Kamis, 30 September 2010

Pawai Taaruf Buka MTQ Kab Gresik 2010

GRESIK - Puluhan mobil hias berparade di jalan-jalan protokol di kota Gresik siang pada hari rabu (29/9). Parade tersebut merupakan bagian dari prosesi pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Gresik. MTQ XXIV itu dibuka Bupati Gresik Sambari Halim Radianto pada malamnya.
Wakil Bupati Mohammad Qosim kebagian tugas memberangkatkan parade mobil hias yang disebut pawai taaruf tersebut. Pemberangkatan dimulai dari depan Pendapa Bupati Gresik di Jalan KH Wahid Hasyim.
Peserta pawai berjumlah 36 mobil hias yang mewakili 18 kecamatan se-Gresik dan 18 wakil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik. Pawai itu menyusuri beberapa jalan protokol dan berakhir di Jalan Wahid Hasyim di sisi Alun-Alun Kota Gresik.
Kabag Humas Pemkab Gresik Andy Hendro Wijaya menjelaskan, MTQ kali ini diikuti 380 kontingen yang terbagi atas 380 kafilah, 46 ofisial, serta 42 pembina. ''Mereka akan berlaga memperebutkan juara umum dalam tujuh kategori perlombaan seperti tilawah, tafsir, dan hifzhil Quran,'' jelasnya.
Juara MTQ, kata dia, akan mewakili Gresik berlaga dalam MTQ tingkat Provinsi Jawa Timur. ''Juara umum akan mendapatkan trofi bergilir dari Bupati Gresik,'' kata mantan Camat Manyar tersebut. (yad/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 30 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=157743

Mobdin Baru Lolos Juga Eksekutif Berdalih Hak Jabatan Bupati dan Wabup Baru

GRESIK - Lain di ucapan, lain di tindakan. Bisa jadi itulah ungkapan yang pas untuk menggambarkan konsistensi DPRD Gresik. Sebelumnya, para wakil rakyat tersebut berjanji mengevaluasi pengadaan mobil dinas (mobdin) bagi bupati dan wakil bupati baru.
Faktanya, mereka tetap meloloskan anggaran itu. Tidak hanya anggaran mobil baru untuk dua pejabat baru tersebut, Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan tim anggaran juga meloloskan pengadaan satu unit mobdin untuk istri wakil bupati. Nilai anggarannya tak berubah. Total dana yang disiapkan mencapai Rp 1,35 miliar.
Persetujuan atas anggaran pengadaan mobdin tersebut dicapai lewat rapat finalisasi perubahan APBD (P-APBD) 2010 yang hingga kemarin (29/9) masih berlangsung. Pengesahannya tinggal menunggu rapat akhir.
Menurut informasi yang dihimpun, pengadaan mobdin bagi bupati-wakil bupati itu diloloskan karena pihak eksekutif ngotot dengan berbagai alasan. Pertama, bupati maupun wakil bupati hingga kini belum memiliki mobil dinas. Kedua, pengadaan mobdin itu tidak lepas dari belum jelasnya mobdin-mobdin lawas yang dipakai para pejabat yang sudah lengser.
Plt Sekkab Gresik M. Najikh membenarkan bahwa pengadaan mobdin untuk bupati-wakil bupati jalan terus. Ada beberapa alasan yang dipaparkannya. "Yang utama, fasilitas mobil dinas itu hak jabatan bagi bupati-wakil bupati baru," kata dia.
Karena itu, wajar jika Bupati Sambari Halim maupun Wabup M. Qosim berhak mendapatkan fasilitas tersebut. Apalagi, masih ada beberapa persoalan terkait dengan mobdin di pemda.
Menurut dia, berdasar hasil pembahasan terakhir, pemkab tetap akan menganggarkan belanja mobdin tersebut. Bahkan, kalaupun nanti ternyata dibatalkan, pemkab tetap akan merealisasikan pengadaan itu. "Demikian juga untuk mobdin istri wakil bupati. Itu harus dianggarkan. Sebab, sampai sekarang pemda tidak punya mobdin untuk beliau," ujar mantan Plt Bupati Gresik itu.
Najikh menegaskan, pemkab tetap akan mengadakan mobdin bagi bupati-wakil bupati plus istri wakil bupati. Padahal, anggarannya menyusul. "Ya kami pinjamkan dulu. Untuk pembayaran bisa lewat APBD 2011," kata dia.
Tentu saja hal itu bertolak belakang dengan pembahasan P-APBD di masing-masing komisi di dewan. Mereka merekomendasi agar pengadaan mobdin ditunda. Alasannya, mobdin yang lama masih layak.
Sebagaimana diberitakan, dalam pembahasan P-APBD 2010 muncul rencana pembelian mobdin untuk bupati-wakil bupati baru Gresik. Anggaran yang disiapkan untuk pengadaan mobdin baru tersebut senilai Rp 1 miliar. (ris/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 30 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=showpage&kat=1&subkat=22

Rabu, 29 September 2010

Spanduk Cemo’oh Menyambut Hari Pertama SQ Menduduki Jabatan Bupati-Wabup Gresik

GRESIK - Pada hari pertama menjabat sebagai bupati dan wakil bupati Gresik kemarin (28/9), pasangan Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ) mendapat sambutan ''hangat''. Belasan spanduk bernada cemoohan atas pelantikan pasangan tersebut tersebar di hampir setiap titik strategis kota Gresik.
Selain itu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) mendatangi kantor pemkab. Mereka mengingatkan pasangan tersebut tidak melupakan janji saat berkampanye lalu.
Di antara dua sambutan tersebut, yang pertama lebih menyita perhatian. Tidak hanya karena isinya yang bernada cemoohan, namun juga penyebaran di setiap titik strategis Gresik memaksa personel satpol PP bekerja keras melepasi spanduk itu.
Isi spanduk tersebut benar-benar menohok. Humas Bupati Pilihan Rakyat. Jangan Pilih Bupati Pilihan MK. Humas adalah singkatan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer, yang dikalahkan SQ secara tragis lewat coblosan ulang. Padahal, sebelumnya pasangan tersebut menang.
Spanduk itu mulai terlihat sejak pagi kemarin di beberapa titik. Di antaranya, di depan kantor pemkab dan Kantor DPRD Gresik.
Hingga sore kemarin, belum diketahui siapa pemasang spanduk-spanduk tersebut. Tim pemenangan Humas menyatakan tidak tahu-menahu.
Menurut mereka, bisa saja spanduk itu hanya sebatas letupan-letupan segelintir orang. ''Kami tidak membuat. Tapi, itu wajar. Yang penting tidak anarkhis,'' kata Sekretaris Tim Pemenangan Humas Ainur Rofiq.
Dalam kesempatan itu, Ainur menegaskan bahwa PKB -yang mengusung pasangan Humas- telah legawa dengan kekalahan mereka. ''Kami anggap semua sudah selesai,'' ujarnya.
Meski demikian, PKB memastikan tetap akan mengkritisi semua kebijakan pemkab jika nanti dianggap melenceng. "Sudahlah. Pelantikan sudah terjadi. Sekarang yang penting kami akan menjalankan fungsi kami,'' katanya.
Selain penyebaran spanduk, hari pertama duet SQ menjalankan roda pemerintahan diwarnai aksi unjuk rasa. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Gresik kemarin mendatangi kantor pemkab. Mereka rupanya ingin mengingatkan duet itu supaya tidak lupa akan janji-janjinya. ''Masih banyak persoalan di Gresik yang harus diselesaikan. Karena itu, kami meminta bupati-wakil bupati baru benar-benar merealisasikan semua janjinya,'' kata Ahmad Husaini, ketua PMII Gresik.
Aksi itu hanya bisa digelar di pelataran luar kompleks kantor pemkab. Sebab, aparat keamanan memilih untuk menutup pintu. (ris/c4/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [Rabu, 29 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157602

Sengkata Hasil Pemilukada Gresik 2010 Semua Sudah Berakhir

Setelah pelantikan, Sambari langsung menegaskan bakal merangkul semua kalangan. Penegasan itu disampaikan mengingat perjalanan pilbup yang penuh persoalan dan perselisihan. ''Harus diakui, perhelatan pilbup lalu menimbulkan banyak perbedaan. Karena itu, kami minta semua itu dihapus. Kami akan rangkul semua kalangan,'' katanya setelah pelantikan.
Sambari berjanji tidak akan menerapkan diskriminasi. ''Itu (perselisihan) adalah bagian dari dinamika. Semua sudah berakhir. Semua akan kami rangkul. Tak mungkin kami bisa menjalankan pemerintahan ini dengan baik jika masih ada pertentangan,'' ungkapnya.
Pasangan yang diusung koalisi Partai Golkar-PKPI itu langsung membeberkan serangkaian program, terutama 100 hari pertama. Meski begitu, Sambari tidak berani banyak berjanji.
Sedikitnya, ada tiga program awal yang dicanangkan. Salah satu yang menjadi prioritas adalah penataan kawasan perkotaan. Yang mendesak adalah penanganan banjir yang selama ini menjadi problem utama. Sambari menargetkan perbaikan saluran-saluran.
''Tentunya belum bisa maksimal. Minimal, semua saluran bisa difungsikan lagi untuk mempercepat mengalirnya air ke laut,'' jelasnya.
Pasangan tersebut juga berjanji meningkatkan keterlibatan kalangan perusahaan di Gresik dalam program-program pemkab. Caranya, memperbaiki sistem pendistribusian CSR (corporate social responsibility). Saat ini, realisasi CSR di Gresik memang belum maksimal.
Sambari juga berjanji meningkatkan perbaikan di Pulau Bawean yang selama ini terkesan terabaikan. ''Itu sudah janji saya. Walaupun saya kalah di Bawean, asalkan kami menang, pasti akan ada perbaikan,'' ujarnya.
Hanya, saat ditanya soal program-program unggulan, duet SQ masih belum berani tegas. Termasuk, soal rencana proyek besar yang sudah lama dirintis. (ris/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 28 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157401

Bupati Sambari-Wakil Bupati Qosim Yang Baru di Lantik Sudah Disodori 69.000 Warga Sangat Miskin di Kab. Gresik

GRESIK - Bupati dan wakil bupati Gresik terpilih, Sambari Halim Radianto-Mohammad Qosim (SQ), resmi dilantik Gubernur Jatim Soekarwo kemarin (27/9). Pelantikan pasangan itu dilangsungkan dalam rapat paripurna istimewa di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV kantor bupati Gresik.
Rapat paripurna dengan agenda pengambilan sumpah dan pelantikan bupati dan wakil bupati periode 2010-2015 tersebut dipimpin Ketua DPRD Gresik Zulfan Hasyim yang dimulai pukul 09.00. Zulfan lalu membacakan proses pemilihan kepala daerah (pilkada) Gresik.
Pengambilan sumpah pasangan yang diusung Partai Golkar dan PKPI itu berlangsung tidak lebih dari lima menit. Ruangan penuh sesak. Sampai ada yang tidak kebagian tempat duduk. Empat pendingin ruangan tidak mampu menyebarkan kesejukan. Para tamu dan undangan pun kegerahan.
Melihat undangan kepanasan, Gubernur Soekarwo mencoba mencairkan suasana. ''Kepanasan ya? Kalau sauna, bayar,'' katanya di sela memberikan sambutan.
Pada kesempatan itu, Soekarwo meminta bupati dan wakil bupati yang baru dilantik memperhatikan aspek pemerataan pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan kesehatan.
Di Gresik, kata Soekarwo, ada 69.000 rumah tangga sangat miskin (RTSM). ''Saya punya foto dan by name-nya. Sebab, sebelum pelantikan ini, saya melakukan survei ke Gresik. Nanti serahkan ke bupati dan wakil bupati,'' ujarnya.
Meski begitu, indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 70,5 tahun. ''IPM-nya hampir sama dengan rata-rata di Jatim. Tingginya angka kesempatan hidup di Gresik menunjukkan kesehatan cukup baik,'' jelasnya.
Menurut Soekarwo, pemberantasan buta huruf masih harus tingkatkan. Berdasar survei, masih ada sekitar 5,9 persen masyarakat Gresik yang tidak bisa membaca. ''Tapi, mereka mengerti rupiah,'' katanya lantas tersenyum dan membuat tawa undangan.
Dia berharap, dalam seratus hari masa kepemimpinannya, SQ lebih meningkatkan silaturahmi kepada muspida, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. ''Ngalahi lah sambangi toga dan tomas serta anggota parlemen,'' ujarnya berharap.
Pelantikan Sambari dan Qosim juga dihadiri politisi dari Jakarta. Di antaranya, Akbar Tandjung dan Effendi Choirie. Selain itu, hampir seluruh pengurus DPD Partai Golkar Jatim hadir.
Mantan Bupati Gresik Robbach Ma'sum hadir dan duduk di deretan kursi undangan menghadap ke utara. Namun, mantan Wakil Bupati M. Sastro Soewito tidak terlihat batang hidungnya.
Menurut stafnya, sejak cuti untuk bersaing dalam pemilihan bupati, Sastro sudah tidak pernah masuk ke kantor. "Saya tidak tahu Pak Sastro di mana?'' ujar mantan stafnya.
Di tempat terpisah, Sambari Halim dan Qosim mengungkapkan, dalam seratus hari pertama, pihaknya berjanji memberikan sertifikat gratis kepada 200 rumah tangga sangat miskin. Selain itu, mereka berjanji menjadikan Pulau Bawean terang-benderang serta menurunkan harga tiket kapal Gresik-Bawean. (yad/ris/c5/ruk)
JANJI 100 HARI PERTAMA SQ
Penataan kawasan perkotaan, meliputi : (1) penanggulangan banjir kota (minimal memperbaiki sistem saluran untuk mempercepat aliran air ke laut), (2) perbaikan sistem pendistribusian CSR untuk membantu program Pemkab, (3) perbaikan sarana olahraga, (4) Perbaikan distribusi santunan kematian bagi warga Gresik,
Revitalisasi Bawean, meliputi : (1) transportasi. Untuk tahap awal, Pemkab menargetkan minimal tiap hari ada kapal; (2) perbaikan distribusi listrik; (3) Program sertifikasi bagi 200 rumah
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 28 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=showpage&kat=1&subkat=22

Senin, 27 September 2010

Ujian SIM Cukup di Polsek Driyorejo

GRESIK - Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) Polres Gresik terus memperbaiki sistem pelayanan. Sabtu lalu (25/9) satuan yang dipimpin AKP Satria Permana tersebut meresmikan penggunaan lapangan ujian praktik pemohon surat izin mengemudi dan layanan samsat (satuan bersama satu atap) unggulan (payment point).
Layanan yang mendekatkan pada pemohon itu ada di Jalan Raya Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, tepatnya di belakang Mapolsek Driyorejo. Selama ini masyarakat Gresik Selatan yang hendak mengurus SIM harus menempuh perjalanan sampai 60 menit untuk ke kantor Samsat Satlantas Polres Gresik.
Peresmian samsat payment point dan lapangan ujian dilakukan Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo. Selain dihadiri para Kapolsek jajaran Polres Gresik, terobosan dalam bidang pelayanan dihadiri Kasubdit Min Regident Ditlantas Polda Jawa Timur AKBP Yusuf dan disaksikan muspika setempat.
Masyarakat pun menyambut antusias fasilitas baru tersebut. Terbukti, ketika tempat itu baru diresmikan, sudah ada 500 pemohon baru SIM. "Mudah-mudahan tidak hanya tempat praktik SIM, tetapi ujian teori dilaksanakan di Driyorejo," ucap Yuyun Nurkholifah, 26, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Widya Dharma, Surabaya, yang tinggal di Desa Mulung, Kecamatan Driyorejo.
Yusuf menilai, yang dilakukan Satlantas Polres Gresik itu selangkah lebih maju. "Ujian teori praktik SIM tersebut untuk polsek urban, baru diprogramkan ke jajaran polres se-Polda Jatim seminggu lagi. Tetapi, Polres Gresik sudah mendahului," kata Yusuf.
Kapolres Gresik AKPB Jakub Prajogo menyatakan, lapangan ujian praktik SIM itu adalah bentuk aplikasi UU Lalulintas. Tujuanya adalah keselamatan pengendara kendaraan bermotor. (yad/c10/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 27 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157177

Kasus Korupsi Beda Sudut Pandang

BANYAK putusan bebas yang dibuat PN Gresik dimentahkan di sidang kasasi di MA (Mahkamah Agung). Tidak sedikit, putusan MA yang malah lebih berat dari tuntutan jaksa.
Salah satunya adalah vonis kasasi empat tahun penjara, denda Rp 200 juta, dan membayar ganti rugi ke Negara Rp 361,4 juta yang dijatuhkan majelis hakim Mahkamah Agung kepada terdakwa Buang Idang Guntur. Padahal saat sidang di PN Gresik, Buang dibebaskan.
Buang pun shock. Kebebasan yang diperolehnya dari PN Gresik, seperti tidak ada artinya. Dia bahkan sempat sakit mendapat vonis yang bertolak belakang tersebut. Penyakit diabetes dan gula yang diidapnya dikabarkan kambuh.
Dia adalah Direktur CV Serba Guna, rekanan Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi (LHPE) - kini menjadi Badan Lingkungan Hidup (BLH) yang dipimpin Soemarsono - dalam Proyek Reklamsi Pantai Sangkapura, Pulau Bawean. Putusan kasasi itu benar-benar berat baginya.
Sangat berat, dia harus mengganti kerugian negara dalam proyek yang dibiayai APBD Gresik 2003 dan 2004 senilai Rp 361,4 juta dari nilai proyek Rp 1,2 miliar. Nilai kerugian ratusan juta itu berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Jatim.
Selain itu, vonis itu lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yakni, 1,5 tahun kurungan, denda Rp 50 juta subsider 3 bulan dan membayar ganti uang negera Rp 100 juta. Penasehat hukum Buang, Irfan Choire mengaku tercengang. "Hakim mungkin khilaf dalam memutuskan perkara itu," tandas Irfan pada Jumat (24/9).
Bentuk kekhilafan hakim MA, jelas adik kandung politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa Effendi Choirie itu, hakim tidak mempertimbangkan tidak menyebutkan klien (terdakwa) telah menggembalikan kerugian negara. "Padahal, klien saya telah menggembalikan kerugian negara Rp 80 juta. Karena seluruh kerugian Negara ditanggung renteng dengan lima terdakwa lainnya," ujarnya.
Hakim Pengadilan Negeri (PN) Gresik tidak merasa risau terhadap hasil putusan yang akhirnya dikoreksi oleh hakim PT maupun Mahkamah Agung. "Tidak masalah, karena memang ada pertimbangan dan sudut pandang yang berbeda," ujar Humas PN Gresik Fathul Mujib pada Kamis (23/9).
Karena sudut pandang yang berbeda, imbuhnya, bisa saja putusan lebih berat atau lebih ringan. Putusan MA terhadap terdakwa Buang lebih berat dari putusan PN Gresik, akankan juga dijatuhkan kepada terdakwa lainnya. (yad/ris/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 26 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157050

Gresik, Salah Satu "Surga" Para Terdakwa Kasus Korupsi di Indonesia Setahun PN Bebaskan 9 Koruptor

Gresik bisa jadi ''surga'' bagi para koruptor. Pasalnya, banyak terdakwa korupsi yang diadili di PN (Pengadilan Negeri) Gresik divonis bebas. Ironisnya, banyak pula putusan bebas PN Gresik yang dimentahkan MA (Mahkamah Agung) lewat vonis kasasinya.

INDONESIA Corruption Watch (ICW) mencatat 224 dari 378 terdakwa korupsi se-Indonesia sepanjang 2010 divonis bebas oleh Pengadilan umum. Adalah PN Makassar yang terbanyak membebaskan terdakwa korupsi. Urutan selanjutnya adalah PN Tahuna Talaud, PN Manado, dan PN Gresik di tempat keempat.
"Gresik Surga bagi Para Koruptor,'' ungkap Koordinator Gresik Corruption Watch (GCW) Tatok Budiharsono.
Surga bagi koruptor, jelas Tatok, karena perangkat hukum di Kota Industri masih belum mempunyai komitmen tegas untuk memberantas korupsi. "Akibatnya, tidak membuat efek jera bagi para koruptor," ujarnya.
Selama 2009, urainya, ada sembilan perkara dugaan korupsi yang ditangani Pengadilan Negeri (PN) Gresik yang lantas divonis bebas. Terdakwa korupsi yang dibebaskan PN Gresik itu antara lain tiga terdakwa korupsi pengadaan batik di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gresik. Mereka adalah anggota KPU Gresik Abdul Basith Fauzan, Bagian Perencanaan Sekretariat KPU Gresik Tursilowanto Herujogi, dan Direktur CV Karunia Agung Khoirul Anwar.
Vonis terhadap mereka dijatuhkan 11 Juni 2009 lalu. Dugaan korupsi pengadaan batik 24.134 potong itu senilai Rp 2,41 miliar dilakukan pada 2004 ketika pelaksaan pemilihan legislatif (pileg). Selama penyidikan perkara hingga penuntutan mereka tidak pernah merasakan hidup di balik jeruji rumah tahanan (rutan) Gresik di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme.
Saat ini, perkara ini masih dalam proses kasasi di Mahkamah Agung. Yang mengajukan adalah Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (kejari) Gresik. Sebelumnya, jaksa menuntut Abdul Basith Fauzan dan Tursilowanto Herujogi empat tahun penjara. Mereka dijerat pasal 2 Undang-undang 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Sedangkan, Khoirul Anwar dituntut lima tahun penjara JPU. Berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mereka dianggap merugikan negara Rp 906,8 juta.
Perkara dugaan korupsi lainnya yang divonis bebas majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Gresik adalah reklamasi pantai Sangkapura, Pulau Bawean. Ada empat dari lima terdakwa yang divonis bebas. Mereka adalah Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Gresik Soemarsono, mantan TU BLH Gresik Siti Kuntjarni, Direktur CV Daun Jaya Shihabudin, dan Direktur CV Serba Guna Idang Buang Guntur
Shihabudin dituntut dengan hukuman kurungan setahun, denda Rp 50 juta, subsider 3 bulan, atau uang pengganti Rp 50 juta. Shihabudin adalah pemilik bendera CV Daun Jaya yang dipinjamkan kepada Buang, Direktur CV Serba Guna.
Buang dengan hukuman 1,5 tahun penjara, denda Rp 50 juta, subsider 3 bulan, dan uang pengganti Rp 100 juta. Buang adalah rekanan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dalam proyek reklamasi Pantai Sangkapura, Pulau Bawean. Lalu, Soemarsono dan Siti Kuntjarni, masing-masing dituntut 1,5 tahun dan setahun.
Sedangkan, Zainal Arifin, mantan Kasubdin Kelistrikan pada BLH Gresik divonis setahun. Zainal memilih menerima vonis tersebut. Sehingga, sekarang sudah bisa hidup bebas. Sementara empat koleganya, masih menunggu hasil kasasi yang dilakukan JPU.
Saat ini, hanya kasasi Buang Idang Guntur yang turun. Buang divonis empat tahun, kurungan. Namun, kejaksaan belum melakukan eksekusi terhadap putusan hakim MA tersebut.
Korupsi reklamasi Pantai Sangkapura, Pulau Bawean, yang dibiayai APBD 2003 dan 2004 sebesar Rp 1,2 miliar. Berdasarkan audit BPKP perwakilan Jatim kerugian negaranya Rp 361,4 juta.
Vonis bebas lainnya dinikmati Kamja Wiyono. Kepala Desa Sumput, Kecamatan Driyorejo itu tersandung perkara korupsi tukar guling tanah kas desa Sumput Kamjawiyono senilai Rp 1,8 miliar. JPU menuntut empat tahun penjara, tetapi majelis hakim juga memvonis bebas.
Tatok Budiharsono, melanjutkan, vonis bebas terhadap pelaku dugaan korupsi di Gresik itu, sudah sangat terpola begitu rapi. Mulai penyelidikan, penyidikan, hingga penuntutan biasanya pihak yang beperkara tidak menjalani proses penahanan.
Sehingga, mereka ada keluasaan gerak. Ketika perkara itu kemudian sampai di meja hijau ada peluang untuk meringankan bahkan membebaskan. "Disini (Gresik, Red) dalam konteks penegakan hukum belum bisa diharapkan untuk melihat keadilan diterapkan," ungkapnya.
Karena itulah, ketika vonis ringan dijatuhkan, biasa para terdakwa lebih memilih untuk menerima. "Sebab, kalau mereka banding maupun kasasi, biasanya vonis lebih berat," tandas Tatok.
Dia lalu menyebut, perkara korupsi di Subdin Perhubungan Laut, Sungai dan Danau pada Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik dengan terdakwa Dharmi Suwanto. Majelis hakim memvonis satu tahun enam bulan. Dalam sidang banding di Pengadilan Tinggi Jatim menambah vonis menjadi dua tahun, enam bulan. (yad/ris/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 26 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157051

Upaya Desa Kramat Inggil di Gresik Meraih Target Desa Adiwisata Gaet Perusahaan, Bikin Hutan Desa

Kramat Inggil hanyalah sebuah desa di Kecamatan Kebomas, Gresik. Namun, saat ini desa tersebut tengah menjadi sorotan karena keberhasilannya mengelola sampah. Kini, desa itu bahkan berusaha meraih target sebagai desa adiwisata, yaitu desa yang ramah lingkungan, lewat berbagai kegiatan.

SUASANA Kramat Inggil kemarin (26/9) sedikit lebih ramai jika dibandingkan dengan hari-hari biasa. Warga desa begitu serius mengikuti pelatihan tentang pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemkab dan sebuah sekolah negeri.
Penyampaian materi dalam pelatihan itu langsung ditindaklanjuti dengan praktik. Materinya adalah mengelola sampah agar bisa dimanfaatkan. Untuk melengkapi pelatihan tersebut, warga mendapatkan bantuan komposter dari PJB (Pembangkit Jawa-Bali) PLN Gresik.
Pelatihan tersebut bagian dari upaya warga untuk menjadikan desa mereka sebagai desa adiwisata, desa yang asri dan ramah lingkungan. Program tersebut tergolong baru di Gresik. Belum banyak desa yang menerapkannya.
Munculnya ide tersebut tidak lepas dari keinginan warga dan aparat untuk memperbaiki kondisi lingkungan di desa itu. "Sebenarnya, program ini sudah kami rintis cukup lama. Tapi, saat ini lebih serius," kata Sekdes Kramat Inggil Jatmiko.
Menurut dia, program tersebut muncul dari keinginan mereka untuk bisa mengelola semua sampah. Pasalnya, saat ini warga kerap membuang sampah begitu saja. Hal itu sedikit banyak membuat lingkungan desa kurang tertata.
Dari situlah, akhirnya mereka mulai bergerak. Tahap pertama, mereka menyiapkan sebuah RT (rukun tetangga) binaan. Yakni, RT yang bakal jadi percontohan program desa adiwisata. "Yang terpilih adalah RT XII," katanya.
Saat ini, aktivitas perbaikan lingkungan di RT itu mulai terlihat. Warga mengumpulkan seluruh sampah yang dihasilkan. "Namun, masih banyak yang harus diperbaiki," imbuhnya.
Pengelolaan sampah kering masih tradisional. Mereka mengumpulkan sampah itu, lalu dijual. Sampah organik oleh warga dijadikan pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Setelah RT binaan dipilih, desa membuat program lain. Kini, mereka mulai mengajak semua RT untuk mengikuti program serupa.
Caranya adalah meminta kepada PJB untuk mengucurkan dana CSR (corporate social responsibility) dalam bentuk pengadaan komposter yang dibagikan ke seluruh RT. Selain itu, mereka mengundang BLH (badan lingkungan hidup) dan SMPN 2 Kebomas untuk melatih penggunaan komposter serta program untuk menjadi sebuah desa adiwisata. "Kebetulan, SMPN 2 kan sekarang menjadi sekolah adiwiyata," katanya.
Selain itu, saat ini desa tersebut tengah menjajaki program baru. Mereka berencana membuat hutan desa di wilayah mereka. Untuk keperluan itu, mereka tengah melobi PT Petrokimia. Hasilnya, perusahaan tersebut sudah memberikan lampu hijau. "Yang jelas, kami ingin desa kami lebih baik," tegasnya. (ris/c6/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 27 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157176

Konfercab NU Gresik Syuriah Alot, Tanfidziyah Mulus, Tidak Ada Perubahan Pimpinan PC NU

GRESIK - Tidak ada perubahan berarti dalam tubuh kepengurusan cabang NU Gresik setelah konfercab (konferensi cabang) Sabtu lalu (25/9). Pucuk pimpinan tidak berpindah alias tetap pada pejabat sebelumnya. Rais syuriah tetap dipegang KH Mahfudz Ma'sum. Demikian halnya dengan ketua tanfidziyah yang dijabat Husnul Khuluq.
Meski demikian, penentuan duet tersebut berlangsung bertolak belakang. Penunjukan Khuluq sebagai ketua tanfidziyah berlangsung mulus karena terpilih secara aklamasi. Sebaliknya, penunjukan Mahfudz sebagai rais syuriah berlangsung alot sehingga harus dilakukan undian.
Pemilihan rais syuriah dan ketua tanfidziyah dilakukan dalam puncak konfercab Sabtu malam. Masing-masing memperebutkan suara dari 16 MWC (majelis wilayah cabang) NU se-Gresik.
Yang pertama dilakukan adalah penentuan rais. Sesuai dengan tatib (tata tertib) pemilihan, proses diawali dengan tahap pencalonan. Mekanismenya, pada tahap tersebut setiap kandidat harus memperoleh minimal sembilan suara untuk maju pada tahap pemilihan.
Pada tahap itu muncul dua nama, yaitu KH Mahfudz dan KH Masbukhin Fakih (pengasuh Ponpes Mambaus Sholihin). Mereka berbagi dukungan alias sama-sama mendapat delapan suara.
Dukungan tersebut sempat menjadi bahan perdebatan karena tidak ada seorang pun yang mendapatkan syarat dukungan minimal sembilan suara.
Peserta konfercab mengubah persyaratan. Seorang kandidat bisa maju dalam pemilihan jika mendapat dukungan minimal tujuh suara.
Penyampaian dukungan pun diulang. Hasilnya tidak berubah. Dua kandidat tetap berbagi suara imbang, delapan lawan delapan. Sampai lima kali dilakukan penyampaian dukungan, posisi imbang tersebut tidak berubah.
Tidak ada seorang pun kandidat yang bersedia mengalah dengan mengundurkan diri. Mereka bersikukuh maju. Untuk memecah kebuntuan, Ketua Panitia M. Thoha menawarkan opsi lewat undian.
Teknisnya, nama setiap calon ditulis di tiga kertas, yang kemudian digulung. Lalu, panitia dan wakil dari PW (Pengurus Wilayah) NU Jatim mengambil tiga gulungan kertas.
Hasilnya, dua kertas yang diambil berisi nama KH Mahfudz. Satu kertas lainnya bertulisan nama KH Masbukhin. Dengan begitu, disepakati KH Mahfudz sebagai pemenang.
Sebaliknya, terpilihnya kembali Husnul sebagai ketua tanfidziyah hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 30 menit. Dia langsung unggul pada sesi pencalonan dengan meraih 15 suara. (ris/c10/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 27 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157182

Hari Ini Bupati Sambari dan Wakil Bupati Qosim Dilantik Meski Belum Puas, Humas Pastikan Hadir

GRESIK - Setelah melewati perjalanan panjang dan berliku, Pemilihan Bupati Gresik 2010 sampai pada ujungnya hari ini (27/9). Bupati dan wakil bupati terpilih Sambari Halim-M. Qosim (SQ) dijadwalkan menjalani pelantikan di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai 4 Kantor Bupati Gresik.
Kepastian jadwal itu ditetapkan Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Gresik akhir pekan lalu. Pelantikan dilaksanakan lewat rapat paripurna istimewa. Pelantikan dilakukan Gubernur Jatim Soekarwo. "Jadwal kami tetapkan setelah turunnya surat gubernur,'' jelas Wakil Ketua DPRD Gresik Susianto.
Sebelumnya, Mendagri mengesahkan pasangan SQ lewat SK bernomor 131.35-721 Tahun 2010 serta SK 132.35-722 Tahun 2010. SK itu ditindaklanjuti surat gubernur bernomor 131/122/40/011/2010 tentang penetapan jadwal ke DPRD Gresik. Dalam surat itu, gubernur memberikan rekomendasi pelantikan duet SQ pada 27 September.
Di sisi lain, meski masih mempersoalkan kemenangan SQ, kubu seterunya - Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer- memastikan untuk menghadiri pelantikan. Kepastian kehadiran itu datang setelah tiga fraksi pendukung Humas mengadakan rapat koordinasi. "Untuk rapat paripurna istimewa pelantikan besok (hari ini, Red), kami pasti hadir," kata Ketua Fraksi PKB DPRD Gresik Chumaidi Maun.
Menurut dia, pelantikan tidak berkaitan dengan persoalan pilbup. "Kami tetap menghormati proses. Tapi, permasalahan tidak berarti sudah selesai," katanya.
Saat ini kubu Humas mengajukan dua gugatan. Gugatan pertama dilayangkan ke PTUN (pengadilan tata usaha negara). Isinya, mereka menggugat putusan MK dan KPU atas pengesahan SQ sebagai pemenang Pilbup Gresik 2010. Selain itu, mereka melayangkan gugatan terhadap sembilan hakim MK karena dianggap tidak adil dalam memproses sengketa pilbup Gresik. (ris/c7/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 27 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=157180

Jumat, 24 September 2010

Sok Akrab, Coba Perkosa Tetangga

GRESIK - Hasrat hati Sunardi bisa menikmati tubuh molek tetangga kosnya, Mariana. Namun, yang didapat adalah bogem mentah massa dan harus berurusan dengan polisi. Hal itu terjadi karena perempuan berusia 30 tahun yang menjadi incarannya tersebut melawan. Perlawanan itu mengundang tetangganya yang langsung menghajar Sunardi.
Sunardi yang berasal dari Desa Pecuk, Kecamatan Patian Rowo, Nganjuk, itu baru sepekan menjadi penghuni kos-kosan di Desa Driyorejo, Kecamatan Driyorejo. Kesupelan dan keramahan buruh pabrik tersebut membuatnya cepat akrab dengan penghuni kos lainnya.
Namun, dia menilai lain keakraban yang ditunjukkan Mariana, tetangga kosnya yang belum memiliki anak tersebut. Perasaan itu mendorongnya untuk mendekati Mariana sekitar pukul 09.00 kemarin (23/9).
Penampilan Mariana yang hanya berdaster pagi itu membuat berahinya bergejolak. Spontan dia berniat memerkosa perempuan tersebut.
Dia langsung menyergap Mariana dan membopongnya ke tempat tidur. Perlawanan Mariana berhasil diredam. Dia bahkan berhasil menindihnya. ''Namun, ketika pelaku berusaha mencopot celana dalam, korban menendangnya. Sunardi pun terjengkang,'' ujar seorang petugas.
Berhasil kabur, Mariana pun meneriakinya maling. Tak pelak, penghuni kos-kosan yang sebagian besar telah berumah tangga itu semburat dari kamarnya. Sunardi lalu ditangkap dan digebuki. Dia lantas diarak ke balai desa setempat.
Kapolsek Driyorejo AKP Mulyono mengungkapkan, dalam pemeriksaan, Sunardi mengaku telah tiga kali mencoba mencabuli penghuni kos lainnya. ''Tiga perempuan korban pencabulan akhirnya ikut melapor ke Polsek. Tersangka masih diperiksa lebih lanjut,'' ujar mantan Kapolsek Benjeng itu. (yad/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Jum'at, 24 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156679

Putra Gresik : Ihsan Fahmi Rofananda Raih Dua Penghargaan di Olimpiade Sains Nasional Menangis karena Tak Bisa Kerjakan Satu Soal

Dunia pendidikan Gresik kembali berjaya. Siswa SD Semen Gresik Ihsan Fahmi Rofananda berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2010 di Medan. Dia akan menjadi salah seorang peserta dalam olimpiade tingkat internasional.

kemarin siang (23/9) bocah berwajah imut itu masih mengenakan seragam sekolahnya. Padahal, gurunya sudah memberikan dispensasi agar dia tidak masuk. Sebab, sore harinya Ihsan -bocah itu- harus berangkat ke Jakarta untuk mendapatkan pembekalan menjelang keikutsertaannya dalam International Mathematic and Science Olympiad (IMSO) yang bakal digelar di Bali. "Memang anaknya seperti itu. Selalu ingin ke sekolah," kata sang ayah, Ngarof Chusaeni.
Ihsan menjadi salah seorang peserta ajang lomba tingkat internasional tersebut setelah mengukir prestasi dalam ajang OSN 2010 di Medan. Dia berhasil menggondol dua predikat sekaligus. Peraih piala poin absolut (nilai tertinggi) serta peraih medali emas OSN di kategori eksperimen terbaik. Raihan itu membuatnya otomatis terpilih sebagai peserta IMSO bersama 15 siswa se-Indonesia.
Untuk bisa meraih prestasi tersebut, jalan yang dilaluinya tidak singkat. Berbagai tahap harus dia jalani. Awalnya, dia mengikuti tes OSN mulai tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. Hasilnya, dia selalu menjadi yang terbaik. Dari situ Ihsan akhirnya menjadi wakil Jatim dalam OSN di Medan.
Waktunya pun habis untuk mengikuti semua proses di balik perlombaan itu. Selain belajar di sekolah sehari-hari dan beberapa les tambahan, dia harus menjalani serangkaian bimbingan yang diberikan panitia OSN. "Karena dasarnya memang dia suka belajar, semua bisa dilalui," katanya.
Perjuangan itu pun menuai hasil manis. Dalam perhelatan OSN tersebut, dia sukses besar. Beragam tes yang tergolong berat bagi anak seusianya berhasil dilampaui.
Beberapa materi yang diujikan sejatinya diperuntukkan bagi siswa SMP. Selain itu, tidak semua soal disampaikan dalam bahasa Indonesia. Juga ada yang menggunakan bahasa Inggris.
Setidaknya, ada dua tes yang harus dia jalani dalam OSN tingkat nasional itu. Yakni ujian teori serta ujian praktik. Secara rinci, dia menjelaskan semua tahap tes tersebut. Rupanya, Ihsan benar-benar menguasai materi itu.
Meski demikian, ini bukan berarti Ihsan mulus-mulus saja dalam OSN kemarin. Rini menceritakan, sang bocah sempat tegang dan hampir menangis. Usut punya usut, perkaranya sepele. Ihsan tidak bisa menjawab satu soal pada saat tes tulis. "Tidak bisa menjawab satu soal saja sudah hampir nangis. Padahal, banyak peserta lain yang mengaku kesulitan menjawab," katanya. (ris/c9/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Jum'at, 24 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156677

Demo Kades Se-Gresik Tolak Pengeprasan Alokasi Anggaran Pemerintahan Desa

GRESIK - Para kepala desa (Kades) se-Kabupaten Gresik membuktikan ancaman mereka untuk mengadakan aksi unjuk rasa besar-besaran. Kemarin mereka mendatangi kantor DPRD guna memprotes pengurangan anggaran untuk pemerintahan desa. Para Kades yang tergabung dalam Peguyuban Kepala desa dan Perangkat Desa Gresik (Pakpres) itu ngotot agar jatah anggaran untuk mereka tidak dikepras.
Ratusan Kades dan perangkat tersebut mendatangi kantor dewan sekitar pukul 09.00. Keinginan mereka untuk masuk ke dalam gedung dewan terhalang aparat keamanan yang bersiaga. Untuk menyampaikan aspirasi, para Kades itu bergantian berorasi.
Sekitar setengah jam kemudian, pimpinan dewan bersedia menemui wakil para pengunjuk rasa tersebut. Pertemuan itu berlangsung alot. Pimpinan dewan meminta mereka bersabar dengan menunggu finalisasi penetapan anggaran yang tengah dibahas.
Namun, para Kades itu tidak sabar dan mendesak adanya kepastian bahwa anggaran untuk mereka tidak dikurangi. Mereka ngotot agar tidak ada pemotongan sedikit pun. Terutama terkait dengan tunjangan mereka. "Kami sudah terlalu banyak dirugikan dengan kebijakan selama ini," kata Ketua Pakpres Samari.
Beberapa pos yang dikepras itu, antara lain, alokasi dana desa (ADD) yang semula Rp 35 miliar menjadi Rp 26,25 miliar. Mereka makin kesal karena belakangan pencairan ADD molor. "Seharusnya, ADD sudah kami terima pertengahan tahun lalu," ujarnya.
Menghadapi para Kades tersebut, pimpinan dewan akhirnya menyetujui beberapa poin tuntutan. Dewan menjanjikan tidak adanya pemotongan tunjangan Kades. Dewan juga berjanji tidak akan mengepras ADD. Bantuan kematian juga tetap dilanjutkan. "Yang jelas, semua tuntutan tersebut akan kami bawa dalam rapat finalisasi pembahasan anggaran nanti," kata Wakil Ketua DPRD Gresik Susianto.
Namun, janji dewan itu berisiko tidak bisa diwujudkan. Apalagi, internal badan anggaran (banggar) pemkab dan panitia anggaran (panggar) pemkab masih gamang.
Hal tersebut tidak lepas dari kondisi keuangan APBD 2010 Gresik yang sangat defisit. Jika tuntutan para Kades dipenuhi, defisit anggaran dipastikan makin membengkak.
Karena itu, rekomendasi antarkomisi DPRD Gresik pasca pembahasan perubahan APBD (P-APBD) 2010 masih mengambang. Beberapa komisi merekomendasikan tidak akan mengepras pos tunjangan Kades. Beberapa pos lain di luar tunjangan masih dibahas. "Yang jelas, pos tunjangan Kades dan perangkat tidak akan kami kepras. Kami juga tengah mengupayakan pos lain tidak ada. Tapi, itu akan kami bawa dulu pada finalisasi," terang Ketua Komisi A DPRD Gresik Suberi.
Rekomendasi yang diberikan komisi A berbeda dengan usul beberapa komisi lain. Beberapa komisi mengusulkan, tunjangan Kades di-pending hingga tahun depan, sedangkan ADD dibiarkan tetap. Pertimbangannya, kondisi keuangan diasumsikan normal tahun depan sehingga tunjangan Kades bisa dirapel. (ris/c12/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Jum'at, 24 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156684

Ketat, Sidang Gugatan Humas di PN Gresik

GRESIK - Sidang gugatan perdata tim kuasa hukum pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gresik dan Mahkamah Konstitusi (MK) mulai dilangsungkan di Pengadilan Negeri (PN) Gresik kemarin (23/9). Majelis hakim dipimpin Taswir dengan anggota Mustajab dan Fathan.
Pengamanan ketat diterapkan sebelum, selama, dan sesudah sidang. Seluruh pengunjung yang masuk ke PN harus melewati pemeriksaan polisi. Mereka harus bersedia digeledah dua polisi yang berjaga di gerbang masuk kompleks PN.
Ketatnya pengamanan juga diberlakukan di dalam ruang sidang utama, yang menjadi tempat sidang. Sejumlah polisi bersenjata laras panjang berjaga-jaga di tiga pintu masuk ruang tersebut.
Pemandangan itu memunculkan suasana mencekam. Hasilnya, sidang sekitar setengah jam tersebut berlangsung tertib dan aman.
Sesuai dengan hukum acara perdata, Taswir -yang sehari-harinya adalah ketua PN Gresik itu- menawarkan jalan damai bagi dua belah pihak, penggugat dan tergugat. Mereka diminta menemui hakim mediator untuk mencari jalan perdamaian. Majelis selanjutnya menunjuk Fatkhul Mujib sebagai hakim mediator.
Pihak penggugat dari tim Humas diwakili kuasa hukumnya, Heri dan Susanto Ckr. Pihak tergugat KPU diwakili Anshori dan Ainur Rofiq. Tergugat MK diwakili Wiryanto dan Mahfud.
Dalam mediasi yang dilakukan di lantai 2 Kantor PN Gresik itu tidak ditemukan kata sepakat. Baik penggugat maupun tergugat tetap pada pendirian mereka untuk melanjutkan sidang gugatan.
Mereka kemudian kembali ke ruang sidang utama. Sidang dibuka dengan pembacaan gugatan pihak penggugat. Mewakili penggugat, Heri meminta waktu untuk merevisi isi gugatan. Permintaan tersebut diinterupsi tergugat. Wiryanto menyatakan jika gugatan sudah dibacakan, tidak bisa ada revisi.
Heri berdalih revisi hanyalah petitum (pertimbangan), bukan isi gugatan. Di antaranya, kesalahan ketik gugatan ke PTUN Surabaya, seharusnya adalah PN Gresik. "Sesuai dengan acara perdata, kami tidak merevisi substansi gugatan namun pada petitumnya," ujar Heri.
Setelah diskors 5 menit, majelis hakim mengabulkan permintaan penggugat dan menunda sidang hingga Rabu (29/9). (yad/c7/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Jum'at, 24 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156682

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Gresik 27 September 2010

GRESIK - Perjalanan panjang pemilihan bupati dan wakil bupati Gresik 2010-2015 segera mencapai ujung. Pelantikan Sambari Halim Radianto-Moh. Qosim sebagai bupati dan wabup terpilih dijadwalkan berlangsung pada 27 September mendatang.
Pengambilan sumpah jabatan pasangan akan dilaksanakan di ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik, Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas. Ruang sidang paripurna DPRD Gresik di Jalan KH Wahid Hasyim yang sedianya menjadi tempat pelantikan dinilai kurang memenuhi syarat. Sebab, ruang tersebut tidak bisa menampung undangan yang diperkirakan mencapai 500 orang tersebut.
Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo menerangkan, pihaknya siap mengamankan prosesi pelantikan itu. Pihaknya akan mengerahkan sedikitnya 800 personel, termasuk anggota Brimob. "Selain menjaga lokasi pelantikan, kami menempatkan personel di sejumlah sarana vital dan sejumlah mapolsek yang dekat dengan lokasi pelantikan," ujar Jakub di sela-sela pengamanan di Kantor Pengadilan Negeri (PN) Gresik kemarin. (yad/c8/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Jum'at, 24 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156678

Kamis, 23 September 2010

Pemeran Perempuan Video Mesum Bawean Penuhi Panggilan Polisi

GRESIK - Setelah sempat menghilang, pemeran perempuan video porno Bawean yang berinisial NGA memenuhi panggilan polisi kemarin (22/9). Siswi kelas XII sebuah SMA di Pulau Bawean itu mendatangi Mapolsek Sangkapura sekitar pukul 10.00. Dia didampingi dua orang tuanya.
Sumber di kepolisian menyebutkan, ketika diperiksa, NGA mengakui bahwa pemeran perempuan dalam video berdurasi 6 menit 31 detik tersebut adalah dirinya. NGA bersedia beradegan mesum layaknya suami-istri dan direkam itu karena rayuan Hamsun. Hamsun adalah mantan tenaga kerja Indonesia di Malaysia yang menjadi pemeran pria dalam video porno tersebut.
Perempuan itu menjelaskan bahwa adegan yang tidak layak ditiru tersebut direkam dengan kamera seluler merek Nokia Series N 9600. "Semula saya takut. Karena dirayu, saya akhirnya mau," ujar polisi mengutip keterangan NGA kemarin.
Di antara rayuan maut Hamsun itu adalah dia berani bertanggung jawab bila NGA hamil. "Dia berjanji tidak akan meninggalkan saya dan bersedia menikahi saya," bebernya.
Rayuan tersebut meluluhkan NGA. Dia pun menyerahkan mahkotanya kepada Hamsun di dalam kamar pemeran pria itu pada awal Agustus 2010 lalu. Setelah direkam dengan handphone milik Hamsun, adegan mesum tersebut ditransfer melalui Bluetooth ke seluler milik NGA. "Saya juga menyimpan karena dikirimi Hamsun," ungkapnya.
Saat ditanya penyidik apakah telepon selulernya pernah ditinggal atau dipinjam temannya, ABG berambut sebahu itu mengaku beberapa waktu lalu baterai ponselnya habis. Kemudian, dia mengisi baterai ponselnya di sebuah warnet di Kecamatan Sangkapura. (yad/c3/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 23 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=156446

Belum Bisa Atasi Banjir

GRESIK - Belum maksimalnya program perbaikan infrastruktur membuat problem banjir di wilayah perkotaan masih sulit diatasi. Buktinya, hujan sekitar sejam di wilayah kota kemarin membuat beberapa titik di kawasan tengah kota kebanjiran.
Di perempatan Jalan Darmo Sugondo, misalnya, genangan air terjadi karena saluran yang disiapkan tidak mampu menampung air hujan. Genangan air cukup dalam mencapai mata kaki orang dewasa. ''Padahal, hujan tidak terlalu deras. Bagaimana kalau hujan deras?'' keluh seorang warga di sekitar lokasi.
Genangan juga terjadi di beberapa titik lain. Misalnya, di jalanan sekitaran Pasar Sidomoro. Luberan air hujan tidak bisa tertampung di saluran sekitar jalan itu. Kondisi yang sama terjadi di kawasan sekitar alun-alun.
Kawasan lain yang kerap menjadi langganan banjir adalah sepanjang Jalan Mayjen Sungkono yang notabene kawasan industri. ''Kalau pas deras, ketinggian air bisa mencapai 60 cm,'' kata Agus, warga Kelurahan Sukorejo.
Kepala Dinas PU Bina Marga Tugas Husni mengakui bahwa beberapa wilayah perkotaan di Gresik masih rawan banjir. Menurut dia, kondisi itu tidak lepas dari belum maksimalnya program perbaikan saluran. ''Kendalanya pada anggaran. Kami harus menetapkan prioritas perbaikan,'' katanya.
Saat ini, ada beberapa perbaikan yang tengah dilakukan. Misalnya, di wilayah Jalan Mayjen Sungkono, dinas PU sedang menggarap revitalisasi saluran. ''Saat ini masih berjalan,'' ungkapnya.
Selain itu, dinas tersebut tengah menggeber beberapa proyek lain. Hanya, karena belum merata, problem tersebut masih harus dituntaskan secara bertahap. ''Sebenarnya, saat ini kondisinya sudah cukup maksimal. Beberapa kawasan yang dulu langganan banjir sudah bisa teratasi. Semua tentu harus dilakukan secara bertahap,'' ujarnya. (ris/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 23 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=156450

Konfercab PCNU Gresik Mulai Terasa Nuansa Politik

GRESIK - Tiga hari menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) PCNU Gresik, persaingan perebutan kursi pimpinan PCNU periode 2010-2015 makin hangat. Beragam isu seputar pemilihan (terutama ketua tanfidziyah) mulai beredar.
Nuansa kepentingan politik di balik bursa rais syuriah dan ketua dewan tanfidziyah mulai mencuat. Menguatnya dugaan itu terjadi setelah beberapa parpol dikabarkan masuk dalam persaingan bursa.
Yang terang-terangan adalah PKB. Parpol yang memang dikenal sebagai partai yang dilahirkan NU tersebut mengklaim sudah memiliki kandidat tersendiri. "Sebagai anak kandung, PKB bertanggung jawab untuk mencarikan figur yang layak memimpin organisasi ini," kata Wakil Ketua DPC PKB Chumaidi Maun kemarin (22/9).
Bahkan, politikus itu terang-terangan menyebut bahwa PKB sudah menyiapkan beberapa calon untuk duduk di kursi rais syuriah. Menurut dia, rais syuriah dukungan PKB adalah sang incumbent KH Mahfudz Ma'sum. "Untuk ketua dewan tanfidziyah, tentu kami ingin dia berasal dari kader PKB," ungkapnya.
Pernyataan Chumaidi tersebut cukup menarik. Maklum, dalam pelaksanaan konfercab nanti, siapa yang bakal jadi ketua tanfidziyah adalah kandidat yang mendapat restu dari rais syuriah terpilih
Manuver PKB itu tidak lepas dari munculnya kandidat yang dijagokan parpol lain. Bahkan, kabarnya, bursa perebutan kursi ketua PCNU periode 2010-2015 masih ''berbau'' pilbup.
Apalagi, beberapa pengurus NU terang-terangan membeber beragam isu seputar pemilihan (terutama ketua tanfidziyah). "Terus terang, saat ini sudah banyak isu yang kurang pas beredar. Kami cuma berharap, konfercab nanti benar-benar bersih," kata M. Syafik, pengurus MWC NU Kecamatan Dukun. (ris/c12/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 23 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156447

Kaji Ulang Mobdin Baru Bupati-Wabup Gresik

GRESIK - Setelah menuai pro-kontra, rencana pengadaan mobil dinas (mobdin) baru bagi pasangan bupati-wakil bupati periode 2010-2015 dievaluasi ulang. Pertimbangannya, rencana pengadaan kendaraan tersebut belum sepenuhnya penting.
Hal itu terungkap dari hasil rapat pembahasan lanjutan penyusunan rancangan APBD (R-APBD) 2010 antara komisi A dan pemda kemarin (22/9). "Salah satu hasil rapat tadi adalah itu (rekomendasi penundaan pengadaan mobdin, Red)," kata Sekretaris Komisi A DPRD Gresik Khoirul Huda.
Dia menjelaskan, ada beberapa alasan munculnya rekomendasi penundaan pengadaan mobdin bagi bupati-wakil bupati terpilih. Pertama, pengadaan masih dianggap belum terlalu urgen. Kondisi mobdin yang lama masih dianggap layak.
Kedua, pengadaan mobdin dianggap berpotensi mengurangi kekuatan APBD tahun ini. Apalagi, sampai saat ini anggaran daerah Gresik masih defisit cukup tinggi.
Meski begitu, pengadaan mobdin tetap ada. Yakni, pengajuan anggaran untuk mobil bagi istri wakil bupati baru senilai Rp 350 juta. Alasannya, saat ini pemda memang tidak memiliki mobil untuk istri wakil bupati baru. "Untuk pengadaan itu (mobdin bagi istri wakil bupati, Red), kami setujui," katanya.
Sebagaimana diberitakan, dalam pembahasan perubahan APBD (P-APBD) 2010 muncul rencana pembelian mobdin untuk bupati-wakil bupati baru Gresik. Anggaran yang disiapkan untuk pengadaan mobdin baru nanti senilai Rp 1 miliar.
Anggaran itu akan digunakan untuk pembelian dua unit mobil. Satu unit untuk bupati, satu lagi untuk wakil bupati. Dalam perkembangannya, anggaran itu ditambah. Yakni, untuk pembelian mobdin istri wakil bupati senilai Rp 350 juta.
Dalam rapat kemarin, masalah pengadaan mobdin bupati-wakil bupati baru memang menjadi perdebatan. Sebab, pemkab tetap ngotot agar pengadaan itu tetap dilanjutkan. Alasannya, pengadaan tersebut dianggap perlu. Hanya, rencana itu ditentang sebagian anggota dewan.
Lantas, bagaimana dengan mobdin yang saat ini belum kembali? Menurut anggota Komisi A DPRD Gresik Hamim Mubham, komisi A tetap meminta bupati-wakil bupati baru untuk menggunakan mobdin lawas. "Sebab, yang lama masih layak. Apalagi, mobil bupati kan masih ada dua yang tidak terpakai," katanya.
Tapi, rekomendasi itu berpotensi berubah. Semua bergantung hasil finalisasi P-APBD 2010. Meski demikian, dengan adanya rekomendasi itu, besar kemungkinan anggaran tersebut bakal dikepras.
Bupati terpilih Sambari Halim menyatakan sudah mengklarifikasi persoalan itu ke DPRD. Dia meminta agar pengadaan mobdin tersebut dibatalkan. "Sebenarnya sejak awal saya tidak mau. Tadi sudah saya sampaikan agar rencana itu dibatalkan," katanya.
Sambari beralasan, saat ini masih banyak kebutuhan yang lebih urgen daripada pembelian mobdin. "Yang jelas, saya tidak mau menganggarkan mobdin sampai APBD Gresik benar-benar sehat," katanya. (ris/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 23 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156449

Usir Penjagal Takmir

GRESIK - Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa ini pas untuk menggambarkan perasaan warga Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun. Dusun itu adalah tempat tinggal Jainal Abidin, tersangka pembunuh takmir Masjid As Syafi'i, Bahrul Ulum.
Warga dusun tersebut malu atas perbuatan Jainal. Karena itu, mereka tidak bersedia menerima lelaki berusia 25 tahun tersebut kembali ke dusun mereka. Rasa malu itu semakin bertambah setelah hasil pemeriksaan kejiwaan Udin -panggilan Jainal Abidin- menunjukkan bahwa dia tidak gila. Itu berarti pembunuhan tersebut dilakukan dengan sadar.
Selain malu, warga Dusun Kalanganyar juga geram. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya minta aparat hukum untuk menghukum Udin seberat-beratnya. "Sekarang warga sedang mengusulkan pengusiran Udin dari desa ketika nanti masa hukumannya habis," ujar warga yang enggan disebutkan identitasnya.
Pengusiran Udin dari tanah kelahirannya di Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, tersebut dianggap sebagai hukuman yang paling tepat. "Usul pengusiran itu sudah diajukan masyarakat ke perangkat desa," imbuhnya.
Kepala Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, Edi Ngatemin ketika dikonfirmasi mengaku memang telah mendengar adanya usul pengusiran Udin dari tanah kelahirannya tersebut. "Tapi, usul itu dimasukkan ke kantor desa. Lebih baik sampeyan tanya langsung ke Pak Kades," katanya.
Dia mengungkapkan, sebagai aparat, pihaknya hanya bisa menampung aspirasi masyarakat. "Sebagai aparat, saya harus berada di tengah. Tidak boleh memihak," tegasnya.
Seperti diberitakan, kuasa hukum tersangka Jainal Abidin, Irfan Choirie, mengakui bahwa kliennya telah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh psikiater Polda Jatim. Hasilnya, "Klien saya tidak mengalami gangguan kejiwaan." (yad/c3/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 23 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156448

Pembunuh Takmir Tidak Gila Diperiksa 2 Jam, Jawab Pertanyaan dengan Lugas

GRESIK - Tersangka pembunuh takmir masjid Desa Sambunganyar, Kecamatan Dukun, Jainal Abidin tidak mengalami gangguan kejiwaan alias waras. Setidaknya, itulah hasil pemeriksaan kejiwaan yang dilakukan Polda Jatim terhadap lelaki sadis berusia 25 tahun tersebut.
''Tidak ada tanda gangguan kejiwaan. Pelaku tidak gendeng (gila, Red),'' papar tim dokter spesialis jiwa yang memeriksanya di polda.
Sebagaimana diberitakan, pada hari kedua Lebaran, Sabtu (11/9), masyarakat Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, digegerkan peristiwa pembunuhan terhadap Bahrul Ulum, yang biasa menjadi imam di Masjid As Syafi'i desa itu. Ulum dihabisi Jainal ketika berzikir di dalam masjid setelah salat Isya.
Setelah menggorok leher korban dengan sabit, Jainal melarikan diri. Sebelumnya, dia sempat melambaikan tangan kepada sejumlah jamaah di masjid tersebut. Dua jam setelah kejadian itu, polisi berhasil membekuk dia di rumahnya.
Berdasar pemeriksaan awal, ada dugaan pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Untuk memastikannya, polisi memeriksa kondisi kejiwaan pelaku dengan bantuan psikiater. Hasilnya, dia tidak gila.
Kesimpulan tersebut diperoleh setelah tim dokter memeriksanya selama dua jam. Menurut sumber di kepolisian, semua pertanyaan yang diajukan dokter spesialis jiwa dijawab dengan lugas. ''Tidak ada tanda-tanda kelainan kejiwaan,'' jelas sumber tersebut.
Berdasar hasil pemeriksaan tersebut, tersangka dipindah ke tahanan umum. Sebelumnya, dia ditahan di sel PPA (perlindungan perempuan dan anak) sendirian.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fauzan Sukmawansyah yang mewakili Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo membenarkan hasil pemeriksaan tersebut. Sejak semula, dia sendiri tidak yakin bahwa tersangka mengalami gangguan kejiwaan.
Keyakinan penyidik itu, menurut dia, didasarkan pada hasil pemeriksaan awal. "Ketika diperiksa penyidik, semua pertanyaan dijawab dengan lancar. Bahkan, tersangka sempat memeriksa hasil penyidikan," ujar Fauzan.
Meski yakin bahwa pelaku tidak mengalami gangguan kejiwaan, di lapangan penyidik mendapatkan informasi dari sejumlah masyarakat bahwa tersangka pernah mengalami gangguan kejiwaan. Karena itu, penyidik memerlukan pemeriksaan medis dari psikiater Polda Jatim.
Penasihat hukum tersangka Irfan Choire membenarkan bahwa kliennya dikatakan tidak mengalami gangguan kesehatan. "Hasil pemeriksaan psikiater, klien saya memang sehat," ujarnya.
Lantas, mengapa tersangka tega menghabisi nyawa Bahrul Ulum, tetangganya sendiri, ketika berzikir di dalam masjid? Irfan mengungkapkan, perbuatan yang dilakukan kliennya itu merupakan letusan dari akumulasi perasaan dendam terhadap korban. "Karena selama ini klien saya sering diolok-olok di depan teman-temannya," ujar Irfan.
Namun Irfan tidak menjelaskan olok-olok seperti apa yang dilakukan korban terhadap kliennya itu. Selain itu, belum ada kesaksian dari warga lain terkait olok-olok dan dendam tersangka pada korban. (yad/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Rabu, 22 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156184

Rabu, 22 September 2010

Polisi Gresik Mengajar di Sekolah

GRESIK -- Dimasukkannya pendidikan lalu lintas dalam kurikulum sekolah mulai dikonkretkan. Kemarin (20/9) Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Gresik meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) SD Muhammadiyah Gresik Kota Baru (GKB) Gresik.
Nota kesepahaman itu ditandatangani Kasatlantas Polres Gresik AKP Satria Permana dan Kepala RSBI SD Muhammadiyah GKB Ichwan Arief.
Untuk tahap awal, masalah lalu lintas diajarkan kepada siswa kelas V. Tiga mata pelajaran (mapel) yang diajarkan adalah pengenalan istilah dan peraturan lalu lintas selama enam jam, pengetahuan rambu-rambu lalu lintas delapan jam, dan penyebab kecelakaan lalu lintas (laka lantas) enam jam.
Untuk mengajarkan mata pelajaran (mapel) lalu lintas itu, Satlantas Polres Gresik mengerahkan delapan anggotanya ke sekolah yang berlokasi di Jalan Sumatera, Kompleks Perumahan Gresik Kota Baru (GKB) ini. "Untuk tahap awal ini, satu semester baru 20 jam pelajaran," ujar Kasatlantas Polres Gresik AKP Satria Permana mewakili Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo.
MoU itu merupakan kelanjutan pencanangan pendidikan lalu lintas dalam muatan lokal (mulok) pendidikan di Gresik, yang dilakukan Maret 2010 lalu. (yad/c2/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 21 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156021

Gresik 2010 : Defisit Anggaran Membengkak

DI sisi lain, penambahan beberapa anggaran dalam P-APBD itu memperbesar defisit APBD 2010. Sebelum pembahasan, defisit anggaran yang ditetapkan dalam rancangan P-APBD 2010 sebesar Rp 34,2 miliar.
Setelah pembahasan antara banggar dan tim anggaran pemkab, angka defisit bertambah menjadi Rp 4,6 miliar. Tambahan defisit itu tidak lepas dari jomplangnya tambahan pendapatan daerah jika dibandingkan dengan tambahan belanja daerah.
Menurut hasil pembahasan antara banggar dan tim anggaran, memang terjadi beberapa revisi. Untuk pos pendapatan, misalnya, terjadi penambahan Rp 3,4 miliar. Kenaikan itu terjadi di beberapa pos. Di antaranya, di dinas perhubungan (dishub), dinas PU, dinas kependudukan, serta beberapa penagihan piutang pemda kepada pihak ketiga.
Namun, juga berdasar hasil pembahasan itu, terjadi penambahan belanja senilai Rp 8,05 miliar. Jika ditotal, hasil pembahasan tersebut menghasilkan defisit Rp 4,6 miliar.
Persoalan defisit anggaran di pemkab sebenarnya sudah menjadi sorotan. Sebab, saat pendapatan daerah belum bisa maksimal, pengeluaran daerah lumayan tinggi. Yang jadi sorotan, pembengkakan belanja daerah itu didominasi kebutuhan belanja pegawai. Di sisi lain, banyak belanja yang berkaitan dengan publik malah dikepras. (ris/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 21 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156022

Tetap Anggarkan Mobdin Baru Nilainya Malah Bertambah Rp 350 Juta

GRESIK - Meski menuai kontroversi, rencana pengadaan mobil dinas (mobdin) baru bagi bupati-wakil bupati terpilih jalan terus. Badan anggaran (banggar) legislatif dan tim anggaran eksekutif tetap menyiapkan anggaran untuk pos tersebut.
Bahkan, nilainya bertambah dari rencana awal. Jika awalnya disiapkan Rp 1 miliar, jumlah tersebut malah ditambah Rp 350 juta. Hanya, belum dijelaskan untuk apa penambahan anggaran itu.
Tetap dianggarkannya pengadaan mobdin tersebut bisa dilihat dari laporan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik yang bernomor 03/Ban.Ang/DPRD-II/XI/2010. Laporan itu tertuang dalam kesimpulan hasil pembahasan perubahan APBD (P-APBD) 2010 antara banggar dan tim anggaran pemkab. Rencana pengadaan mobdin tersebut masuk draf tambahan belanja daerah.
Belum ada kejelasan peruntukan tambahan dana Rp 350 juta itu. Dalam rapat paripurna dengan agenda pandangan umum fraksi-fraksi di DPRD atas hasil pembahasan P-APBD, nyaris tak ada fraksi yang mengungkit persoalan itu. Hanya fraksi PDIP yang minta anggaran itu dievaluasi ulang. Sebab, anggaran tersebut dianggap pemborosan.
Menurut kabar yang beredar, anggaran Rp 350 juta itu diperuntukkan sebagai dana cadangan (jika pengadaan mobdin tetap dianggarkan). Namun, menurut kabar lain, anggaran Rp 350 juta tersebut akan dipakai untuk pengadaan mobdin bagi istri pejabat. "Kami minta agar mobdin itu dievaluasi," kata Ketua Fraksi PDIP Mujib Riduan.
Sebagaimana diberitakan, dalam pembahasan P-APBD 2010, muncul rencana kontroversial. Yakni, pembelian mobdin untuk bupati-wakil bupati baru Gresik.
Anggaran yang disiapkan untuk pengadaan mobdin baru nanti senilai Rp 1 miliar. Anggaran itu akan digunakan untuk pembelian dua unit mobil. Satu unit untuk bupati, satu lagi untuk wakil bupati. Menurut kabar, anggaran tersebut sudah diloloskan Banggar DPRD Gresik dan tim anggaran pemkab.
Wakil Ketua DPRD Gresik Susianto menegaskan, pembahasan P-APBD 2010 belum final. "Masih ada beberapa tahap yang harus dilalui. Semua masih berpotensi berubah," katanya singkat.
Sebelumnya, Bupati Gresik terpilih Sambari Halim menegaskan, anggaran pengadaan mobdin baru untuk bupati-wakil bupati dievaluasi. Sebab, selain dianggap masih belum perlu, pengadaan itu dikhawatirkan memperberat kondisi keuangan daerah. Kalaupun tetap dianggarkan, dia minta agar anggaran mobdin tersebut tidak terlalu besar. (ris/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 21 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=156023

Senin, 20 September 2010

Seharusnya Tetap Profesional

FENOMENA seputar aktivitas kedinasan di internal Pemkab Gresik akhir-akhir ini sebenarnya sudah diketahui para petinggi pemkab. Bahkan, beberapa kali mereka membuat kebijakan untuk mengatasi masalah itu.
Para pejabat tersebut menyayangkan hal itu. Mereka juga menengarai, ada kepentingan lain di balik kondisi itu. Kabag Kepegawaian Pemkab Kuwadijo mengakui belum bisa memahami persoalan tersebut. "Saya tidak bisa berkomentar banyak soal adanya hal-hal seperti itu. Yang jelas, semua yang dilakukan pemkab sudah sesuai dengan prosedur," kata Kuwadijo.
Hanya, lanjut dia, idealnya para PNS tetap profesional dalam menjalankan tugas. Sebab, bagaimanapun, mereka adalah aparatur negara yang bertugas menjalankan pelayanan publik. "Mungkin itu hanya segelintir pegawai. Sebab, sebenarnya layanan publik juga masih normal. Semua berjalan lancar, kok," katanya singkat.
Sebelumnya, Plt Sekkab M. Najikh juga menyatakan bingung dengan kondisi di internal PNS akhir-akhir ini. Sampai-sampai dia menengarai, kondisi itu tak lepas dari nuansa jelang pergantian tampuk kepemimpinan. "Kenapa kok baru sekarang? Kok tidak dulu-dulu? Tapi, itu hak mereka. Yang penting, tolong sebagai PNS harus tetap bekerja secara profesional," kata pejabat yang sekarang menduduki kursi Plt bupati tersebut.
Sementara itu, kalangan DPRD Gresik sudah memantau kondisi di internal pemkab. Mereka juga meminta kondisi itu tidak sampai membuat layanan publik terbengkalai. "Berdasar laporan yang kami terima, memang pelayanan publik saat ini kurang maksimal," ujar Ketua Komisi A Suberi.
Suberi menganggap bahwa fenomena unik di internal pemkab sebagai hal yang logis. Pihaknya menganggap persoalan itu memang kompleks. Di satu sisi, banyak PNS yang sering dirugikan sebelum pergantian pucuk kepemimpinan. Karena itu, wajar ketika tampuk kepemimpinan bakal (ris/c7/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 19 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=155678

Bupati Gresik Terpilih Tidak Tuntut Mobdin Baru

GRESIK - Pro-kontra di balik rencana pengadaan mobil dinas (mobdin) baru bagi bupati dan wakil bupati anyar Gresik membuat bupati terpilih Sambari Halim risi. Dia pun angkat bicara dan meminta rencana pengadaan mobdin itu dievaluasi ulang.
Alasannya, dirinya khawatir pengadaan mobdin anyar tersebut memberatkan APBD 2010 Gresik. Dia bersedia memakai mobil lawas yang saat ini dimiliki pemkab. ''Sebenarnya, sejak awal saya tidak mau mobdin baru. Karena itu, sebaiknya pengadaan mobdin tersebut dievaluasi ulang,'' kata Sambari kemarin (19/9).
Dia mengaku kaget atas rencana pemkab untuk mengadakan lagi mobdin anyar untuk bupati-wakil bupati baru. Sebab, dia menganggap mobdin lawas masih cukup layak dipakai.
Bahkan, dia sempat menyentil soal mobdin yang dipakai bupati-wakil bupati lama yang belum juga dikembalikan. Dia menyatakan lebih sreg menggunakan mobdin lama. ''Kalau yang lama bisa dipakai, kenapa harus baru?'' ujarnya.
Sebagaimana diberitakan, dalam pembahasan perubahan APBD (P-APBD) 2010, muncul rencana kontroversial. Yakni, pembelian mobdin untuk bupati-wakil bupati baru Gresik.
Anggaran yang disiapkan untuk pengadaan mobdin baru nanti mencapai Rp 1 miliar untuk dua unit mobil. Satu unit untuk bupati, satu lagi untuk Wabup. Bahkan, kabarnya, anggaran itu sudah diloloskan banggar (Badan Anggaran) DPRD Gresik dan tim anggaran pemkab.
Rencana pengadaan mobdin baru tersebut menuai kontroversi karena belum semua mobdin yang dipakai bupati-wakil bupati periode 2005-2010 dikembalikan. Misalnya, mobdin yang dulu dipakai Bupati Robbach Ma'sum. Di antara tiga mobdin, ternyata baru dua yang sudah dikembalikan.
Meski menolak, tidak berarti mantan Wabup periode 2000-2005 itu tidak mau menerima jatah mobdin tersebut. Kalaupun nanti benar-benar digedok, dia memilih tidak akan menggunakan semua anggaran. ''Kalau memang tetap diadakan, kami pastikan tidak akan memakai semua anggaran itu. Mobdin sebaiknya yang sederhana,'' ujarnya singkat.
Di bagian lain, Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik, tampaknya, sedikit berubah pikiran. Mereka menegaskan, ada kemungkinan rencana pengadaan mobdin itu dievaluasi meski sudah disetujui. Sebab, penentuan jadi tidaknya anggaran tersebut baru diketahui saat finalisasi P-APBD antara banggar dan tim anggaran pemkab.
''Masih belum final kok. Kan pembahasan masih sampai 28 September nanti. Jadi, masih bisa berubah. Tapi, saya tidak mau banyak komentar dulu soal anggaran itu,'' kata Wakil Ketua DPRD Gresik Nurhamim. (ris/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 20 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=155850

Potensi Wisata Delegan Belum Tergarap

GRESIK - Pantai Delegan di Gresik Utara sebenarnya menyimpan potensi wisata. Itu terbukti dari membeludaknya pengunjung pada beberapa hari terakhir masa libur Lebaran. Sayang, promosinya kurang sehingga perkembangan Pantai Delegan sebagai tujuan wisata kurang optimal.
Kekurangan tersebut terlihat dari persentase pengunjung yang masih didominasi warga Gresik. Warga luar Gresik masih jarang yang datang ke sana. Belum banyak yang mengetahui pantai yang masuk wilayah Kecamatan Panceng itu.
Berdasar data pengelola Pantai Delegan, selama libur Lebaran (10-19 September) jumlah pengunjung pantai itu mencapai 52 ribu orang. Sekitar 70 persennya merupakan warga asli Gresik. "Untuk pengunjung luar kota agak jarang, Mas," kata Kepala Desa Delegan Muzarodin.
Kalaupun ada pengunjung luar kota, jumlahnya tidak terlalu besar. Selama Lebaran, Delegan sebenarnya juga dikunjungi wisatawan luar negeri. "Tapi, ya itu tadi, Mas. Masih sangat minim," kata Muzarodin.
Sebenarnya, penambahan berbagai fasilitas sudah dilakukan pengelola pantai tersebut. Mulai selancar tali atau dikenal dengan nama flying fox dan dayung dengan perahu kano. "Terus terang, semua kami lakukan sendiri. Sejauh ini belum ada perhatian serius dari pemerintah. Karena itu, semua harus swadaya," ungkap Muzarodin.
Pada Lebaran kali ini, pengunjung Pantai Delegan memang membeludak. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah pengunjung pantai tersebut diperkirakan naik sekitar lima persen.
Kondisi itu cukup beralasan. Sebab, di Gresik tidak banyak objek wisata yang bisa dijadikan sarana rekreasi. Karena itu, Pantai Delegan hingga kini masih jadi salah satu tempat favorit warga lokal untuk berlibur. (ris/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 20 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=155849

Masa Suram Desa Wisata Adenium

GRESIK - Masa kejayaan adenium yang terjadi awal 2000-an surut. Kini tidak lagi banyak yang meminati tanaman hias tersebut.
Gresik yang dulu dikenal sebagai sentra penghasil adenium pun merasakan dampak penurunan tersebut. Banyak petani dan pedagang adineum di Desa Wisata Adenium di Desa Karangandong, Kecamatan Driyorejo, dan Desa Manunggal, Kecamatan Kedamean, yang beralih profesi.
Mereka kini kembali menjadi buruh tani. Tanaman hias yang mereka pajang di depan rumah tidak lagi bisa mencukupi biaya hidup.
Ketua Perhimpunan Pencinta Adenium Indonesia Jawa Timur Nizam Zuhri Khafid mengatakan, ribuan petani dan pedagang adenium yang berada di Desa Wisata Adenium gulung tikar. "Karena sepi pembeli," ujarnya.
Saat masa keemasan adenium, Pemkab Gresik menjadikan dua desa tersebut sebagai desa wisata khusus adenium. Penetapan dilakukan pada 2005 dengan nama Desa Wisata Adenium.
Di dua desa tersebut ribuan petani dan pedagang melakukan budi daya bunga kamboja tersebut. Pada 2006-2007 petani dan pedagang merasakan masa keemasan itu. Setiap Sabtu dan Minggu dua desa tersebut dikunjungi para pencinta adenium dari Gresik dan luar Gresik. (yad/c10/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 20 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=155845

Kamis, 16 September 2010

Mutasi Terakhir Mantan Bupati Robbach Berbuntut Gugatan Pejabat yang Dipindah Tolak Tempati Pos Baru

GRESIK - Mutasi besar-besaran yang dilakukan mantan Bupati Robbach Ma'sum rupanya masih berbuntut. Kabar terakhir, para PNS yang sejak awal melawan mutasi memutuskan membawa kasus itu ke jalur hukum.
Mereka menggugat para petinggi pemkab. Saat ini draf gugatan tinggal diajukan ke pengadilan tata usaha negara (PTUN). Setidaknya, lima PNS mengajukan gugatan. Hanya, gugatan itu didukung ratusan PNS yang menjadi korban mutasi lalu. "Saat ini draf sudah kami siapkan. Tinggal kami layangkan," kata kuasa hukum para PNS, Hariyadi, kemarin (15/9).
Dia menjelaskan, dasar pengajuan gugatan atas mutasi itu tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Salah satunya ketidakjelasan daftar urutan kepangkatan (DUK) dalam proses mutasi. Indikasinya, banyak pejabat yang secara kepangkatan maupun eselon tidak layak menduduki jabatan tertentu, tapi tetap duduk di posisi itu.
Selain itu, mutasi lalu mereka tengarai tidak menggunakan asas profesionalisme. Indikasinya, banyak pejabat yang mendapat promosi jabatan atau kenaikan pangkat karena kedekatan dengan pejabat pemkab. Juga ada sinyalemen nuansa politis dalam mutasi lalu.
Lantas, mengapa memilih jalur hukum? Menurut Hariyadi, langkah itu yang paling logis. Sebab, kasus tersebut berada dalam ranah perdata terkait dengan administrasi pemerintahan. "Jadi, jalurnya ya lewat PTUN," katanya.
Dalam gugatannya, para PNS menuntut mutasi yang dilakukan hanya 10 hari menjelang lengsernya mantan Bupati Robbach Maksum dibatalkan. Mereka juga minta dikembalikan ke pos asal masing-masing.
Di bagian lain, setelah mendapat ''lampu hijau'' dari dewan untuk diadakan eveluasi, para PNS yang sejak awal melawan mutasi tersebut terus melakukan inventarisasi. Hasilnya, dari total 334 pejabat yang dimutasi, jumlah mutasi yang ditengarai melanggar aturan bertambah. "Saat ini sudah lebih dari 30 dugaan mutasi bermasalah yang kami temukan," kata Agus Setyapambudi, salah satu PNS. (ris/c2/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 16 September 2010 ]
http://jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=155187

Kalah Pilkada, Kubu Humas Bermanuver Gugat Sembilan Hakim MK dan KPU Gresik di PTUN

GRESIK - Sembilan majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gresik digugat pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jatim.
Kemarin (15/9) gugatan dengan nomor register 79/G/2010/PTUNSBY yang dimasukkan pada 1 September itu mulai disidangkan. Sidang perdana sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) Gresik ini masih dalam tahap pemeriksaan keterangan awal (proses dismissal).
Proses dismissal merupakan proses penelitian yang dilakukan ketua pengadilan terhadap gugatan yang masuk di PTUN Jatim. Proses dismissal itu wajib dilaksanakan oleh ketua PTUN. Kegiatan tersebut dilakukan secara tertutup dan dilakukan di ruang Ketua PTUN Jatim Sudarto Radyosuwarno. Dalam ruang tersebut, selain ketua PTUN, terdapat panitera dan tim kuasa hukum Humas. Sedangkan pihak tergugat, yakni sembilan hakim MK dan KPU Gresik, tidak hadir.
Menurut kuasa hukum Humas Susanto, proses dismissal itu semestinya dimulai pukul 10.00, tapi baru dilakukan pukul 12.00. Ini karena mereka menunggu kedatangan pihak tergugat. Tapi, pihak tergugat tidak ada yang hadir. Dismissal akan dilanjutkan pada 22 September. "Karena tergugat tidak hadir, ketua PTUN hanya bisa memeriksa kami (pihak penggugat)," ujar Anton, sapaan Susanto, kemarin (15/9).
Anton menambahkan, pihaknya berani menempuh jalur hukum melalui PTUN karena menganggap kemenangan pasangan Sambari Halim Radianto-Moh Qosim (SQ) tidak sah menurut undang-undang. Menurut dia, ada permainan yang terencana secara sistematis untuk mengalahkan Humas.
"Kami menggugat hakim MK dan KPU Gresik karena kekalahan Humas disebabkan adanya kesalahan tahapan yang dilakukan KPU tersebut dan didukung putusan MK. Dengan demikian, kekalahan Humas terlihat sudah tersistem dan direncanakan," ujar Anton.
KPU Gresik, jelas Anton, ikut digugat karena surat keputusan KPU yang memenangkan Humas pada coblos ulang dianulir. "Surat keputusan nomor 121 yang dibuat KPU itu kami nilai memenangkan Humas. Tetapi, setelah diprotes DPRD karena dianggap redaksionalnya salah, keputusan itu diubah," tandasnya.
Kemudian, sembilan hakim MK dan institusinya digugat karena dianggap telah bertindak inkonstitusional. Dia berpendapat, akibat putusan sembilan hakim Mahkamah Konstitusi, Humas dirugikan sehingga menelan kekalahan pada coblos ulang.
"Coblos ulang perintah MK melanggar ketentuan undang-undang pilkada. Artinya, kemenangan pasangan SQ tidak sah menurut undang-undang," tandasnya.
Secara terpisah anggota KPU Gresik Abdul Basid mengaku belum mengetahui adanya panggilan dari PTUN Jatim terkait dengan gugatan Humas itu. "Tadi saya di kantor hingga pukul tiga sore. Saya hanya mendapatkan fotokopian gugatan dari Humas di Pengadilan Negeri Gresik," kata Basid. (yad/c2/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 16 September 2010 ]
http://jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=155189

APBD Gresik Defisit Lagi

GRESIK - Saat tahun anggaran 2010 tinggal tiga bulan, pembahasan Perubahan APBD (PAPBD) mulai digulirkan. Hal itu terungkap dari hasil rapat paripurna antara pemkab dan DPRD Kabupaten Gresik di kantor DPRD kemarin.
Hasilnya, hampir dipastikan PAPBD 2010 masih tetap defisit. Hanya, tingkat defisitnya menurun. Jika pada APBD 2010 defisitnya mencapai Rp 120,12 miliar, kali ini defisitnya tinggal Rp 34,2 miliar.
Hal itu tidak lepas dari njomplang-nya target pendapatan dengan jumlah pengeluaran yang direncanakan. Pada PAPBD kali ini, pemkab memang menaikkan target pendapatannya dari Rp 923 miliar menjadi Rp 1,057 triliun.
Hanya, meski pendapatan naik, tetap saja defisit. Pasalnya, pemkab memutuskan menaikkan anggaran belanja. Jika pada APBD 2010 sebesar Rp 1,043 triliun, dalam PAPBD malah dinaikkan menjadi Rp 1,09 triliun.
Yang memprihatinkan, pembengkakan belanja daerah yang menyebabkan defisit itu didominasi kebutuhan belanja pegawai. Pos tersebut malah dinaikkan Rp 71 miliar. Di sisi lain, banyak belanja yang berkaitan dengan publik malah dikepras. ''Yang jelas, draf PAPBD ini akan dievaluasi total. Sebab, memang banyak yang perlu mendapat perhatian,'' kata Wakil Ketua DPRD Nurhamim. (ris/c4/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 16 September 2010 ]
http://jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=155186

Terkendala Lahan, Lapter Bawean Mangkrak

GRESIK - Lapangan terbang perintis di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Sangkapura, mangkrak. Proyek mercusuar yang dibiayai secara patungan oleh APBD Jatim dan Gresik sejak 2006 itu diduga mandek karena terkendala pembebasan lahan.
Pemilik lahan kukuh meminta ganti rugi Rp 100 ribu per meter persegi. Sedangkan pemerintah mematok harga Rp 60 ribu per meter persegi. Belum adanya kesepakatan harga antara pemilik lahan dan pemerintah tersebut mengakibatkan rencana pembangunan runway tidak bisa dikerjakan.
Berdasar informasi yang dihimpun, 22 pemilik lahan seluas 3,5 hektare belum mau melepaskan lahan untuk pembangunan lapter perintis yang direncanakan menggunakan pesawat jenis twin otter dan Cassa itu. Pada 2009, pemerintah telah menyediakan anggaran sekitar Rp 300 juta untuk pembebasan 3,5 hektare di antara 65 hektare lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan lapter tersebut.
"Kami akan melepaskan tanah itu bila harganya dinaikkan menjadi Rp 100 ribu per meter persegi," ujar Halim, salah seorang pemilik lahan. Banderol Rp 100 ribu itu belum termasuk harga tanaman.
Karena tidak ada titik temu, akhirnya anggaran Rp 300 juta tersebut dikembalikan ke kasda Gresik. Kabag Pemkab Gresik Andhi Hendro Wijaya ketika dikonfirmasi mengatakan, pada 2010 pemerintah tidak menganggarkan dana ganti rugi pembebasan lahan untuk lapter di Pulau Bawean. (yad/c11/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 16 September 2010 ]
http://jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=155188

Selasa, 14 September 2010

Polisi Yakin Pelaku Tak Sakit Jiwa

GRESIK - Polisi masih menyendirikan sel pembunuh berdarah dingin Jainal Abidin. Pemuda 25 tahun itu dimasukkan hotel prodeo di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik. Seharian kemarin (13/9) belum ada kerabat atau teman pemuda Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, itu yang membesuk.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fauzan Sukmawansyah yang mewakili Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo ketika dikonfirmasi mengungkapkan, pihaknya akan terus memproses tersangka hingga ke meja hijau. Sebab, selama pemeriksaan tersangka bisa menjawab semua pertanyaan penyidik dengan tetap. "Tersangka hafal tempat tanggal lahir serta identitas orang tuanya. Saya menganggap tersangka tidak mempunyai gangguan kejiwaan," ujarnya kemarin.
Alumnus Akpol 2000 itu menambahkan, pihaknya memang mendapatkan informasi bahwa pelaku yang dijerat pasal 340 junto 380 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup itu pernah mengidap gangguan kejiwaan. "Saya tidak tahu, informasi itu dari mana. Namun, penyidik tetap akan meneruskan perkara ini. Sebab, banyak saksi yang mengetahui kejadian (pembunuhan). Biar nanti pengadilan yang memutuskan, terdakwa dihukum atau dikirim ke rumah sakit jiwa," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, Edi Ngatemin menyatakan, dalam keseharian Udin tidak menunjukkan tanda-tanda aneh pada kejiwaannya. "Dia juga sering berkumpul dengan pemuda desa lain. Dan, tidak menunjukkan prilaku nganeh-nganehi," katanya kemarin.
Namun, Kasun yang sudah menjabat selama sepuluh tahun itu mendengar kabar dua bulan lalu, Udin sempat menjalani perawatan di dokter spesialis kejiwaan di Surabaya. "Kabarnya, setelah Lebaran dokter tersebut menyarankan Udin untuk kembali menjalani pemeriksaan. Sebelum balik berobat, dia telah membunuh orang," kata Edi yang menyatakan sangat kehilangan atas meninggalnya Ulum.
Ulum, kata Edi, adalah teman seperjuangan di dusun. Korban menjadi khatib salat Jumat, juga imam dan guru ngaji di Masjid As Syafi'i. "Korban juga anggota BPD (Badan Perwakilan Desa)," katanya. (yad/c13/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 14 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154888

Jainal Abidin Diduga Pernah Dirawat di RSJ

PENAMPILAN Jainal Abidin memang seperti pemuda kebanyakan. Mengenakan kaus dan celana kasual. Tidak terlihat Udin -sapaan Jainal Abidin- sebagai jagoan kampung di Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun. Apalagi, postur tubuhnya kerempeng.
Pemuda 25 tahun itu dikenal jarang pulang ke rumah orang tuanya. "Sebelum puasa lalu, saya merantau ke Kalimantan menjadi kuli bangunan," ujarnya di ruang Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Satreskrim Polres Gresik Sabtu malam (11/9).
Selama Ramadan, Udin mengaku hanya beberapa kali pulang ke Jl Raya Dukun, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, rumah orang tuanya. Ketika pulang kampung dan bertemu Bahrul Ulum, tetangganya, dendam untuk bisa menghabisinya kembali mencuat.
Menurut warga setempat, Udin sering berbuat nekat. "Dia itu sudah dua kali masuk rumah sakit jiwa," ujar seorang warga yang enggan disebutkan identitasnya. "Mungkin lagi kumat gendenge (gilanya, Red)," imbuh dia.
Tetapi, saat Jawa Pos mencoba untuk mewawancarai Udin di ruang Unit Jatanras, semua pertanyaan dijawab dengan lugas.
Selain itu, Udin terlihat menjawab dengan runtut pertanyaan penyidik. Bahkan, saat polisi memintanya untuk menandatangani berita acara penyidikan (BAP), Udin mengoreksinya selama 15 menit. "Semuanya benar, Pak!" kata Udin kepada penyidik.
Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fauzan Sukmawansyah yang mewakili Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo ketika dikonfirmasi menyatakan mendapatkan informasi bahwa tersangka pernah mengidap gangguan jiwa. "Tapi, kami tidak percaya begitu saja. Orang tuanya sedang kami periksa," katanya kemarin (12/9). Selain itu, polisi akan mendatangkan psikiater untuk memeriksa kejiwaan Udin. (yad/jpnn/c13/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 13 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154720

Saat Zikir, Seorang Imam Masjid Dibunuh

GRESIK - Warga Dusun Kalanganyar, Desa Sembunganyar, Kecamatan Dukun, geger Sabtu malam (11/9). Pemicunya, Jainal Abidin, preman kampung di desa tersebut, membunuh Bahrul Ulum, 27, tetangganya sendiri.
Imam Masjid As Syafi'i di dusun tersebut dihabisi pekerja bangunan berusia 25 tahun itu ketika sedang berzikir di dalam masjid. Leher bapak tiga anak tersebut robek sepanjang 10 sentimeter setelah digorok dengan arit milik Udin, sapaan Jainal Abidin.
Pembunuhan sadis yang dilakukan setelah salat Isya itu menggegerkan masyarakat dusun yang sebagian besar bekerja sebagai petani tersebut. Untung, polisi bertindak cepat dengan langsung mengamankan pelaku di Polsek Dukun. Karena itu, tidak sampai timbul amuk massa.
Dugaan sementara, pembunuhan sadis pada awal bulan Syawal itu disebabkan masalah sepele. Udin, yang masih bujangan, sering diolok dan dimaki oleh korban. Selain itu, Udin ditengarai sebagai pelaku yang merobek bendera komunitas pemuda desa setempat. Komunitas pemuda anggota gerak jalan di kampung itu bernama Yayuk Forever, Is Not Dead.
Menurut informasi yang dihimpun, Sabtu (11/9) sekitar pukul 19.00 Ulum yang biasa menjadi imam salat Magrib dan Isya di masjid tersebut datang terlambat. Karena itu, dia menjadi makmum saat salat Isya.
Begitu salat usai, Udin langsung meninggalkan masjid. Lima menit kemudian Udin kembali masuk ke masjid. Udin lalu mengendap-endap untuk mendekati Ulum yang khusyuk berzikir dan duduk bersila di lantai masjid.
Tiba-tiba tangan kiri Udin menjambak rambut Ulum. Sedangkan tangan kanan Udin mencabut arit (sabit) sepanjang 30 sentimeter dari balik kaus. Arit itu lalu dikalungkan ke leher Ulum.
Dan cress..! Ulum terkapar dengan bersimbah darah. Darahnya berceceran di lantai masjid. Warga pun langsung bertindak. "Ada empat orang yang memegangi tangan Udin," ujar Hariyanto, warga
Karena aksinya diketahui masyarakat, Udin melarikan diri. "Sebelum melarikan diri, Udin melambaikan tangan sambil tersenyum kepada sekelompok orang di dalam masjid itu," ujar saksi mata lain.
Darah terus mengucur dari leher Ulum yang terkapar dengan kondisi miring. Melihat kondisi yang mengerikan tersebut, jamaah masjid mencoba menyelamatkan nyawa Ulum dengan membawanya ke PKU Muhammadiyah Gresik. "Darah berceceran karena tubuh korban diangkat ramai-ramai ke luar masjid. Darahnya sampai membasahi lantai masjid," ujar saksi lain.
Kabar pembunuhan itu langsung sampai ke telinga polisi. Beberapa menit setelah kejadian polisi tiba di lokasi.
Setelah mendapatkan kabar bahwa Udin bersembunyi di dalam rumahnya, polisi mengepung. Namun, polisi bertindak sangat hati-hati. Mereka khawatir Udin kalap sehingga membabi-buta melawan polisi.
"Ketika pintu rumah dibuka dan sejumlah polisi masuk, Udin tidak melawan," ujar Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo yang didampingi Kasatreskrim Polres Gresik AKP Fauzan Sukmawansya yang memimpin olah TKP malam itu.
Ekspresi pemuda berambut gelombang dan berkulit sawo matang itu cukup dingin. Dia mengaku tidak menyesali perbuatannya menghabisi Ulum di dalam masjid. "Saya puas karena sakit hati saya terobati," ujarnya. Udin mengaku merencanakan pembunuhan itu sejak lima bulan silam.
Sebelum bulan puasa, Udin mengaku pernah mencoba menabrak Ulum dengan sepeda motor. Tapi, korban berhasil menghindar. Puncaknya, Sabtu malam (11/9), ketika Udin melihat Ulum salat di saf ketiga. "Setelah salat Isya, saya pulang ambil arit," ujar Udin. (yad/c13/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Senin, 13 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154721

Ditengarai Berbau Politis P-APBD 2010 Mulai Picu Kontroversi

GRESIK - Rencana perubahan APBD (P-APBD) 2010 mulai memicu kontroversi. Sebagian wakil rakyat menyatakan kaget dengan reng-rengan P-APBD yang dibuat pemkab. Beberapa pos anggaran dianggap sarat pemborosan dan bernuansa politis.
Gara-gara itu pula mereka memastikan bakal mengevaluasi draf P-APBD tersebut. Sebagian anggota dewan juga akan mengkaji ulang pos-pos anggaran yang sarat pemborosan.
"Setelah kami kaji ulang, memang banyak yang janggal. Makanya, kami pastikan mengevaluasi P-APBD itu. Nuansa politisnya sangat kentara," kata Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim kemarin (13/9).
Dia menyatakan kaget dengan reng-rengan P-APBD 2010 yang sudah disetujui dewan-pemkab. Yang paling mendapatkan sorotan adalah merosotnya anggaran yang berkaitan langsung dengan kepentingan publik dan pemerintahan desa.
Lantas, apa saja yang dianggap berbau politis? Dia membeberkan beberapa pos anggaran yang ''disunat''. Salah satunya, pos bantuan sosial dan santunan kemasyarakatan. Pada APBD 2010 pemkab mengalokasikan dana senilai Rp 21,68 miliar. Namun, pada P-APBD 2010 anggaran di pos itu dikepras tinggal Rp 14,7 miliar atau turun sekitar Rp 6,9 miliar.
Selain itu, banyak belanja bantuan keuangan bagi aparat desa yang dikepras. Pada APBD 2010 bantuan keuangan desa dianggarkan Rp 87,4 miliar. Namun, pada P-APBD 2010 pos itu dikepras Rp 23,3 miliar.
Jika pada APBD bantuan berupa tunjangan ditujukan kepada 3.960 Kades, pada P-APBD 2010 hanya untuk 2.310 Kades. Masing-masing dijatah Rp 1 juta per bulan. "Itu belum termasuk pengurangan tunjangan RT/RW," katanya.
Dianggap berbau politis karena pos-pos itu memang sudah lama dianggap berpotensi dijadikan ''alat kampanye'' untuk kepentingan pilbup. "Sekarang, setelah pilbup selesai, kok tiba-tiba dikepras. Ini ada apa?" katanya.
Pemkab sendiri beralasan, pengurangan tersebut bertujuan untuk menutup defisit APBD. Namun, tetap saja draf P-APBD itu dianggap janggal. Sebab, pos untuk belanja PNS malah dinaikkan. Jika sebelumnya dianggarkan Rp 475,2 miliar, sekarang pos itu ditambah jadi Rp 545,9 mililar. "Padahal, sebelum P-APBD dibuat, pemkab sanggup untuk tidak menambah pos belanja PNS," katanya.
Lantas, bagaimana dengan pembengkakan belanja di dewan? Nurhamim menjawab secara diplomatis. "Tentu semua akan dikaji. Jika memang ditemukan pemborosan, tentu akan dievaluasi juga," katanya. (ris/c13/end)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 14 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154890

Minggu, 12 September 2010

Kisah Sekitar Lelang Bandeng Gresik 2010 : “Pelihara Selama Tujuh Tahun”

ADA beberapa jenis bandeng yang ditawarkan dalam lelang bandeng di Gresik. Ada yang disebut bandeng maskot, bandeng kawak, dan bandeng hiburan.
Bandeng maskot adalah bandeng raksasa hasil budidaya petambak asli Gresik. Bandeng tersebut mulai dipelihara di tambak Gresik oleh petambak asli Gresik mulai kecil. ''Bandeng maskot ber-KTP Gresik, karena lahir dan besar di Gresik,'' kelakar Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan, Perikanan, dan Kelautan Gresik Syamsul Arifin.
Di Gresik, ada ratusan petambak ikan. Luas tambak mereka mencapai sepertiga dari luas kabupaten Gresik, atau sekitar 15.400 hektare.
Namun tidak semua petambak berani membudidayakan bandeng berukuran di atas lima kilogram. Sebab, untuk memelihara bandeng tersebut, selain membutuhkan perawatan intensif juga memerlukan waktu setidaknya lima tahun.
Di antara ratusan petambak itu, ada dua petambak yang rutin menyumbang bandeng maskot dalam tradisi tahunan. Salah seorang di antaranya adalah Sirajul Munir.
Petambak asal Pulau Mengare, tepatnya di Desa Tanjungwedoro, Kecamatan Bungah itu, sudah tiga tahun berturut menyumbangkan bandeng maskot ke panitia Pasar dan Lelang Bandeng.
Pada 2009 lalu, Sirajul membawa bandeng seberat 7,05 kilogram. Ketika itu bandeng tersebut laku dilelang Rp 10 juta. Berarti harganya bandengnya berkisar Rp 1,3 juta per kilogram. Memang cukup mahal bila dibandingkan dengan harga bandeng di pasar bandeng yang dijual secara tradisional kepada calon pembelinya.
Untuk mendapatkan bandeng raksasa seberat itu, dia harus memeliharanya selama tujuh tahun. Butuh ketelatenan, keuletan, serta kerja keras agar bandeng tersebut bisa bertahan hidup sampai seusia itu. Karena itu, harga Rp 10 juta yang diperolehnya bisa jadi tidak seberapa dibanding dengan kerja kerasnya selama tujuh tahun tersebut.
Jenis bandeng lain yang dilelang adalah Bandeng Kawak. Menurut Syamsul tidak ada kreteria khusus untuk menentukan bandeng masuk kategori kawak (tua). "Para petambak maupun pedagang menyebut seekor bandeng sudah kawak kalau usianya sudah di atas enam tahun," katanya.
Bedanya dengan bandeng maskot, bandeng kawak bisa saja diperoleh dari luar Gresik. Bahkan siapa pemilik atau petambak yang memelihara bandeng tersebu tidak diketahui. ''Biasanya, panitia membeli dari pedagang,'' tutur Syamsu.
Bandeng kawak terbesar yang pernah dijual dalam lelang adalah seberar sebelas kilogram. ''Sepertinya bandeng itu berasal dari luar Gresik,'' katanya.
Karena itulah untuk mengapresiasi petambak asli Gresik, dimunculkan kategori bandeng maskot, yang sebenarnya adalah bandeng maskot juga. Hanya saja, yang menjadi ukuran utama adalah keasliannya. Meski kalah besar dan berat dari bandeng kawak lain, bandeng maskot juga ikut dilelang.
(yad/ris/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 12 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154595

Tradisi Tahunan Akhir Ramadan di Gresik, Lelang Bandeng Bandeng Raksasa Bernilai Jutaan Rupiah

Gresik dikenal sebagai produsen ikan bandeng. Potensi tersebut ditampilkan dalam tradisi tahunan menjelang akhir bulan Ramadan yaitu Lelang Bandeng. Yang dilelang adalah bandeng berukuran besar dengan nilai jutaan rupiah.

MALAM-MALAM terakhir ramadan beberapa ruas jalan di sekitar Pasar Baru Gresik berubah menjadi pasar tradisional. Yang menjadi primadona adalah bandeng. Puncak pasar tradisional itu adalah pelaksanaan Lelang Bandeng.
Awalnya, pasar tradisional tersebut hanya menjajakan bandeng. Mulai dari yang berukuran kecil sampai raksasa tersedia. Untuk mendapatkan bandeng kecil dan berukuran standar, peminat bisa menawar layaknya membeli bandeng di pasar sehari-hari.
Namun tidak demikian halnya dengan bandeng yang berukuran raksasa. Ada proses lelang. Setiap peminat harus bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan bandeng tersebut. Pemenangnya tentu saja peminat yang mengajukan penawaran tertinggi.
Konon, lelang badeng tersebut bermula dari para santri Sunan Giri yang bersiap pulang kampung menjelang lebaran. Mereka biasanya membawa oleh-oleh khas Gresik yaitu bandeng.
Versi lain menyebutkan bahwa bandeng adalah lambang prestise bagi warga Gresik di masa lampau. Adalah kebanggaan jika bisa menyantap bandeng terutama saat lebaran. Karena itulah pasar bandeng selalu digelar di akhir Ramadan.
Saat ini, pasar dan lelang bandeng sudah menjadi 'pesta rakyat' warga Gresik untuk menyambut Idul Fitri. Keramaian yang timbul tidak hanya di sekitar Pasar Baru Gresik, namun meluber sampai ke Jalan Samanhudi dan Jalan Gubernur Suryo. Beberapa tahun terakhir bahkan meluas sampai ke Jalan KH Kholil, Jalan Akim Kayat, dan sekitarnya.
Puncak tradisi tahunan itu adalah lelang bandeng. Ada dua jenis bandeng yang dilelang. Yaitu bandeng maskot dan bandeng kawak.
Bandeng maskot adalah bandeng yang menjadi favorit dalam lelang. Bandeng maskot adalah bandeng asli Gresik dan dipelihara nelayan asli Gresik. "Disebut maskot karena kami ingin menghargai jerih payah para petambak asli Gresik," kata Samsul Arifin, panitia pasar dan lelang bandeng 2010.
Sedangkan, bandeng kawak adalah bandeng yang diambil dari para pedagang ikan. Hanya saja, bandeng ini tidak diketahui keasliannya. Apakah asli Gresik atau berasal dari luar Gresik.
Selain itu, ada juga bandeng hiburan. Yakni bandeng dari pedagang. Tapi, tidak dijual. "Hanya untuk dibagikan sebagia hadiah bagi pengunjung," katanya.
Hanya saja, ada beberapa perbedaan antara lelang bandeng saat ini dengan lelang bandeng zaman dulu. Salah satu yang paling mencolok adalah suasana lelang saat ini. "Kalau sekarang kan sudah mirip bazar," kata Samsul Arifin.
Dulu, lelang bandeng murni dilakukan antar para nelayan dan pembeli. Semuanya bernuansa lokal. Mulai dari bandengnya, penjualnya, maupun peserta lelangnya.
Berbeda dengan saat ini. Saat ini, prosesi lelang bandeng banyak didominasi peserta luar Gresik. Termasuk, sebagian bandeng yang jadi obyek jualan dan lelang juga banyak yang dari luar. Kondisi ini tidak lepas dari makin berkurangnya jumlah bandeng di Gresik. (ris/yad)
Jawa Pos_Metropolis [ Minggu, 12 September 2010 ]
http://www.jawapos.com/metropolis/index.php?act=detail&nid=154596

Kamis, 09 September 2010

Tradisi Gresik Menjeleng Idul Fithri : Lelang Bandeng 2010 Harga Jual Turun daripada Tahun Lalu

GRESIK - Lelang Bandeng Tradisional Gresik 2010 pada Selasa malam lalu (7/9) kehilangan gereget. Jika dibanding tahun lalu, bandeng maskot terjual dengan harga lebih murah.
Hasil lelang delapan bandeng maskot menghasilkan dana total Rp 52 juta. ''Tahun depan harus lebih meriah,'' ungkap Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang membuka lelang bandeng di Kelurahan Telogopojok, Kecamatan Gresik, itu.
Menurut Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, tradisi lelang bandeng di Gresik berpotensi menjadi objek wisata. ''Karena itu, harus dikelola dengan baik,'' ujarnya.
Kurang geregetnya pelaksanaan tahun ini, menurut dia, bisa jadi karena Pemkab Gresik memasuki masa transisi kepemimpinan. Belum ada bupati dan wakil bupati definitif yang memimpin kabupaten tersebut.
Pembawa acara lelang bandeng, Nona Ana dan Bung Sukro dari Becak JTV pun, gagal menghidupkan suasana. Dampaknya, bandeng yang dilelang tahun ini terjual dengan harga lebih murah daripada tahun lalu.
Tahun lalu, dua bandeng maskot seberat 7,05 kilogram dan 6 kilogram terjual masing-masing Rp 10 juta dan Rp 8,7 juta. Namun, tahun ini dua bandeng maskot seberat 8,2 kilogram ''hanya'' laku Rp 6 juta dan yang 6 kilogram terjual Rp 5,5 juta.
Enam ekor bandeng kawak lainnya masing-masing seberat 7 kg dibeli Saifullah seharga Rp 5,5 juta. Bandeng 7,2 kg dibeli kelompok bagian pada Sekretariat Kabupaten (Setkab) Gresik Rp 5 juta. Berikutnya, bandeng 7,6 kg dimenangi ketua DPRD Gresik senilai Rp 5,5 juta.
Lalu, bandeng 8,4 kg dibawa pulang Kapolres Gresik AKBP Jakub Prajogo dengan harga Rp 5,5 juta dan bandeng 9,4 kg didapatkan Kelompok Dinas Gresik seharga Rp 6 juta. Terakhir, bandeng 11 kg laku Rp 7,5 juta yang dibeli kelompok gabungan kecamatan, dinas, dan satuan badan di Gresik seharga Rp 7,5 juta. (yad/ris/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 09 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=154475

Kengototan Husnul Khuluq - Musyaffa’ Noer Mentok Panwas Segera Bubar, Belum Sempat Tuntaskan Laporan Dugaan Pelanggaran

GRESIK - Kubu pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) terus mempersoalkan dugaan pelanggaran oleh bupati dan wakil bupati terpilih, Sambari Halim-M. Qosim (SQ). Namun, kengototan tersebut harus berhadapan dengan keterbatasan panwas (panitia pengawas) pilbup dalam memroses laporan mereka.
Panwas sulit menindaklanjuti laporan tersebut karena sulitnya pembuktian. Beberapa laporan Humas bahkan harus dinyatakan ''hangus'' karena tidak terbukti.
Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos dari kantor panwas pilbup, setelah pencoblosan ulang, lembaga itu menerima sebelas dugaan pelanggaran. Lima dilaporkan Humas dan enam laporan oleh SQ.
Di antara seluruh laporan itu, hanya tiga yang bisa ditindaklanjuti, yaitu yang terkait dengan dugaan money politics. Meski begitu, panwas tetap saja sulit menindaklanjuti tiga laporan tersebut karena barang buktinya minim. Selain itu, pelapor tidak bersedia dimintai keterangan.
Meski sudah tiga kali dipanggil, para pelapor tidak juga hadir. Karena itu, laporan tersebut tertahan di panwas dan tidak bisa dilanjutkan ke gakumdu (penegakan hukum terpadu).
Ketua Panwas Pilbup M. Thoha saat dikonfirmasi soal itu berusaha menjawab diplomatis. Menurut dia, pihaknya sudah berupaya seobjektif mungkin dalam menyelesaikan semua laporan yang masuk. ''Terus terang, memang tidak semua bisa dibuktikan. Tapi, saya belum bisa memutuskan apakah semua pelanggaran itu sudah selesai atau belum,'' katanya.
Dia hanya menegaskan pihaknya masih akan berkonsultasi dengan Polres Gresik soal kelanjutan semua dugaan pelanggaran itu. ''Memang, tidak banyak yang bisa ditindaklanjuti. Karena itu, kami perlu mengkaji lagi semua bersama polres,'' katanya singkat.
Masalahnya, keberadaan panwas sudah di ambang tuntas. Dari hasil konsultasi panwas pilbup ke Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), Panwas Pilbup Gresik sudah diperkenankan untuk bubar.
Saat ini, pelantikan duet SQ sebagai bupati-wakil bupati tinggal menunggu waktu. DPRD telah menyetujui SK KPU 121/Kpts/KPU Gresik-014.329707/2010 perihal penetapan SQ sebagai bupati-wakil bupati terpilih. SK itu sudah dikirim ke pemprov untuk dimintakan persetujuan kepada Mendagri.
Hariyadi, ketua tim advokasi SQ, menegaskan bahwa sejak awal dirinya menduga laporan kubu Humas sulit ditindaklanjuti. ''Sebab, semua sudah melebihi batas waktu tindak lanjut. Karena itu, rencana mereka itu kami anggap mubazir,'' tegasnya. (ris/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Kamis, 09 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=154474

Rabu, 08 September 2010

Parsel Kambing Syukuran Pilbup Gresik 2010

GRESIK - Parsel biasanya berisi makanan dan minuman. Tidak demikian halnya dengan isi parsel yang dibagikan Nadir, pengusaha alat berat asal Desa Sungonlegowo, Kecamatan Bungah Gresik
Parsel yang dibagikannya berupa kambing. Dia menyiapkan 50 ekor kambing sebagai ''isi'' parselnya.
Parsel kambing itu, menurut Nadir, merupakan ungkapan rasa syukur karena Pemilihan Bupati (Pilbup) Gresik 2010 berlangsung aman. Meski harus dilanjutkan dengan coblos ulang, situasinya tetap aman dan terkendali.
"(Parsel) ini adalah wujud rasa syukur atas pelaksanaan Pilbup Gresik 2010 yang berlangsung aman," katanya. Rasa syukur itu juga ditujukan atas kemenangan pasangan Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ).
Puluhan parsel dengan isi kambing tersebut dibagikan kepada anggota tim sukses pasangan SQ yang berada di wilayah utara Gresik. Yaitu, di Kecamatan Bungah, Sidayu, Panceng, Dukun, dan Ujungpangkah. (yad/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Rabu, 08 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=154332

Selasa, 07 September 2010

Tradisi Gresik Menjelang Idul Fithri Lelang Bandeng

GRESIK - Pemkab Gresik kembali mengadakan tradisi lelang bandeng. Semula, tradisi tahunan itu dijadwalkan berlangsung rabu besok (8/9). Karena berkaitan dengan penetapan Idul Fitri, pelaksanaan lelang bandeng dimajukan hari ini selasa (7/9).
Ada enam bandeng kawak (besar, Red) yang bakal dilelang dalam budaya tahunan menjelang akhir Ramadan itu. Belum diketahui besar dan beratnya bandeng kawak yang bakal dilelang tersebut. ''Bandeng-bandeng itu masih belum dientas pemiliknya,'' jelas Syamsul Arifin, panitia Lelang Bandeng Gresik, kemarin (6/9).
Bandeng kawak yang bakal dilelang tahun ini adalah milik Sirajul Munir. yang merupakan petambak asli Desa Tanjung Wedero, Kecamatan Bungah. Selama ini, Tanjung Wedero dikenal sebagai daerah Pulau Mengare, yaitu penghasil bandeng terbesar dengan kualitas terbaik Gresik. Sementara itu, bandeng maskot yang bakal dilelang adalah milik Askur, petambak asal Kecamatan Ujungpangkah.
Lelang bandeng tersebut juga dimeriahkan pasar bandeng di sepanjang Jalan H Samanhudi, depan Pasar Gresik. Ratusan pedagang bandeng akan menggelar dagangannya di sana. (yad/c5/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 07 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=154158

Husnul Huluq_Musyaffa’ Noer Belum Menyerah Lapor Pemprov, Beberkan Pelanggaran Sambari-Qosim

GRESIK - Para pendukung pasangan Husnul Khuluq-Musyaffa' Noer (Humas) belum benar-benar menyerah. Mereka masih mempersoalkan kekalahan pasangan tersebut oleh pasangan Sambari Halim-Mohammad Qosim (SQ) dalam coblos ulang pilbup pada 8 Agustus lalu.
Upaya terakhir yang mereka lakukan untuk menggagalkan kemenangan SQ adalah dengan mengirimkan laporan kepada Pemprov Jawa Timur soal pelanggaran yang dilakukan pasangan tersebut. Pengirim laporan itu adalah FKB (Fraksi Kebangkitan Bangsa) bersama fraksi pendukung Humas di dewan.
Harapannya, pemprov mengevaluasi laporan tersebut. ''Kami minta pemprov mempertimbangkan lagi keabsahan kemenangan mereka (SQ)," kata ketua FKB Chumaidi Maun kemarin (6/9).
Berbagai cara dilakukan kubu Humas untuk menggagalkan kemenangan SQ. Sepertinya, mereka belum bisa menerima kenyataan dikalahkan lewat coblos ulang. Sebab, sebelumnya mereka memenangi pilbup lewat coblosan pada 26 Mei.
Kemenangan yang sudah berada di tangan itu lepas lagi karena MK memerintahkan coblos ulang. Perintah tersebut dikeluarkan setelah MK menerima gugatan yang diajukan pasangan SQ.
Sebelumnya, kubu Humas mencoba menggagalkan kemenangan SQ lewat sidang paripurna. Caranya, menghambat pengiriman SK KPU tentang penetapan pemenang pilbup.
Namun, upaya tersebut kandas. Hasil sidang paripurna tetap memutuskan untuk mengirimkan SK KPU tersebut ke pemprov untuk diteruskan ke kemendagri. Karena itulah, Humas kini mengejar ke pemprov lewat cara tersebut.
Sementara itu, setelah ada kepastian pelantikan bupati dan wabup terpilih, kini berkembang kasak-kusuk mengenai sosok pejabat Sekkab nanti. Di kubu SQ sudah muncul beberapa nama. Sebagian besar merupakan wajah baru. Mereka, antara lain, Hari Sucipto (mantan Kadishub yang saat ini staf ahli bupati), Tugas Husni (kepala Dinas PU), dan Agus Mulyono (saat ini kepala Dishub). Ada juga nama lawas. Salah satunya, M. Najikh yang saat ini menjadi Plt Sekkab sekaligus Plt Bupati.
Nama lain yang muncul adalah Kepala Bappeda M. Najib dan Kepala Inspektorat Bambang Sugati. "Itu nama-nama yang memang sudah muncul," kata salah seorang sumber di internal SQ.
Hanya, mencuatnya nama-nama itu masih mengundang kontroversi di internal SQ sendiri. Sebab, ternyata sebagian nama yang diusung itu dianggap sebagai bagian dari rezim lawas. Apalagi, sudah menjadi rahasia umum bahwa rezim pemkab pada era Robbach Ma'sum merupakan ''musuh'' SQ.
Cawabup terpilih M. Qosim enggan berkomentar banyak soal itu. Dia menilai, bursa Sekkab masih terlalu dini untuk dibicarakan. "Waduh Mas, terlalu berat pertanyaannya. Kami belum bisa menjawab," kata Qosim.
Dia menegaskan, dirinya maupun Sambari belum membicarakan sedikit pun soal itu. Kalaupun saat ini bursa tersebut mulai memanas, itu di luar mereka. "Hal yang wajar," katanya.
Saat ini pasangan SQ tinggal menunggu pelantikan. Itu terjadi seiring dengan penetapan duet SQ sebagai bupati-wakil bupati terpilih. Penetapan tersebut tertera dalam SK KPU 121/Kpts/KPU Gresik-014.329707/2010 yang disetujui DPRD. (ris/c13/ruk)
Jawa Pos_Metropolis [ Selasa, 07 September 2010 ]
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=154162