya, dan diketahui bahwa pola jawaban murid berbeda satu sama lain.
Dengan begitu, kata Nuh, sejauh ini yang terbukti adalah pelanggaran guru dan kepala sekolah terhadap aturan, yakni ia menyuruh muridnya curang agar melakukan pencontekan. Sedangkan pencontekan massal itu sendiri tak sampai terjadi.
Nuh meminta agar kasus di SD Gadel II ini tak ditarik ke konflik sosial. Menurutnya, persoalan ini murni persoalan akademik. Maka, penyelesaiannya juga harus secara akademik.
“Persoalan ini harus diselesaikan dengan tenang, secara kekeluargaan. Ibu Siami kita hargai karena sudah menyampaikan adanya perintah dari sekolah untuk melakukan kecurangan. Tapi, ini persoalan akademik, maka solusinya kita bawa ke ranah akademik juga. Jangan dibawa ke konflik sosial,” kata Nuh.
Konflik sosial, menurut Nuh, bisa terjadi jika dikembangkan asumsi yang tak sesuai fakta kepada publik. Kemarahan warga yang berujung pada pengusiran Siami dan keluarganya, dinilai merupakan bentuk protes karena ikut dianggap berbuat curang.
http://www.surya.co.id/2011/06/16/bu-siami-jadi-rebutan-tv
Surya.co.id Kamis, 16 Juni 2011 | 07:45 WIB